Gerindra Kecam Pemprov, SMI tak Mampu Pulihkan Ekonomi
AMBON, Siwalimanews – Pemerintah Provinsi Maluku mendapat kecaman keras dari Fraksi Gerindra DPRD Maluku dalam rapat paripurna penyampaian kata akhir fraksi terhadap Laporan Pertanggungjawaban Gubernur Maluku tahun 2021 Senin (29/8).
Fraksi Gerindra menilai pinjaman sebesar Rp 700 miliar dari PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) tidak dapat menjawab berbagai macam persolaan terutama pemulihan ekonomi di Maluku.
Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD Maluku, Andi Munaswir dalam rangka penyampaian kata akhir fraksi terhadap Laporan Pertanggungjawaban Gubernur Maluku tahun 2021 mengatakan, kebijakan Pemerintah Provinsi Maluku dalam program pinjaman PT Sarana Multi Infrastruktur ternyata oleh pemerintah pusat ditengah pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia sejak awal diharapakan dapat membantu pemulihan ekonomi nasional.
Namun, sayangnya pinjaman dana dengan nilai fantastis tersebut tidak berdampak terhadap pemulihan ekonomi nasional di Maluku. Hal ini dikarenakan, pengunaan pinjaman dana SMI tidak dilakukan dengan perencanaan yang baik oleh Pemerintah Provinsi Maluku, akhirnya program-program yang direalisasikan juga tidak mampu menjadi solusi.
Menurut Gerindra, penggunaan pinjaman dana SMI tidak melalui mekanisme perencanaan yang baik, sehingga penempatan program-program yang direalisasikan tidak mampu menjadi solusi pemulihan ekonomi nasional.
Baca Juga: Empat Fraksi DPRD SBB Tolak LPJ APBD Tahun 2021Tak hanya itu, kehadiran dana ratusan milyar itu juga tidak menjadi solusi dalam mengatasi keterisolasian daerah-daerah di Maluku dari sektor infrastruktur jalan, sebab sampai dengan saat ini masih banyak daerah-daerah yang terisolasi.
“Khususnya di daerah pegunungan, sampai saat ini belum merasakan pembangunan dari adanya pinjaman dana 700 miliaran oleh Gubernur, Murad Ismail dengan jajarannya tersebut. Karena itu, Gerindra berharap Pemerintah Provinsi Maluku harus mengutamakan proses perencanaan yang matang dengan melibatkan DPRD sebagai lembaga perwakilan rakyat,” tandas Munaswir.
Kekesalam Munswir jelas membuktikan kalau peminjaman dana tersebut tanpa melalui mekanisme persetujuan DPRD Provinsi Maluku.
Untuk diketahui, rapat paripurna DPRD Provinsi Maluku dalam rangka penyampaian kata akhir fraksi terhadap Laporan Pertanggungjawaban Gubernur Maluku tahun 2021 yang dipimpin Wakil Ketua Aziz Sangkala dan dihadiri langsung Wakil Gubernur Maluku Barnabas Orno.
Revitalisasi APBD
Sementara itu, Fraksi Partai Golkar menyentil soal ketidakmampuan Pemerintah Provinsi Maluku dalam merevitalisasi kebijakan yang berpotensi terhadap penuntasan masalah kemiskinan.
Golkar menilai pemerintah belum mampu mengeluarkan masyarakat Maluku dari lembah kemiskinan. Kebijakan pemerintah daerah kedepannya harus lebih memprioritaskan penyelesaian persoalan pada sektor pendidikan dan kesehatan yang selama ini begitu sulit diperoleh masyarakat di wilayah terpencil.
“Fraksi Golkar meminta agar ditahun mendatang pemerintah daerah mampu merevitalisasi kebijakan yang lebih pro terhadap kemiskinan terutama pada kebijakan yang terkait dengan persolaan dasar pada sektor pendidikan dan kesehatan,” tegas Ketua Fraksi Golkar DPRD Maluku, Anos Yeremias.
Golkar menilai menilai kemiskinan di Maluku hingga saat ini menjadi persoalan yang belum terpecahkan. Salah satu penyebab dari tingkat kemiskinan yang belum dapat diturunkan oleh Pemerintah Provinsi Maluku dikarenakan intervensi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tahun 2021 belum menunjukan keberpihakan bagi penuntasan kemiskinan.
“Intervensi APBD yanun 2021 belum menunjukkan keberpihakan pada penuntasan kemiskinan,” kata Golkar.
Akibat dari tidak adanya intervensi anggaran maka beberapa daerah di Provinsi Maluku hingga saat ini masih dikategorikan sebagai daerah dengan tingkat kemiskinan ekstrim oleh BPS.
Daerah-daerah tersebut diantaranya Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Kabupaten Maluku Barat Daya dan Kabupaten Kepulauan Aru padahal dari sisi sumber daya alam sangat melimpah. (S-20)
Tinggalkan Balasan