AMBON, Siwalimanews – Anggota Satgas Penanganan Covid-19 yang bertugas di Desa Telalira, Kecamatan Pulau Mar­sela, Kabupaten MBD, Thonny Wa­kim, dianiaya hingga hingga ber­lumuran darah.

Korban ditusuk pakai pahat dan dipu­kul pa­kai palu oleh guru honor­er, Jan­dry Gunawan Latupeirissa dan mertuanya, James Borolla.

Korban Thonny Wakim yang ada­lah mantri di Desa Telalira kepada Siwalima Minggu (18/10), menu­turkan, sebelum penganiayaan di­la­kukan oleh kedua pelaku, ada dua warga Kota Ambon yang tiba dengan menggunakan kapal ke Desa Telalira.

Saat tiba di pelabuhan, tim Sat­gas Covid-19 Kecamatan Pulau Mar­­sela memberikan pengertian ke­pa­da kedua warga asal Desa Te­lalira itu untuk menjalani karan­tina terpu­sat, karena berasal dari zona merah.

Kedua warga yakni Kevin Borolla dan Ardi Borolla kemudian dibawa oleh tim Satgas untuk dikarantina. Pada malam harinya, Jandry Gu­nawan Latupeirissa mengajak dua temannya untuk miras bersama Kevin dan Ardi di lokasi karantina.

Baca Juga: Aniaya Anak Angkat Hingga Tewas, Pasutri Diringkus Polisi

Esoknya, masyarakat protes ka­rena ada warga yang miras di lo­kasi karantina. Setelah dikoor­di­nasi dengan Camat Marsela, maka diarahkan agar Jandry menjalani karantina karena sudah kontak erat dengan Kevin dan Ardi.

“Jandry Gunawan Latupeirissa tidak terima akan kita karantina, namun tetap kita paksa karena kontak erat,” ujar Wakim.

Keesokan harinya, Jandry kem­bali ke SD Telalira untuk mengajar. Saat dalam ruangan kelas, dirinya me­ngatakan kepada para siswa bahwa orang Marsela bodoh semua, tidak ada corona, jadi tidak perlu pakai masker dan tidak perlu jaga jarak.

“Anak-anak sekolah kembali dan menceritakan ke saya, saya ingin menanyakan kebenaran kepada Jandry Gunawan Latupeirissa,” jelas Wakim.

Wakim kemudian mendatangani ke­diaman Jandri pada Kamis, 15 Ok­tober untuk menanyakan kebenaran in­formasi itu. Namun ia justru dianiaya.

“Ketika sampai di kediaman pela­ku, saya pertama dipukul oleh Ja­mes Borolla dengan penggu­nakan martelu oleh di belakang ke­pala, kemudian pelaku tikam de­ngan pa­hat di punggung. Saya masih sem­pat tanya salah saya apa, Gunawan kemudian menikam kedua kali di be­lakang, sedangkan bapak mantunya memukul paha saya dengan marteru berulang kali,” ungkap Wakim.

Tindakan penganiayaan ini kemu­dian dilaporkan ke Satgat Covid-19 Kabupaten MBD, dan kedua pelaku telah ditangkap oleh polisi.

Sementara Penjabat Bupati MBD Melky Lohy yang dikonfirmasi Siwalima mengaku belum menge­tahui penganiayan anggota Satgas Covid-19 di Kecamatan Marsela.

“Saya belum tahu, nanti saya cek dulu ya, baru saya kabarin balik,” kata Lohy singkat. (S-39)