MASOHI, Siwalimanews – DPRD Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) memastikan akan segera meninjau  Dusun Walomatan, Negeri Telutih Baru, Kecamatan Tehoru guna melihat kondisi masyarakat setempat.

Ketua Komisi IV DPRD Malteng Arman Mualo, mengatakan, kunju­ngan yang dilakukan pihaknya itu untuk memastikan informasi serta untuk menghimpun data agar dapat ditindaklanjuti pemerintah kabupa­ten, sehingga pemenuhan kebutu­han dasar masyarakat di dusun itu dapat segera ditindaklanjuti.

“Dalam waktu dekat saya selaku Ketua Komisi IV, akan berkunjung kesana dan akan meninjau langsung kondisi yang ada di sana sehingga saya akan usulkan kebutuhan dasar apa yang paling prioritas untuk di­per­juangkan,” tandas Mualo.

Ketua DPD PKS Kabupaten Maluku Tengah itu mengaku priha­tin jika ada masyarakat yang masih hidup dalam kondisi terisolir serta minim kebutuhan dasar.

“Tentu kami sangat prihatin de­ngan berita yang memuat dan mengungkapkan fakta ada saudara kita yang hidup dalam situasi yang kurang menguntungkan di era saat ini, terutama mereka yang sebenar­nya dapat dijangkau, karenanya dijamin akan segera turun ke Dusun Walomatan untuk dapat melihat dari dekat kondisi masyarakat di wilayah itu,” ujarnya.

Baca Juga: Kapal Siwalima Terlantar

Mualo menolak mempermasalah siapapun untuk menanggapi masa­lah ini. Sebab sikap bijak yang di­ambil, kata dia, adalah mencari solusi untuk mengatasi keluhan warga Dusun Walomatan.

“Saya kira tidak bijak kita mencari kambing hitam lagi dari masalah ini. Bagi kami kita harus sama-sama mencari solusi menangani keluhan masyarakat saat ini. Karenanya, kami berharap nantinya data dan infor­masi yang akan kami peroleh saat turun ke lokasi nanti dapat diper­juangkan untuk dapat memenuhi dan mengatasi keluhan dan kebu­tuhan warga di Dusun  Walomatan,” tukasnya.

Sebelumnya diberitakan, Peme­rintah Kabupaten Malteng diminta untuk tidak tutup mata dengan kondisi masyarakat Dusun Walo­matan, Negeri Telutih Baru, Keca­matan Tehoru, yang sangat mem­prihatinkan.

Kepada Siwalima, Kepala Dusun Walomatan, Antoria Latumutuwane mengisahkan kondisi dusun yang dipimpinnya itu sangat mempriha­tin­kan dan tidak diperhatikan oleh pemerintah kabupaten.

“Di Dusun Walomatang ini ada 45 kepala keluarga, kondisi mereka sangat memprihatinkan, karena kebutuhan dasar masyarakat disini tidak diperhatikan pemerintah mi­salnya pendidikan, kesehatan mau­pun infrastruktur jalan yang masih sangat minim,” ujarnya, di Ambon, Sabtu (14/1).

Ia mengaku, sampai sekarang di Dusun Walomatan itu hanya ada PAUD dan itu juga menggunakan gedung yang sudah tidak layak digunakan karena dinding dan atap yang rusak sementara masyarakat yang harus bersekolah di tingkat SD dan SMP harus ke negeri induk sementara untuk SMA harus ke Negeri Hatu, yang harus ditempuh dengan jalan kaki sejauh 6 kilo. Apalagi kondisi jalannya yang balum pernah dihotmix.

“Kami sangat terbatas dengan buku-buku pelajaran padahal me­reka sangat membutuhkan buku-buku sebagai penunjang pembela­jaran. Minimal dibutuhkan adanya perpustakaan atau taman bacaan karena jika ada taman bacaan atau perpustakaan mini di Dusun Walo­matang maka tentunya akan menam­bah wawasan dan meningkatkan minat baca anak-anak usia sekolah,” katanya.

Kata dia, gedung yang digunakan saat ini untuk PAUD itu merupakan gedung satu-satunya yang ada di Dusun Walomatan, yang juga diper­untukan sebagai balai pertemuan, sehingga pihaknya juga membu­tuhkan sebuah gedung yang repre­sentatif untuk pengembangan kese­jahteraan masyarakat setempat.

Belum lagi kondisi kesehatan, kata Latumutuwane, sangat mempriha­tin­kan karena minimnya infra­struk­tur kesehatan bahkan untuk mem­peroleh pelayanan kesehatan saja  harus ke negeri induk tetapi di negeri induk juga fasilitasnya minim.

“Jika ada warga yang sakit dan membutuhkan penanganan yang cepat sangat sulit walaupun sudah ke negeri induk maupun ke negeri tetangga yakni Negeri Mosso ka­rena tidak ada ambulance jadi harus telepon ke kecamatan padahal itu jaraknya sekitar 30 kilo, namun kita juga sering terkendala dengan jari­ngan telkomsel dan listrik yang sering padam,” terangnya.

Kadus mengaku, masyarakat di Dusun Walomatan sangat terisolasi bahkan mau menjual hasil kebun saja sangat sulit karena kondisi infra­struktur jalan yang dan transportasi yang tidak memadai, apalagi disaat kondisi hujan pasti jalannya penuh lumpur.

“Yang terpenting adalah infra­struktur jalan masuk ke dusun yang kurang lebih 200 meter, supaya bisa membuka akses bagi masyarakat agar bisa menjual hasil panennya demi peningkatan kesejahteraan mereka,” harap Kadus.

Kadus mengatakan, selama ini tidak ada kepedulian dari pemerin­tah kabupaten bahkan sudah dua kali pemilihan bupati dan wakil bu­pati, 100 persen pasangan Abua Tua­sikal dan Marlatu Leleury me­nang namun mereka tidak mempe­dulikan kondisi masyarakat disini.

“Kami minta pemerintah kabupa­ten maupun provinsi dan pusat bisa membantu kami masyarakat di Dusun Walomatan agar kami tidak terisolasi. Kehidupan masyarakat sangat memprihatinkan sehingga kami sangat membutuhkan perhatian semua pihak,” pintanya. (S-08)