AMBON, Siwalimanews – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Maritim Ambon menghimbau warga untuk mewaspadai akan adanya bahaya gelombang tinggi yang masih mengancam sejumlah perairan Maluku.

“Peringatan dini bahaya gelombang tinggi ini berlaku mulai 18 sampai dengan 19 September pukul 09.-00 WIT,” ucap prakirawan BMKG Maluku Ni Luh Made Kartika dalam rilisnya yang diterima redaksi Siwalimanews, Sabtu (18/9).

Untuk gelombang dengan tinggi 1,25 sampai dengan 2,50 meter berpeluang terjadi di Laut Seram Bagian Barat, Perairan Buru, Perairan Pulau Ambon Lease, Perairan Selatan Seram, Laut Banda, Perairan Sermatang hingga Leti dan Perairan Babar.

Untuk Pola angin di wilayah Indonesia Bagian Utara, dominan bergerak dari Tenggara ke Barat Daya dengan kecepatan angin berkisar 5-20 knot. Sedangkan di wilayah Indonesia Bagian Selatan, dominan bergerak dari Timur ke Selatan dengan kecepatan angin berkisar 5 – 25 knot.

“Kecepatan angin tertinggi terpantau di Perairan Enggano hingga Barat Lampung, Perairan Selatan Banten, Perairan Kepulauan Semata hingga Aru Perairan Utara, Kepulauan Banggai hingga Sula, Laut Banda, Lau Arafuru dan Perairan Yos Sudarso hingga Merauke,” ungkapnya.

Baca Juga: Polda Maluku Salurkan 450 Paket Bansos

Oleh sebab itu, BMKG Stasiun Maritim Ambon berharap kepada seluruh masyarakat atau nelayan agar memperhatikan resiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran.

Ia juga mengingatkan untuk perahu nelayan dilarang berlayar pada kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang diatas, 1,25 meter. Sementara untuk kapal tongkang atau sejenisnya dilarang berlayar pada kecepatan angin diatas 16 knot dan tinggi gelombang 1,5 meter.

Sedangkan kapal ferry, dilarang berlayar pada kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang diatas 2,5 meter. Untuk kapal ukuran besar, seperti kapal kargo atau kapal pesiar, dilarang berlayar pada kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang diatas 4, 0 meter.

“Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi, agar tetap selalu waspada,” pintanya. (S-51)