PIRU, Siwalimanews – Jalan Lintas Seram yang menghubungkan sejumlah kecamatan dengan ibu kota Kabupaten Seram Bagian Barat, Kamis (31/3) dinihari, ambles.

Ruas jalan yang menghubungkan Kecamatan Kairatu Barat dan Kairatu serta Kota Piru, Kabupaten Seram Bagian Barat, putus Kamis pada sekitar pukul 02.30 WIT, akibat hujan deras yang mengguyur sejak Rabu (30/3) malam, hingga Kamis dininari.

Akibatnya, arus transportasi darat dari dan ke wilayah itu sempat lumpuh total.

Lokasi putusnya jalan tersebut di Desa Nuruwe, Kecamatan Kairatu Barat, akibat derasnya hujan yang mengakibatkan kali mati Kelewenang jebol dan drainase tidak mampu menahan debit air yang deras sehingga mengakibat jalan putus.

Menurut salah satu warga, Albert Matital kepada Siwalima, Kamis (31/3) mengungkapkan, peristiwa jembatan putus ini terjadi dengan tiba-tiba saat hujan deras.

Baca Juga: PPKB Ambon Raih Dua Penghargaan

Ambruknya jalan ini juga kemungkinan karena galian selokan sehingga terkikis air.

“Terkikisanya air karena wilayah di Nuruwe ini tanahnya labil sehingga mengakibatkan jalan tersbut patah,” tuturnya.

Dikatakan, saat jalan putus masyarakat Nuruwe langsung menghubungi pihak Balai Jalan melaporkan hal tersebut. Bahkan meminta pihak Balai Jalan untuk segera mengambil tindakan agar jalan tersebut dapat dilalui.

Selain itu, Frangky Tukange meminta, kepapa Balai Jalan untuk melakukan tindakan sementara dan perbaikan, agar jalur jalan trans Seram yang menghubungkan dua Kecamatan dan Kota Piru ini dapat beraktivitas seperti biasanya.

Dijelaskan, runtuhnya jalan tersebut akibat hujan deras dan derasnya air dari kali mati sehingga mengikis bahu jalan yang saat ini diperbiaki untuk saluran air. Akibat dari galian selokan atau drainase untuk pembuangan air ke laut dibiarkan begitu saja, sehingga membuat jalan itu runtuh dan membuat kemacetan sepanjang satu kilometer menuju Kairatu dan Kota Piru.

“Atas inseden ambruknya jalan, sehingga kendaraan roda embat dan roda dua harus mengambil jalan pintas. Itupun jalan tersebut tidak layak untuk dilalaui karena becek,” tuturnya.

Bupati Tinjau
Atas ambruknya jalan tersebut, Bupati Timotius Akerina didampingi Kapolres AKBP Denny Andreas Dharmawan meninjau langsung lokasi. Hal ini guna mencari solusi terbaik, sehingga aktivitas masyarakat dapat berjalan normal.

Pantauan Siwalima, selain Bupati dan Forkopimda meninjau lokasi jalan putus, juga terlihat salah satu staf perwakilan Balai Jalan dan Jembatan Provinsi Maluku.

Bupati kemudian berdialog untuk mencari solusi terbaik dalam menyelesaikan kondisi jalan tersebut.
Pekerjaan jalan putus dan lainnya akan diselesaikan oleh pihak Balai, sementara pemerintah daerah akan memperbaiki saluran drainase khususnya sekitar hutan gundul wilayah Nuruwe.

Bupati menegaskan, terkait dengan bencana khususnya jalan putus ini merupakan tanggungjawab bersama pemerintah daerah dan Balai Jalan dan Jembatan Pemprov Maluku, dan tentu ada kerja sama yang baik serta tidak menyalahkan satu sama lain.

“Seng perlu lagi dipermasalahkan, jalan su bagini marilah katong kerja apa yang katong lakukan. Kita lakukan jalan ini memang seng pernah diantisipasi selama ini karena setiap saat sering kebanjiran. Jadi tidak usah lagi dipermasalahkan subagini mari katong kerja,” tutur bupati.

Bupati mengungkapkan, koordinasi sangatlah penting. Sebab dengan saling dukangan dari Balai dan pemerintah daerah maka semua pasti berjalan dengan baik.

Selain jalan putus, bupati juga memberikan contoh, jalan Trans Seram yang menghubungkan Kecamatan Kairatu Barat dan Kota Piru semuanya hampir rusak dan berpotensi longsor.

Karena itu, ia meminta pihak Balai Jalan serius memperhatikan jalan-jalan tersebut yang terancam putus.

“Padahal anggaran pemliharaan Jalan yang dikucurkan sangat jelas dan dananya tetap ada, dan ada anggarannya, kenapa jalan tidak diperhatikan dengan baik. Lebih baik diperbaiki dari sekarang dari pada menunggu longsor,” cetusnya.

Jembatan Darurat
Sementara itu, Kasatker PJN Wilayah I Maluku Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Maluku, Win Talaohu yang dikonfirmasi Siwalima melalui telepon seluler Kamis (31/3) mengatakan, kejadian putusnya jalan disebabkan oleh kegiatan normalisasi saluran yang dilakukan tanpa adanya koordinasi dengan pihak Balai Jalan.

Sehingga mengakibatkan gorong-gorongnya amblas, karena tergerus oleh banjir yang melalui dimensi saluran yang telah dinormalisasi lebih besar dari penumpang gorong-gorong.

Untuk tindakan saat ini, katanya, pihak Balai Jalan sudah menyiapkan tim lapangan, alat berat dan pekerja untuk melakukan pembangunan kembali gorong-gorong tersebut.
Ia mengakui, saat ini sementara disiapkan jalan daruran sebagai akses pengguna jalan pada ruas jalan tersebut.

“Rambu pemberitahuan kata Talaohu juga sudah disiapkan sebagai bagian dari manajemen keselamatan lalu lintas. (S-18/S-21)