BULA, Siwalimanews – Tidak hanya Kota Ambon yang jumlah penderita HIV dan AIDS banyak, tetapi sudah menye­bar.

Kini virus mematikan itu sudah menyebar ke kabupaten kota terdekat. Dalam dua tahun terakhir Pemda Seram Bagian Timur berhasil mendeteksi sedikitnya 18 orang yang terpapar HIV dan AIDS.

Kepala Sub koordinator P2M Dinas Kesehatan Kabupaten Seram Bagian Timur, La Ludin menjelaskan di tahun 2023 sampai awal tahun 2024 ini pihaknya sudah mendeteksi virus menular ke belasan orang.

Dirincikan untuk kasus HIV di tahun 2023, dilaporkan 15 orang terpapar yang terdiri dari 8 orang laki-laki dan 7 perempuan. Se­dangkan untuk kasus AIDS 1 orang perempuan.

“Sementara di tahun 2024 untuk kasus HIV ada 2 orang terpapar masing-masing satu laki-laki dan satu orang perempuan,” terang Ludin kepada siwalima di ruang kerjanya, Selasa (5/3).

Baca Juga: Tingginya Harga Makanan Picu Inflasi di Maluku

Dijelaskan penyakit menular ini secara kronologisnya pertama ada di SBT pada tahun 2006.

“Itu juga berawal dari pramusaji karyawan-karyawan yang bekerja di cafe di Kota Bula,” ungkapnya.

Ia mengungkapkan keprihatinan karena penyakit ini ada di tengah masyarakat, lingkungan keluarga.

“Lingkungan keluarga, ibu hamil, ibu-ibu yang ada di lingkungan keluarga sudah terinfeksi virus HIV,” ungkapnya.

Guna memberantasnya perlu kerja sama lintas sektor dan dinas sendiri sudah mempunyai program sejak tahun 2006 sampai saat ini.

Kendala yang dihadapi di lapangan khusus pekerja kafe yang tidak memiliki ikatan kerja. Pihaknya sangat sulit melakukan screening karena tidak memiliki ikatan dengan bos café.

“Jadi kapan mereka datang dan kapan dia pulang, itu tidak ada ikatan kerjanya dengan pemilik cafe atau bosnya, sehingga belum kami screening orangnya sudah pulang atau waktu mereka datang, kami belum screening mereka sudah bekerja,” kesalnya.

Untuk itu ia berharap Dinas Pelaya­nan Terpadu Satu Pintu bisa mem­bantu dalam hal ini perketat pemberian izin kerja bagi karyawan café. Dan bagi karyawan yang akan bekerja di café sudah harus di screening

Ia juga berharap bantuan dari lembaga swadaya masyarakat maupun organisasi profesi lainnya untuk membantu kami mengedukasi memberikan in­formasi juga kepada masyarakat  tentang HIV/AIDS.

“Penyakit itu ada obatnya. Mamang penyembuhannya sedikit lama tetapi ada obatnya, sehingga ketika ada penderita paling tidak bisa segera ke pelayanan puskesmas ataupun rumah sakit untuk bisa dilakukan penanganan,” pintanya.(S-27)