AMBON, Siwalimanews – Kepala Perwakilan Bank Indoensia Maluku Norviarsarno Manullang mengaku, inflasi Provinsi Maluku pada periode bulan Juni 2020 masih rendah dan terkendali

Pada periode tersebut Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Maluku tercatat mengalami inflasi sebesar 0,46% dan secara bulanan lebih tinggi dari periode bulan Mei 2020 yang tercatat sebesar 0,23%.

“Inflasi Provinsi Maluku sepanjang tahun 2020 diperkirakan berada pada level rendah dan stabil,” ungkap Manullang dalam rilisnya yang diterima Redaksai Siwalimanews, Jumat (10/7).

Menurutnya, inflasi Maluku dalam tahun berjalan mengalami inflasi 0,72% dan masih lebih rendah dari target pencapaian inflasi tahun 2020 yang ditetapkan oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Maluku.

Inflasi Maluku pada periode Juni 2020 disebabkan oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau, sebesar 1,76.%, kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,90%.

Inflasi ini disebabkan oleh komoditas bumbu dan ikan segar, seperti bawang merah, cabai merah, ikan layang dan ikan segar yang harganya mengalami kenaikan.

“Sementara inflasi pada kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan terjadi disebabkan naiknya biaya saluran televisi. Kenaikan biaya saluran televisi diperkirakan merupakan dampak lanjutan dari penerapan PSBB di Kota Ambon,” jelasnya.

Disisi lain kata Manullang, kelompok transportasi mengalami deflasi 1,76% (mtm). Hal ini disebabkan oleh turunnya harga tiket angkutan udara, terutama pada rute penerbangan Ambon-Langgur, seiring dengan masih rendahnya permintaan masyarakat terhadap jasa transportasi angkutan udara.

Pasalnya, sebagian besar masyarakat cenderung menunda perjalanan karena kekhawatiran terhadap penyebaran virus corona.

Ia berharap, BI Maluku senantiasa berkoordinasi dan bersinergi dengan pemprov dan seluruh OPD serta TPID Maluku dan TPID kabupaten/kota di provinsi ini maupun satgas pangan, pelaku usaha, dan pihak terkait lainnya agar dapat mengendalikan harga di pasaran.(Mg-5)