AMBON, Siwalimanews – Akibat cuaca buruk yang terjadi di Kota Ambon, Senin (18/1) pagi memicu dua penerbangan di Bandara Internasional Pattimura tunda pendaratan selama 30 menit.

Dua penerbangan yaitu, Batik Air dengan nomor penerbangan ID 6170 dan Garuda Indonesia GA 6460 tujuan Jakarta-Ambon.

“Memang benar dua pesawat mengalami penundaan pendaratan karena adanya kondisi cuaca yang kurang begitu baik,” jelas PTS Legal,Compliance,and Stakeholder Relation Manager PT Angkasa Pura I (Persero) cabang Bandara Pattimura,Chandara A Suryamatja kepada Siwalima, Senin (18/1).

Cuaca kurang baik ini, kata Chandra, disebabkan awan cumulonimbus sehingga mengalami gagal pendaratan. Sementara untuk lepas landas masih tetap berjalan normal

“Saat penundaan pendaratan sudah diinformasikan kepada para pengguna jasa bahwa pesawat akan mengalami penundaan pendarat kurang lebih 30 menit,” katanya.

Baca Juga: Keliobas Harap Pejabat Negeri Kelola DD dengan Baik 

Fenomena Awan Cumulonimbus

Warga Kota Ambon dikejutkan dengan munculnya fenomena awan cumulonimbus, pada Senin (18/1) pagi.

Pemandangan ini membuat banyak warga mengabadikan gambar awan tersebut di media sosial, bahkan ada yang mengartikannya dengan sembutan awan tsunami. Pengertian masyarakat inilah yang membuat warga cemas. Prakirawan Cuaca Stasiun Meteorologi Kelas II BMKG Pattimur Ambon, Rion Suiab Salman yang dikonfirmasi Siwalimanews, Senin (18/1) menjelaskan, awan hitam yang sempat membuat warga khawatir itu bukan fenomena awan gelombang tsunami, namun ini merupakan awan cumulonimbus

“ini merupakan awan cumulonimbus, bukan awan tsunami,” ucapnya. Walaupun demikian, pihak BMKG memperingatkan masyarakat Ambon untuk mewaspadai fenomena awan ini, sebab munculnya fenomena ini bisa meningkatkan intensitas curah hujan yang tinggi disertai dengan petir dan angin kencang.

Selain itu, awan ini juga berbahaya bagi penerbangan dan pelayaran kapal laut. Pasalnya, banyak bencana terjadi seperti jatuhnya pesawat, tenggelamnya kapal, banjir dan tanah longsor akibat awan ini.

“Munculnya fenomena alam ini berdampak pada buruknya cuaca, seperti hujan lebat disertai petir dan angin kencang. Jika angin kencang dan petir bisa terjadi pohon tumbang, hujan kalau lebatpun bisa terjadi banjir dan tanah longsor, sementara di lautan akan terjadigelombang tinggi,” ucapnya.

Fenomena awan ini, lanjutnya, jika muncul di daerah kepulauan dikarenakan terjadi penguapan yang besar dari suplai massa udara di lautan atau perairan sekitar dan dari segi udara lapisan atau kelabilanudara.

“Di pulau Ambon, fenomena awan ini umumnya terjadi pada bulan peralihan musim,” ujarnya.

Ia menambahkan, siklus fenomenaawan cumulonimbus biasanya hanya singkat dan itupun kemunculannyakurang lebih dari satu jam.

Namun, bila aktif bisa membentuk multicell atau awan ini terdiri dari beberapa begian. (S-51)