Jasa tak Dibayar, Dokter Spesialis RS Haulussy Mogok Kerja
AMBON, Siwalimanews – Terhitung sudah tiga tahun sejak 2020 hingga saat ini, sejumlah dokter spesialis di RS Haulussy Ambon belum mendapatkan hak-hak mereka termasuk jasa medis.
Alhasil para dokter spesialis RS Haulussy mengambil keputusan melakukan aksi mogok kerja.
Tindakan mogok kerja ini dilakukan sebagai bentuk kekecewaan akibat Pemerintah Provinsi Maluku terkesan tutup mata, dimana hak-hak jasa mereka tidak dibayarkan.
“Dokter spesialis di rumah sakit Haulussy sudah sangat kecewa dengan sikap Pemprov dan Direktur, kok sudah 3 tahun dokter spesialis belum menerima pembayaran jasa,” ujar salah satu sumber di RS Haulussy kepada Siwalima di Ambon, Kamis (27/7).
Sumber yang meminta namanya tak dikorankan ini mengungkapkan, kekecewaan karena jasa-jasa mereka sejak dari tahun 2020 sampai dengan sekarang belum dibayarkan, sehingga, aksi mogok kerja dilakukan.
Baca Juga: Pangdam: Gunakan Hak Politik Secara BaikSikap mogok ini, lanjut sumber itu, dilakukan terhitung Kamis (27/7) sampai Sekda Maluku, Sadli Ie merespon sikap mereka dan membayar jasa-jasa mereka.
“Jadi dokter spesialis ini dokter ahli dalam, dokter ahli paru pokoknya dokter spesialis mereka kecewa dan lakukan aksi mogok,” ujarnya.
Pelayanan emergency saja yang akan dilakukan, tetapi yang lainnya tidak dilakukan, sampai ada sikap tegas dari Pemprov Maluku dan Direktur RS Haulussy untuk membayar jasa-jasa dokter.
Sementara itu, Sekda Maluku, Sadli Ie yang dikonfirmasi Siwalima melalui telepon selulernya maupun pesan whatsappnya, Kamis (27/7) namun tidak direspon. Begitu juga dengan Direktur RS Haulussy Nazaruddin yang dihubungi namun tidak direspon.
Terancam
Seperti diberitakan sebelumnya, RS Haulussy Ambon terancam tak miliki tenaga dokter spesialis yang akan mengabdi di rumah sakit tersebut.
Pasalnya, para dokter spesialis yang bekerja di rumah sakit plat merah ini mengancam akan mengundurkan diri dari rumah sakit itu.
Ancaman pengunduran diri para dokter spesialis ini diungkapkan Ketua Komisi I DPRD Provinsi Maluku Amir Rumra kepada wartawan di ruang kerjanya, Rabu (23/11).
Rumra mengaku, pihaknya telah mendapatkan keluhan terkait dengan berbagai persoalan yang terjadi di RSUD Haulussy, termasuk masalah pembayaran jasa medis, yang mengakibatkan para tenaga dokter spesialis mengancam mundur.
Sebagai wakil rakyat, pihaknya sangat menyayangkan persoalan yang terjadi di manajemen RSUD, yang menyebabkan ketidaknyamanan dokter spesialis dalam bekerja, padahal masyarakat Maluku sangat membutuhkan tenaga mereka.
“Kami sayangkan persoalan di RSUD Haulussy yang menyebabkan semua dokter spesialis menyatakan kesiapan mereka mengundurkan diri,” ujar Rumra.
Menurutnya, Pemerintah Provinsi Maluku tidak boleh menutup mata dengan persoalan di RSUD Haulussy, sebab kesehatan merupakan pelayanan dasar, yang mestinya dijamin oleh pemerintah, sebab banyak masyarakat yang sakit harus keluar ke daerah lain, karena tidak ada dokter dengan biaya yang cukup besar.
Pemerintah Provinsi Maluku juga seharusnya melakukan identifikasi terhadap carut marut persoalan di RSUD, yang menyebabkan dokter spesialis mengancam mundur, bukan sebaliknya membiarkan persoalan ini terkatung-katung.
“Jika ancaman tenaga dokter spesialis benar-benar dilakukan, maka masyarakat yang akan menjadi korban, karena tidak dapat berobat dengan baik,” ucap Rumra.
Untuk itu, Rumra berharap, Komisi IV dan Dinas Kesehatan untuk duduk bersama membicarakan persoalan ini, agar tenaga dokter spesialis tidak lagi mengundurkan diri dan sebaliknya melakukan tugas dengan baik. (S-20)
Tinggalkan Balasan