AMBON, Siwalimanews – Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku Rawindra Ardiansah mengaku, kebutuhan uang tunai selama periode hari besar keagamaan nasional khusus Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 untuk mendukung perekonomian di Provinsi Maluku diperkirakan mencapai Rp1,29 triliun.

Kebutuhan uang tunai ini meningkat 5,4 persen, jika dibandingkan dengan kebutuhan tahun lalu, yang hanya sebesar Rp1,23 triliun.

Kecukupan stok dan pemenuhan uang sesuai dengan kebutuhan di masyarakat. Peningkatan permintaan uang kartal ini sejalan dengan meningkatnya aktivitas ekonomi masyarakat hingga akhir tahun, termasuk realisasi anggaran pemda, libur panjang Natal dan Tahun Baru dan penyaluran bantuan sosial.

“Guna dapat memastikan kebutuhan masyarakat terpenuhi BI menyiapkan stok uang tunai bersama bank pengelola kas titipan BI di Namlea, Saumlaki, Tual dan Fak Fak,” jelas Ardiansah kepada Wartawan, di Ambon, Selasa (19/12).

Menurutnya, stok uang tunai tersebut sangat memadai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Provinsi Maluku dalam merayakan Natal dan menyambut Tahun Baru 2024.

Baca Juga: Bawaslu Perintahkan Coret Sukmawati dari DCT

Ditambah upaya lain dalam penyediaan uang rupiah juga dilakukan melalui sinergi dengan 158 kantor perbankan di wilayah Maluku untuk menyediakan layanan penukaran uang kepada masyarakat di loket teller, sehingga masyarakat mudah untuk memperoleh uang tunai.

Sementara untuk ATM di seluruh Maluku juga siap untuk melayani penarikan dan transaksi perbankan lainnya. Perbankan Maluku telah memiliki sistem monitoring terhadap seluruh ATM, sehingga kesiapan ketersediaan uang dapat terus dijaga pada hari libur panjang menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru melalui pengisian uang yang optimal.

“Seluruh upaya ini juga dilaksanakan untuk persiapan menjelang pemilu 2024, dimana diproyeksikan kebutuhan uang secara nasional akan meningkat 6-8 persen, dibandingkan periode sebelumnya,” ujar Ardiansah.

Untuk itu, Ardiansah mengajak masyarakat untuk dapat berbelanja secara bijak dalam perayaan Natal dan Tahun Baru, dan melalui gerakan cinta bangga paham rupiah, masyarakat diharapkan dapat menanamkan rasa cinta dan bangga terhadap rupiah agar senantiasa menjaga dan merawat rupiah dengan baik melalui metode 5 Jangan, Jangan Dilipat, Jangan Dicoret, Jangan Distapler, Jangan Diremas, dan Jangan Dibasahi.

Selain dengan memanfaatkan uang tunai yang telah tersedia menurut Ardiansah, BI juga merekomendasikan masyarakat untuk dapat memanfaatkan pembayaran secara non tunai seperti, kartu debit, kartu kredit, BI-fast, mobile banking, internet banking, hingga kanal pembayaran QRIS.

“Transaksi ini memiliki keunggulan yang cepat, mudah, murah, aman dan handal,” ungkap Ardiansah. (S-25)