AMBON, Siwalimanews – Badan Meteorologi Klimetologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Klas II Pattimura Ambon, memberikan warning anca­man hujan dengan intensitas tinggi dan petir.

Hujan angin yang disertai petir diperkirakan terjadi tanggal 22-24 November diseluruh kabu­paten/kota di Maluku.

Hal ini dikatakan Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Meterorologi Klas II Patti­mura Ambon, Wilhelmina Paays dalam rilis yang di terima Siwalima, Minggu (22/11).

Menurut Paays, hujan dan petir ini diakibatkan sirkulasi siklonik terpantau di Samudra Hindua Barat Sumatera Bara, di perairan Selatan Kalimantan Tengah dan di Sumatera Pasifik Utara Papua yang membentuk daerah pertemuan perlambatan kecepatan angin (konvenrgensi) yang memanjang dari Sumaudera Hindia Selatan Banteng hingga Barat Sumatera Barat, diselat Malaka di pesisir Timur Riau, dari Sumatera Selatan hingga Laut Jawa Bagian Barat, dari Selat Makassar bagian Selatan hingga Kalimantan Tengah serta di Laut Banda.

Kondisi ini, lanjut Paays, dapat meningkatkan potensi pertum­buhan awan hujan di sekitar wila­yah sirkulasi siklonik dan di selan­jang daerah konvergensi tersebut termasuk Maluku.

Baca Juga: DPRD Ingatkan Pengawas Lapangan Ketat Awasi TPS

Kata Paays, membuat kondisi kelembaban udara lapisan atas (850mn dan 700mb) berkisar antara 50-90 persen. Dan anomali suhu muka laut di perairan wilayah Maluku cukup hangat (0-1,25C) di wilayah Maluku yang mengindi­kasikan masih adanya peluang pertumbu­han awan hujan di wilayah Maluku.

BMKG perkirakan, pada tanggal 22 November terjadi hujan dan petir di Kabupaten Maluku Tengah, Kabupaten Seram Bagian Barat, Kabupaten Seram Bagian Timur, Kabupaten Maluku Barat Daya, Kabupaten Buru, Kabupaten Buru Selatan, Kabupaten Kepulauan Aru, Kota Ambon, Kota Tual dan Kabupaten Maluku Tenggara.

Sedangkan hujan dan petir terjadi pada tanggal 23 November di Kabupaten Seram Bagian Barat, Kabupaten Buru, Buru Selatan dan Kabupaten Kepulauan Aru. Beri­kutnya, tanggal 24 November hujan dan petir terjadi di Kabupaten Seram Bagian Barat, Kabupaten Buru, Kota Tual dan Kabupaten Maluku Tenggara.

“Jadi masyarakat diminta was­pada terjadi curah hujan yang tinggi disertai petir,” ucapnya.

Waspada La Nina

Sebelumnya, Pemerintah dae­rah kabupaten kota, Pemprov Maluku dan masyarakat diminta mewaspadai dampak badai La Nina yang diperkirakan akan terjadi di Maluku pada bulan November hingga Februari 2021 mendatang.

Dampak dari badai ini akan terjadi curah hujan yang cukup tinggi yang dapat menyebabkan banjir dan tanah longsor. Angin kencang juga akan terjadi di hampir seluruh Maluku.

“Jadi kami minta kepada semua pihak termasuk pemerintah harus siap meng­antisipasi terjadinya badai La Nina,” kata Kepala BMKG Pattimura Ambon, Sunardi kepada wartawan usai melakukan rapat koor­dinasi dengan Pemprov Maluku di Kantor Gubernur Maluku, Senin (16/11).

Menurutnya, badai La Lina akan melewati wilayah Indonesia, dan Maluku salah satu provinsi terkena dampaknya.

“Kalau di Maluku kita prediksi berlangsung sekitar bulan November 2020 sampai dengan Februari 2021, dan kita perkirakan puncak­nya di bulan Desember sampai dengan Februari,” jelas Sunardi.

Olehnya masyarakat dan peme­rintah daerah, baik provinsi mau­pun kabupaten kota harus siap menghadapi segala potensi yang akan terjadi. “Saya tidak bisa memprediksinya, tetapi kita siap saja, baik itu banjir, longsor maupun angin kencang yang akan melanda Maluku,” ujar Sunardi.

Sunardi juga meminta masya­rakat untuk menjaga lingkungan sekitar, terutama saluran air jangan sampai tersumbat. (S-39)