AMBON, Siwalimanews –  Spesimen dua WNA asal Jepang yang diduga terindikasi virus corona sampai saat ini masih tertahan di Ambon.

Pasalnya, dua maskapai penerbangan yang diminta untuk membawa spesimen kedua WNA ini yakni Lion Air dan Garuda Indonesia tujuan Ambon-Jakarta menolak membawanya.

“Spesimen dua WNA Jepang rencana mau dikirim lewat Lion Air penerbangan terakhir kemarin, tapi karena ada ketentuan atau aturan dari Lion Grup bahwa untuk sementara belum melakukan pengiriman untuk spesimen-spesimen dan lain sebagainya sampai menunggu ada disahkannya ketentuan dari Kemenhub,” ungkap Kadis Kesehatan Provinsi Maluku, Meikyal Pontoh kepada wartawan di Kantor Gubernur, Kamis (19/3).

Karena ditolak kata Pontoh, maka Dinas Kesehatan kemudian berupaya mengirimkan spesimen dengan menggunakan pesawat Garuda, namun lagi-lagi ditolak.

Maskapai penerbangan berplat merah itu menolak dengan alasan, box yang dipakai untuk membungkus spesimen tidak sesuai ketentuan atau persyaratan Garuda yang sesuai dengan  standar PBB, sedangkan dinas menggunakan standar WHO.

Baca Juga: Dinas Perumahan Bursel Biarkan Taman Kota tak Terurus

“Garuda juga ada terkendala dengan box, mereka mensyaratkan vaksin carier yang kita bawa itu atau tempat yang dipakai untuk kirim spesimen itu harus dikirim melalui box yang harus dibungkus lagi dengan box sesuai persyaratan Garuda. Tapi Garuda punya itu dia gunakan standar dari UN PBB, sementara kita punya vaksin carier itu sesuai standar WHO,” jelasnya.

Pada kesempatan itu, Pontoh juga mengaku belum dapat memastikan status dari dua WNA Jepang tersebut, apakah karena DBD atau pasien dalam pengawasan, karena spesimen mereka belum bisa dikirimkan.

“Kita belum pastikan, karena spesimen keduanya belum dikirim. Dua WNA ini masuk dengan keluhan gejala DBD,” ucapnya.

Sejauh ini, kata Pontoh, di Maluku terdapat tiga orang yang berstatus PDP (Pasien Dalam Pengawasan) dan satu orang lainnya berstatus (ODP) orang dalam pemantauan.

Saat ini, di RSUD dr M Haulussy terdapat 3 orang status pasien dalam pengawasan  atau yang sudah diisolasi, sedangkan 1 orang lagi dengan status orang dalam pemantauan atau mengisolasi diri di rumah.(S-39)