AMBON, Siwalimanews – Gereja Protestan Maluku diminta untuk melaksanakan amanat misi damai sejahtera, sambil menumbuhkan pengharapan yang kuat dalam hidup, serta memperkuat gereja melalui peran nyata umat, dalam mendukung setiap bentuk amanat pelayanan gereja, sambil tetap memperkuat masyarakat untuk memenuhi kewajiban dan hak demokrasinya ditengah arus perubahan demokrasi lokal maupun nasional.

Untuk itu, walaupun ditengah dinamika perkembangan dan perubahan zaman, GPM harus bisa menjawab tantangan era baru, yakni era digitalisasi melalui strategi pemberitaan injil diatas dasar kebenaran dan perilaku etis injili itu sendiri, supaya keutuhan dan keharmonisan hidup antar masyarakat dan antar umat beragama, tidak retak karena hoax dan ujaran kebencian.

Hal itu disampaikan Sekretaris MPH Sinode GPM Pendeta NY L Bakarbessy/R saat membuka sidang ke-47 Klasis GPM Kota Ambon yang berlangsung di Gedung Gereja Nafiri Sion Jemaat GPM Naviri SION Batu Gajah, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, Minggu (26/2) kemarin.

Sidang yang berlangsung dibawah soritan tema Beritakanlah Rahmat Tuhan Telah Datang dan Kerjakanlah Keselamatan serta sub tema Memperkuat Gereja dan Pembangunan Demokrasi serta Hidup Bersama yang Berkelanjutan Titengah Perubahan Zaman itu, sehingga GPM harus melaksanakan amanat misi damai sejahtera serta bisa menjawab tantangan era digitalisasi.

“Disatu sisi, juga ini sebagai bentuk respon gereja atas kebutuhan internal dan tantangan eksternal. Itu sebabnya, kami perlu mengingatkan kita semua, dalam sidang ini agar menjadikan data sebagai basis analisis kebutuhan pelayanan gereja, sebab itu penting untuk menyusun dokumen perencanaan baru melalui Piprit 2025 -2035,” ujarnya.

Baca Juga: Pembangunan Jembatan Bantu Tingkatkan Perekonomian

Selain itu kata Pendeta Bakarbessy, perlu ditingkatkan fungsi pengawasan dan pembinaan terhadap semua bentuk pelayanan gereja dengan memaksimalkan peran badan pembantu pelayanan di klasis dan jemaat-jemaat, serta beberapa langkah strategi untuk mengorganisasi potensi warga gereja, guna membantu program pengembangan di jemaat-jemaat, terutama pada sektor pendidikan, ekonomi, pengawasan dan pembinaan internal terhadap manajemen program dan keuangan gereja, harus dijadikan prioritas kepemimpinan dan pelayanan di jemaat klasis dan sinode.

Jika ini dilaksanakan secara baik, maka dapat menumbuhkan rasa memiliki dan rasa keterpanggilan terhadap misi Tuhan di gereja ini

“Terkait dengan tanggung jawab jemaat-jemaat kepada GPM. Kota Ambon memiliki catatan yang harus diperhatikan, untuk dapat diselesaikan didalam doa dan harapan sebagai bukti dukungan jemaat-jemaat di klasis dan di sinode untuk lebih cermat tetapi juga peduli terhadap gereja, dan  sebagai bentuk persiapan gereja mengantisipasi perubahan konsterasi ekonomi nasional dan global, serta komitmen untuk memelihara ekosistem melalui usaha ekonomi yang ramah lingkungan,” ucapnya.

Pada kesempatan itu Pendeta Bakarbessy juga minta, agar galakan partisipasi bersama gereja di seluruh pelosok Maluku, hindari pemahaman sempit, unit sentrisme, sektoralisme, jemaat sentrisme dan hiduplah dalam kesatuan satu dengan lain, sesuai fungsi yang dikaruniakan Allah kepada umatnya.

“Selain itu, pelayanan kita harus ditingkatkan dalam kesadaran sebagai bentuk kepedulian, terutama bagi saudara-saudara kita yang kaum difabel, karena mereka bisa memberi kontribusi positif bagi tugas misi injil Kristus dalam aspek yang luas dan terbuka. Sebab itu, Gereja harus melayani mereka. Gereja harus menjadi gereja yang ramah anak, ramah pada kelompok inklusi dan melawan tindak pelecehan seksual dalam segala bentuknya terhadap anak dan perempuan yang semakin hari semakin merajalela,” pintanya.

Sementara itu, Ketua Klasis GPM Kota Ambon Pendeta N J Rutumalessy menambahkan, mencermati setiap perkembangan dan perubahan yang terjadi saat ini, maka disadari sungguh, bahwa tugas dan tanggung jawab kesaksian dan pelayanan yang harus dilaksanakan oleh segenap aparatur gereja tidak akan pernah selesai.

Persoalan dan tantangan itu akan selalu ada dan karena itu, umat dituntut untuk selalu siuman dan tanggap menghadapi semua perubahan dimaksud.

“Agar kita tidak tertinggal setelah dapat terus berbenah untuk menyelesaikan satu berikut yang lain dengan pertolongan Roh Kudus dengan pertolongan Tuhan dan dukungan serta kerjasama semua pihak  baik ditingkat Klasis maupun di jemaat,” ujarnya.

Pembenahan dimaksud kata Rutumalessy, baik dari aspek kapasitas sumber daya pelaksanaan pelayanan sistem dan mekanisme perencanaan maupun manajemen pengelolaan anggaran yang efisien dan akuntabel, serta yang tidak bisa diabaikan, adalah juga kapasitas spiritual, spiritualitas dari segenap umat yang tercermin pada aspek ketaatan kesetiaan dan penyerahan diri kepada Allah yang mempunyai pekerjaan ini untuk memasuki pergumulan pelayanan di tahun 2023 ini atau beberapa hal yang harus disebutkan sebagai pekerjaan rumah yang masih harus mendapat perhatian dan penanganan bersama.

Pada kesempatan itu, Ketua Panitia Penyelanggara Sidang Rycko Alfons dalam laporannya menuturkan, peserta yang mengikuti persidangan ke-47 Klasis GPM Kota Ambon ini berjumlah 157 orang yang terdiri dari peserta biasa 84 orang,  peserta luar biasa 73 orang yang berasal dari Majelis Pekerja Klasis Kota Ambon dan utusan dari Jemaat-jemaat di lingkup pelayanan  Klasis GPM Kota Ambon.(S-25)