AMBON, Siwalimanews – Empat hari pasca tewasnya Welna Hattu, polisi belum juga bisa mengungkap pelaku penem­bakan di Saparua.

Welna Hattu, guru honorer pada SMA4 Porto-Haria, nyawanya tak bisa dise­lamatkan oleh paramedis dan di RSUD Saparua, pasca ditembak orang tak dikenal, Senin (15/5) lalu.

Korban lain yang selamat, Ronald Papilaya, tertembak pada waktu yang hampir bersamaan, di pipi kanan, dan saat ini masih dirawat di RSUD Saparua.

Menindaklanjuti lambannya polisi mengungkap kasus penembakan, DPRD Maluku akan memanggil pihak kepolisian baik Polresta Ambon maupun Polsek Saparua, guna mempertanyakan penanganan kasus penembakan di Saparua yang menewaskan Welna Hattu.

Komisi I DPRD Maluku menge­cam keras penembakan tersebut, sehingga dipastikan masuk reses ini pihaknya akan memangil Kapolresta maupun Polsek Saparua.

Baca Juga: Pempus Jadikan MBD Prioritas Pembangunan

“Nanti setelah masuk reses komisi I akan lakukan rapat untuk meng­undang pihak kepolisian baik Polda Maluku, Polresta maupun Polsek Saparua,” jelas Wakil Ketua Komisi I DPRD Maluku, Jantje Wenno kepada Siwalima melalui telepon selulernya, Kamis (18/5).

Kata Wenno, pemanggilan terse­but bertujuan untuk memper­tanyakan sejauhmana penanganan kasus penembakan misterius yang terjadi di wilayah hukum Polresta Pulau Ambon dan Pulau Lease.

Ditambahkan, penembakan yang menimbulkan korban jiwa meru­pakan bentuk teror yang menim­bulkan rasa ketakutan di tengah masyarakat sehingga harus dibe­rantas. Apalagi penembakan ini bukan pertama kali terjadi, sehingga perlu penanganan serius dari pihak kepolisian.

Dia juga meminta pihak kepolisian melibatkan intelejen agar dapat mendeteksi pelaku penembakan mistrius itu.

Usut Tuntas

Terpisah, praktisi hukum Gedion Batmamolin mendesak Polresta Ambon menuntaskan kasus penem­bakan di Saparua.

Dia menyesalkan penembakan mistrius kembali terjadi di wilayah Kabupaten Maluku Tengah. Karena itu, aparat kepolisian tidak boleh lamban menanggani karena hal ini membuat rasa ketakutan di tengah masyarakat.

Dia juga meminta, Polda Maluku untuk turut mengintervensi pena­nganan tersebut sehingga cepat ditangani, termasuk melibatkan pihak intelejen.

“Berdasarkan pengalaman bebe­rapa kasus penembakan di Maluku sangat lamban pemecahannya. Kami tidak tahu kelemahannya di mana, sehingga kasus ini sulit di sele­saikan.  Nah kami berharap Kapolda Maluku dan jajarannya bisa evaluasi kinerja bawahannya entah itu sumber daya manusianya atau sistem dalam penanganan kasus kasus seperti ini bisa cepat terselesaikan,” ujarnya saat diwa­wancarai Siwalima, Rabu (17/5).

Dia juga meminta aparat kepo­lisian memperketat intelijen di wilayah Kabupaten Maluku Tengah lebih khusus di Kecamatan Saparua Timur agar pelaku bisa ditangkap.

“Intelijen harus diperkuat di lokasi sehingga pelaku bisa ditahan dan diadili. Mengapa? Jika demikian kasus ini dibiarkan berlarut maka bisa saja ada lagi provokator yang masuk untuk memanasi warga,” ingatnya.

Dia juga meminta, Polda Maluku juga harus meningkatkan kapasitas dan kinerja Intelijen sehingga kedepanya kasus-kasus seperti ini cepat terselesaikan.

Ungkap Pelaku

Sebelumnya, Kapolda Maluku Irjen Lotharia Latif meminta jajarannya untuk mengusut tuntas kasus tersebut serta mengungkap dalang dibalik penembakan itu.

“Kami bertekad untuk meng­ungkap pelaku penembakan. Upaya penyelidikan yang dilakukan diharapkan dapat membawa keadilan bagi para korban dan masyarakat secara keseluruhan,” katanya.

Menghadapi situasi tersebut, Kapolda menghimbau tokoh-tokoh masyarakat dan seluruh warga untuk tetap menjaga ketenangan serta menghindari tindakan yang dapat memanas-manasi keadaan.

Ia juga menekankan pentingnya mendukung upaya menjaga stabi­litas dan keamanan wilayah.

“Kami mendorong tokoh-tokoh masyarakat untuk memberikan pernyataan yang menyejukkan serta menyuarakan kebijaksanaan dalam merespons insiden penembakan ini, dan jangan mudah untuk terpro­vokasi,” pintanya.

Di sisi lain, tambah kapolda, kasus tertembaknya dua warga ini meng­indikasikan masih ada sebagian masyarakat yang menyimpan senjata api, sisa-sisa peninggalan konflik tahun 1999 silam.

Hal ini juga dibuktikan dengan adanya penangkapan warga sipil di Kabupaten Seram Bagian Barat yang membawa senjata api. Juga adanya pengungkapan penyelun­dupan senjata api pada beberapa waktu lalu.

Tak hanya itu, perilaku masya­rakat yang suka berburu dengan senapan angin atau senjata-senjata rakitan, kata Kapolda, juga sangat membahayakan apabila ada peluru nyasar yang dapat menyebabkan kematian.

Oleh karena itu, Kapolda meng­himbau kepada warga yang masih memiliki senjata api agar segera menyerahkannya kepada aparat kepolisian setempat. Dengan menyampaikan senjata api ke pihak berwajib, masyarakat dapat mem­bantu mengurangi risiko kejadian serupa di masa mendatang.

“Kami juga mengajak masyarakat yang mengetahui adanya individu yang masih menyimpan senjata api untuk melaporkannya kepada polisi. Kerja sama dari masyarakat dalam memberikan informasi sangat berarti bagi upaya pencegahan dan penanganan kejahatan di wilayah ini,” pintanya.

Kepada keluarga korban yang tertembak Kapolda Maluku me­nyampaikan rasa belasungkawa yang mendalam.

“Kami berkomitmen untuk mem­berikan keadilan dan perlindungan kepada seluruh masyarakat Ma­luku,” tegasnya.

Untuk seluruh masyarakat, Kapolda juga menghimbau agar tetap tenang dan mempercayakan proses penanganan kasus tersebut kepada aparat kepolisian.

“Dengan bekerja sama, menjaga kebersamaan, dan memberikan dukungan, kita dapat memastikan bahwa situasi di Saparua tetap kondusif dan aman,” ungkapnya.

Kutuk Keras

DPRD Maluku mengutuk keras dan tegas penembakan yang terjadi di Saparua hingga mengakibatkan korban jiwa. Dewan meminta aparat kepolisian untuk mengusut kasus ni dengan serius.

Hal ini penting, karena penem­bakan misterius di Kabupaten Maluku Tengah bukan baru pertama kali terjadi, sebelumnya juga sudah terjadi.

“Kami mengutuk dengan tegas, keras penembakan yang terjadi di Saparua yang berlangsung tepat pada hari Pattimura kemarin, dan karena ini, peristiwa yang sudah berulang kali terjadi, kami minta Polda untuk serius menanggani masalah ini sampai tuntas,” jelas Ketua DPRD Maluku, Benhur Watubun kepada wartawan di ruang kerjanya, Selasa (16/5).

Watubun berharap, siatuasi keamanan dan ketertiban masyara­kat menjadi tanggung jawab bersa­ma, karena itu dewan mendorong aparat kepolisian kedepan melaku­kan langkah-langkah antisipastif dan menemukan motif dibalik penembakan tersebut.

“Kami berharap kedepan, situasi keamanan dan ketertiban masya­rakat ini menjadi tanggungjawab kita bersama, DPRD akan mendorong supaya melakukan bersama dengan Pemda dan kepolisian melakukan langkah-langkah antisipatif dan paling penting kami berharap Polda bisa menemukan motif dibalik penembakan ini supaya kita bisa tahu,” ungkapnya.

Ketua PDIP Maluku berharap, langkah aparat kepolisian itu bisa terukur, karena penembakan misterius seperti ini kita tidak tahu motifnya apa yang melatar belakangi sehingga ini terjadi.

Watubun menegaskan, DPD Maluku dengan tegas mengutuk keras peristiwa penembakan yang terjadi itu, dan berharap semua masyarakat bisa mendukung langkah TNI/Pori untuk mengusut tuntas persoalan masalah penemba­kan ini hingga tuntas, dan men­dukung penuh untuk menjaga keamanan dan ketertiban masya­rakat.

Dia juga meminta pihak intelejen harus membantu mengungkap pelaku agar bisa secara transparan. Dan metode pengungkapan ini harus jelas serta butuh kerja-kerja yang terukur, kerja-kerja yang memadai untuk mengungkapkan motif dibalik peristiwa penembakan ini.

“Kita sangat menyesalkan peris­tiwa ini bisa terjadi. Apalagi penembakan ini bukan kali pertama, sehingga menganggu ketertiban masyarakat, dan masyarakat juga akan sangat merasa tidak aman. Kalau sarana intelejen ini digunakan secara baik, maka kami kira akan tahu pasti bahwa titik-titik kerawanan ini bisa terjadi dan akan diantisipasi kedepan,” pintanya.

Hattu Tewas

Sebagaimana diberitakan, tem­bakan yang dilepaskan penembak misterius, mengakibatkan korban Welna Hatu tewas.

Dia tertembak pada leher dan sempat dilarikan ke RSUD Saparua, namun nyawanya tidak dapat tertolong.

Informasi lain yang dihimpun menyebutkan, penembakan terjadi, Senin, 15 Mei 2023, sekitar pukul 15.30 WIT. Lokasi penembakan, hanya berjarak 300 meter dari Kantor Camat Saparua Timur, tempat Mezak Likumahuwa suaminya bekerja.

Informasi yang berhasil dihimpun Siwalima dari sumber di kepolisian menyebutkan, kejadian penembakan ini berawal ketika korban dijemput oleh suaminya di salah satu SMA di Desa Haria.

Dalam perjalanan pulang ke Desa Itawaka tepatnya di jalan raya pertigaan Kantor Kecamatan Negeri Tuhaha, sekitar pukul 15.20 WIT, tiba-tiba korban dikagetkan dengan bunyi letusan senjata api.

“Korban dan suaminya dalam perjalanan pulang, dalam perjalanan itu tiba-tiba terdengar bunyi letusan senjata api oleh orang tak dikenal,” ujar sumber itu kepada Siwalima, Senin (15/5).

Kata sumber itu lagi, peluru dari letusan sejata api tersebut mengenai korban seingga korban langsung jatuh terkapar.

Korban sempat dilarikan ke Rumah Sakit Saparua untuk men­dapat perawatan medis. Hanya saja luka yang parah membuat nyawa korban tidak tertolong. Sedangkan suaminya masih dalam perawatan intensif.

Korban lain yang selamat, RP alias Ronald Papilaya, tertembak pada waktu yang hampir bersamaan, pada pipi kanan, dan kini korban semenatara dirawat di RSUD Saparua.

Informasi lain yang dihimpun menyebutkan,  penembakan terjadi, sekitar pukul 15.30 WIT. Lokasi penembakan, hanya berjarak 300 meter dari depan Kantor Camat, Saparua Timur.

Lewerissa Prihatin

Anggota DPR Hendrik Lewerissa mengutuk keras kejadian yang memakan korban itu.

Karenanya Anggota Fraksi Ge­rindra itu meminta aparat kepolisian bertindak serius untuk mengusut tuntas kasus tersebut.

Apalagi, lanjutnya di sekitar tempat kejadian perkara, sudah terjadi kejadian serupa beberapa kali.

“Saya tidak mungkin berasumsi atau berburuk sangka, karenanya saya minta aparat kepolisian ber­tindak tegas dan mengusut tuntas kasus penembakan tersebut,” ujarnya kepada Siwalima, Senin (15/5) malam.

Namun begitu dia yakin polisi akan bekerja optimal dan dapat menyelesaikan kasus penembakan ini.

“Ini peristiwanya sudah terjadi dan lokasinya hanya di sekitar tempat kejadian saja yang cende­rung gampang ditangani. Pelaku teror bom yang baru merencanakan dan daerah sasarannya lebih luas saja, bisa terdeteksi dan akhirnya ditangkap polisi,” ujarnya.

Di pihak lain, Lewerisa meminta warga Itawaka bersabar dan tidak bertindak emosional, serta mem­percayai penanganan kasus tersebut kepada aparat keamanan.

“Sebagai anak negeri, saya ber­harap warga Itawaka tetap tenang dan menyerahkan penanganan kasusnya kepada polisi,” ujarnya. (S-20)