AMBON, Siwalimanews – Guru SMUN 4 Ambon, Roymon Lemosol menjuarai lomba cipta puisi di group facebook dalam rangka Hari Puisi Indonesia tahun 2020.

Lemosol berhasil meraih juara satu lomba cipta puisi di group facebook dengan menyisihkan 527 penyair di seluruh Indonesia dengan 823 karya yang terkumpul.

Lomba cipta puisi dalam rangka Hari Puisi Indonesia tahun 2020 itu dibuka sejak 26 Juli sampai dengan 16 September 2020 dan diumumkan langsung dalam acara Puncak Perayaan Hari Puisi Indonesia Anugerah Hari Puisi Indonesia 2020, Minggu (20/12).

Adapun 10 nominasi lomba cipta puisi adalah Merah Putih di Bumbungan Rumah karya Budi Setiawan, Bertandang ke Karang Anjog dan Dukuh Paruh karya Edi Pranata PNP, Ladang Tua dan Hutan yang Terbakar di Matanya karya John FS Pane, Korespondensi karya Kurnia Efendi, Pulang ke Rahim Hair karya Mezra E Pellondou, Labirin Menuju Pulaumu karya Nanang Supriyatin, Lukisan Batik Indonesia karya Norham Abdul Wahab, Pelajaran Dari Hutan Sagu karya Roymon Lemosol, Di Pura Agung Giri Natha Semarang karya Wayan Jengki Sunarta dan Bhineka Tunggal Ika karya Yuditeha.

Sementara untuk enam juara terbaik masing-masing, juara satu diraih oleh Roymon Lemosol disusul juara II diraih oleh Budi Setiawan dan juara III diraih oleh Edi Pranata PNP. Kemudian juara favorit I diraih oleh John FS Pane, favorit II diraih oleh Nanang Supriyatin dan juara favorite III diraih oleh Wayan Jengki Sunarta.

Baca Juga: Gonga : Tak Zaman Lagi Saling Menjatuhkan

Kepada Siwalima, Lemosol mengaku tak menyangka akan meraih juara pada lomba cipta puisi di group facebook dalam rangka Hari Puisi tahun 2020.

“Saya termasuk baru dan tidak menyangka. Kan jurinya dua tahap. Tahap pertama itu menetapkan 50 puisi untuk dibukukan. Itu nama saya juga masuk, tapi saya pikir tidak lolos, karena saya sadar saya ini siapa. Yang lain ini kan orang yang sudah terbit 20 buku lebih. Bahkan sudah dapat penghargaan. Jadi saya cuma berharap sampai situ. Ternyata saat membaca sepuluh nominasi, nama saya juga ada lalu saya pikir cuma sampai di sepuluh besar saja karena semuanya senior diatas saya. Tapi saya tidak menyangka bisa mendapat juara satu,” terangnya, melalui telepon selulernya, Selasa (22/12).

Lemosol yang adalah guru bidang studi Bahasa Indonesia menuturkan, jika dirinya sudah banyak menulis. “Iya. Memang saya banyak menulis, tapi saya fokus kearifan lokal, baik tentang sagu, cengkeh, pala, laut, budaya, sasi dan segala macam,” katanya.

Ia pun membagikan pengalamannya bahwa pernah baca puisi di Konvensi Penyiar Dunia Malaysia.

“Itu saya tulis tentang Binaiya kemudian tahun 2018 pernah meraih anugerah puisi pilihan gerakan 1000 guru Asean. Itu 1000 penulis guru dan dosen yang ikut. Saya tidak terlalu bangga soal itu, karena banyak peserta guru yang bukan penyair. Jadi saya tidak merasa ada persaingan begitu. Tapi kalau kali ini memang semuanya penyair,” katanya.

Kendati meraih juara satu namun ia tidak dapat menghadiri penganugrahan tersebut. “Saya tidak berangkat karena terlambat dapat informasi, jadi terlambat rapid tes. Hasil rapid tes sudah keluar namun waktunya tidak bisa. Jadi Beta nonton live di rumah. Padahal saya nama keluar, saya kaget. Efeknya luar biasa karena itu ajang tertinggi penyair,” katanya. (S-16)