AMBON, Siwalimanews – Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Ambon, melaksanakan simulasi proses belajar tatap muka baik ditingkat sekolah dasar (SD) maupun sekolah menengah pertama (SMP)

Rencana simulasi ini sendiri digelar setelah Idul Fitri setelah semua persiapan dilakukan oleh dinas pendidikan.

“Mungkin SMP sekitar 4 sekolah atau 5 sekolah, kan nanti katong lihat. SD beberapa saja untuk dijadikan contoh. Intinya memang harus ada simulasi,” jelas Kepala Dinas Pendidikan Kota Ambon Fahmi Salatalohy Kepada wartawan di Balai Kota Ambon, Kamis (15/4).

Dituturkannya, pelaksanaan belajar tatap muka ini dilaksanakan sesuai dengan surat keputusan bersama (SKB) empat menteri yakni Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri, tentang panduan penyelenggaraan pembelajaran dimasa pandemi Covid-19 untuk sekolah tatap muka mulai Juli 2021.

“Sesuai SKB empat menteri itu, maka tetap mesti dilakukan simulasi belajar tatap muka sebelum dijalankan Juli 2021,” ungkap Salatalohy.

Oleh sebab itu, pihaknya melakukan simulasi untuk mendahului proses dimaksud. Diakui Salatalohy, dari hasil rapat koordinasinya dengan Sekretaris Kota (Sekot) Ambon, A0G Latuheru, pihaknya harus mendapat persetujuan dari Walikota Ambon, Richard Louhenapessy untuk membuka kegiatan dimaksud.

“Sudah dibicarakan tadi dengan pak sekot. Beliau arahkan tetap harus mendapat ijin pa walikota. Sebab tanpa ada ijin beliau tidak bisa jalan, kita tidak bisa paksa. Kita tunggu pertimbangan beliau bagaimana dengan kondisi Ambon saat ini,” pungkasnya.

Sementara itu Plt. Kepala Dinas Perhubungan Kota Ambon, Robby Sapulette yang ditemui secara terpisah mengungkapkan, seiring dengan berjalannya proses tatap muka yang diperkirakan akan dilaksanakan pada bulan Juli nanti maka aktivitas angkutan umum diperkirakan akan normal kembali.

“Kalau pemberlakuan tatap muka yang rencananya bulan Juli, otomatis angkutan itu dia akan mengikuti pergerakan,” tutur Sapulette kepada wartawan di Balai Kota Ambon.

Dirinya mengungkapakn pihaknya akan mengevaluasi kembali pembatasan moda transportasi yang mana selama menggunakan shift tersebut.

“Kalau permintaan  angkutan karena pemberlakuan sekolah sudah tatap muka, itu kita akan evaluasi lagi apakah seluruh angkutan kita operasikan tetap dengan menggunakan estimasi 50 persen,” ungkapnya. (S-52)