Cuaca Ekstrem, Speedboat Hilang Kontak di Perairan SBT
AMBON, Siwalimanews – Kecelakaan laut akibat cuaca ekstrem lagi-lagi terjadi di Maluku, kali ini speedboat yang diketahui berpenupang 5 orang hilang kontak diperairan Kabupaten Seram Bagian Timur.
Untuk proses pencarian, Basarnas Ambon mengerahkan KM Abimanyu untuk menyisir sejumlah koordinat yang diduga titik hilangnya speedboat tersebut.
Kepala Kantor Sar Ambon, Mustari kepada wartawan di Ambon, Kamis (25/5) mengatakan, sekitar pagi Command Centre Basarnas Maluku menerima informasi melaporkan bahwa, Rabu (24/5) kemarin, satu unit speedboat berpenumpang 5 orang bertolak dari Pulau Manawoka tujuan Pulau Watubela, Kabupaten Seram Bagian Timur diduga hilang kontak dan belum tiba ditempat tujuan.
Upaya pencarian dari masyarakat sekitar sudah dilakukan namun belum menemukan tanda-tanda keberadaan korban.
“Pagi tadi usai mendapat informasi, satu unit KN SAR Abimanyu diberangkatkan menuju lokasi kejadian guna melaksanakan operasi SAR pada koordinat 4°23. 357’S – 131°31.849’E, dengan jarak -+ 198 Nm, heading 101° arah Timur Tenggara dari Kantor SAR Ambon,” jelas Mustari.
Baca Juga: Tak Miliki Sertifikat, Korban Kebakaran tak DisantuniMenurutnya, dalam proses pencarian keberadaan speedboat maupun penumpang belum ditemukan, namun upaya pencarian masih terus dilakukan. “Sampai saat ini belum ditemukan, namun tim masih tetap lakukan pencarian,” tandasnya.
Waspada Gelombang
Badan Meteorologi Klimotologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi Maritim Ambon mengeluar peringatan dini dengan meminta masyarakat untuk waspada terhadap gelombang sedang 1,25 meter hingga tinggi 4 meter mengancam sejumlah perairan di Maluku.
Dalam rilis yang ditandatangani Kepala Stasiun Meteorologi, Ashar dan Prakirawan, Ni Luh Made Kartika yang diterima Siwalima, Selasa (23/5) disebutkan, gelombang tinggi dari 2,30 meter hingga 4 meter berpeluang terjadi di perairan Selatan Seram, Laut Banda, Perairan Kepulauan Tanimbar, perairan Kepulauan Kai, Perairan Kepulauan Aru dan Laut Arafura.
Sedangkan gelombang sedang 1,25-2,5 meter berpeluang terjadi di Laut Seram, Perairan Buru, Perairan Ambon-Lease, Perairan Kepulauan Sermata-Leti.
Sementara pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari Barat Daya-Barat Laut dengan kecepatan angin sekitar 5-20 knot.
Sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan umumnya bergerak dari Timur-Tenggara dengan kecepatan 8-25 knot. Kecepatan angin tertinggi terpantau di Perairan Kepulauan Tanimbar, Perairan Kepulauan Kai-Kepulauan Aru, Laut Arafura, dan perairan Merauke.
BMKG mengharapkan agar masyarakat memperhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran, perahu nelayan terhadap kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1.25 m.
Selain itu, Kapal Tongkang (Kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1.5 m), Kapal Ferry (Kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2.5 m).
Berikutnya, kapal ukuran besar seperti kapal kargo/kapal pesiar (kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4.0 m). BMKG memohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada. (S-10)
Tinggalkan Balasan