AMBON, Siwalimanews – Kabupaten Maluku Barat Daya kembali diguncang gempa dengan kekuatan 5,9 skala richter, Rabu (22/2) pulul

Pada 18 Februari pukul 01.28 WIT kemarin, bumi Kalwedo ini juga diguncang gempa dengan 4,9 SR yang pusat gempa di laut dengan kedalaman 85 kilometer.

Gempa yang terjadi pukul 18.34 WIT itu berdasarkan hasil analisa BMKG menunjukkan gempa ini memiliki parameter update dengan magnitudo M5,7. Episenter gempa terletak pada koordinat 7,18° Lintang Selatan, 129,62° Bujur Timur atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 30 km arah utara Pulau Babar, Kabupaten Maluku Barat Daya, pada kedalaman 134 km.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam rilisnya yang diterima Siwalima menjelaskan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa menengah akibat adanya aktivitas subduksi Laut Banda.

“Hasil analisis mekanisme sumber, menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser naik (oblique thrust),” ungkap Daryono.

Baca Juga: Walikota: Ambon Harus Bersih dari Sampah

Gempa ini kata Daryono, dirasakan di Tepa dengan intensitas III MMI dimana getaran dirasakan nyata dalam rumah atau terasa getaran seakan-akan truk berlalu, kemudian di Kota Saumlaki dengan skala intensitas II-III MMI atau getaran dirasakan nyata dalam rumah dan terasa getaran seakan akan truk berlalu.

“Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi Tsunami. Hingga pukul 19.00 Wit hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa susulan (aftershock),” jelas Daryono.

Kepada masyarakat ia menghimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya serta menghindari diri dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

“Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah,” pintanya.

Selain itu masyarakat diminta untuk mendapatkan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG. (S-09)