AMBON, Siwalimanews – Kala daerah lain tengah disibukkan dengan per­siapan atlenya untuk meraih prestasi di PON Papua 2021, atlet Maluku justru berkutat dengan keluhan menu makan yang jauh dari harapan.

Menu makan atlet yang akan berlaga di PON XX Papua, dike­luhkan lantaran tidak sesuai de­ngan rekomendasi yang sudah diberikan oleh ahli gizi.

Konon sejak meng­ikuti pemusat­an latihan daerah sejak Maret lalu, para atlet tidak mendapat perhatian yang la­yak, termasuk menu makanan yang disajikan kepada mereka tidak sesuai de­ng­an reko­men­dasi ahli gizi.

Seperti yang di­sampaikan lang­sung oleh Welmy Pa­riama, atlet tinju wanita Maluku, kepada para Anggota Komisi IV DPRD Maluku, saat melakukan kun­jungan ke Wisma Atlet, Karang Panjang, Kamis (17/6) pagi.

“Sejak Maret kami hanya disuguhi menu makanan berupa bubur,  ikan asin dan juga tahu,“ ungkap Welmy Pariama.

Baca Juga: Walikota Klaim Jalankan Program Prioritas Harmonisasi Sosial

Diakui Welmy yang sudah empat kali mewakili Maluku, baru tahun ini atlet disuguhi mekanan tak layak. “Dari sekian kali itu, baru kali ini katong dikasih menu makanan yang tidak layak,” katanya.

Menurutnya, pemberian menu bubur disisip ikan asin dan tahu isi ini sudah dilakukan Satgas PON XX, Maluku sejak Maret 2021 hingga pemberitaan persoalan ini viral di media sosial.

“Yang katong heran, waktu malam dikasih makan bubur, pagi hari juga dikasih bubur yang sama. Katong rasa makanan jadi hambar. Apakah seng ada menu yang lain lagi. Ka­tong pesimis prestasi akan baik di PON Papua kalau makanan yang diberikan masih seperti ini. Katong minta bapak-bapak dan ibu-ibu di dewan dapat mendengar keluhan katong jua,” beber Welmy.

Menyikapi hal itu, Komisi IV DPRD Provinsi Maluku mengecam keras tindakan pemberian bubur dan ikan asin kepada para atlet yang akan berlaga di PON XX Papua.

Wakil Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Maluku, Ruslan Hurasan kepada Siwalima mengaku, setelah mendengarkan informasi adanya atlet PON diberikan makanan bubur manado dan ikan asin, pihaknya langsung melakukan sidak dan ternyata benar.

Betul atlet makan bubur dan ikan asin. Tadi sudah dikonfirmasi atlet memang benar bubur yang diberikan itu bubur Manado yang dicampur dengan ikan asin,” ungkap Hurasan.

Hurasan mengaku, dari daftar menu yang diberikan Satgas KONI Maluku ternyata tidak sesuai de­ngan menu makan yang direkomen­dasikan oleh ahli gizi.

Melihat kenyataan itu, komisi sangat kecewa dengan pengelolaan makanan untuk para atlet karena sangat menggangu psikologi, sebab ada atlet yang sampai menangis merasa tidak diperhatikan.

Misalnya ada atlet tinju yang ketika berat badannya 60 kilogram ter­nyata setelah latihan banyak energi kalori yang terbuang habis dan harus diseimbangkan dengan makanan tetapi tidak ada pelaya­nan,” bebernya.

Untuk melakukan perbandingan, kata Hurasan, Komisi IV langsung melakukan perbandingan dengan siswa PPLP yang dikelola oleh Dinas Olahraga dan tenyata menu maka­nannya sangat bergizi dan justru berbeda jauh.

“Di PPLP itu malam diberikan susu, paginya diberikan kacang hijau, buah dan bergizi, kadang ada asupan daging. Jadi menunya sesuai de­ngan rekomendasi dari ahli gizi. Ter­nyata menu atlet PON tidak sesuai dengan rekomendasi dari ahli gizi yang dibuktikan dengan daftar menu yang diberikan,” jelasnya.

Menurutnya, setelah sidak ke wis­ma atlet, komisi langsung melaku­kan Rapat Koordinasi dengan Dinas Olahraga dan dijelaskan jika semua atlet yang akan mengikuti PON itu di-take over dari Satgas lewat KONI dan Dinas Olahraga hanya melaku­kan pengawasan karena mereka mendapatkan anggaran hibah dari Pemprov Maluku.

Karena itu, komisi akan berkoor­dinasi dengan Pemda dan memang­gil KONI untuk melakukan rapat ber­sama Dinas Pendidikan dan Olah­raga.

Sementara itu, Ketua Komisi IV DPRD Maluku Samson Atapary me­negaskan, akan segera mengundang Pemerintah Provinsi Maluku dan KONI dalam rapat dengar pendapat membahas pemberian menu maka­nan yang tak layak bagi atlet per­siapan PON XX Papua ini.

“Kita akan undang Pemprov dan KONI Maluku membahas persoalan ini. Harapan kita harus ada per­gantian menu bergizi dua minggu sekali, sehingga atlet tidak merasa bosan. Bila perlu pengelola katering diganti dengan yang lain,” tandas Atapary.

Ketua KONI Maluku, Tonny Pariela yang dikonfirmasi perihal temuan makan bubur dan ikan asin, enggan menjawab panggilan telepon selu­lernya.

Siwalima beberapa kali mencoba konfirmasi hal itu kepada Pariela, namun ia buru-buru me-reject panggilan.“

Diawasi Dispora

Informasi pemberian menu makan kepada atlet berupa bubur dan ikan asin tersebut dibenarkan Kadis Pemuda dan Olahraga Maluku, Sandi Wattimena.

Wattimena mengaku posisi Dis­pora hanya sebatas pengawasan. Ta­nggung jawab ada pada KONI dan Satgas PON Papua.

Benar keluhan para atlet makan bubur dan ikan asin. Kita sudah me­manggil KONI dan Sagtas sebagai penyedia makan dan minum bagi atlet. Kami dinas hanya sebagai pengawas dan kami sudah bicarakan agar kedepan tidak boleh terjadi lagi. Mereka juga sudah penya menu setiap empat minggu harus dipakai, dan bubur manado yang mereka makan masuk dalam menu juga,” jelas Wattimena kepada Siwalima di Kan­tor Gubernur Maluku Kamis (17/6).

Ia berjanji akan bersama-sama de­ngan KONI Maluku untuk kede­pannya kejadian makan bubur dan ikan asing itu tidak terulang lagi.

“Komisi IV DPRD Maluku tadi meninjau langsung perkembangan atlet kita di wisma atlet, dan kita pastikan kejadian kemarin tidak terulang, akan kita evaluasi bersama soal makan minum,” janjinya.

Makanan dan minuman atlet sangat berpengaruh terhadap mental bertan­ding. Olehnya Wattimena berharap KONI kedepannya harus lebih berhati-hati untuk menangani atlet.

Untuk diketahui, sebanyak 46 atlet Maluku yang saat ini sementara dipersiapkan untuk menuju PON Papua selain mendiami Wisma Atlit di Karang Panjang, mereka juga ditampung di balai Diklat.

PON XX Papua akan digelar Oktober 2021. KONI Maluku saat ini tengah mempersiapkan atlet menuju pesta olahraga tingkat nasional empat tahunan itu.

Sayangnya, dalam persiapan me­nuju ke Papua, ditemukan atlet diberi makan bubur dan ikan asin.

Diintimidasi

Imbas dari informasi pemberikan ma­kan bubur dan ikan asing, atlet Pon Maluku saat ini diintimidasi oleh ok­num-oknum tertentu di KONI Maluku.

Kepada Siwalima, salah satu atlet yang enggan dikorankan mengaku mulai diintimidasi oknum-oknum tertentu lantaran bocoran menu makan bubur dan ikan asing terlanjur keluar ke publik.

“Iya, katong saat ini dijaga ketat, bah­kan ditakut-takuti oleh oknum ter­tentu. Tapi ya, katong cuek saja. Ka­tong lebih fous ke pelatihan menjelang PON nanti di Papua,” ujarnya dengan logat Ambon yang kental.

Atlet tersebut meminta Gubernur Maluku, Murad Ismail untuk lebih memperhatikan lagi kondisi mereka, sebab PON merupakan ajang dimana nama Maluku akan pertaruhkan.

“Yang katong ke Papua ini kan bawa nama Maluku, bukan nama pribadi. Jadi beta berharap pak Gubernur tolong perhatikan katong jua,” harapnya. (S-50/S-39)