AMBON, Siwalimanews – Kota Ambon ditunjuk sebagai kota pilot project pembangunan per­kotaan yang diselenggarakan oleh national urban development project (NUDP).

Kota dengan tajuk Manise ini tidak sendiri, tetapi ada 7 kota lainnya di indonesia yang ditunjuk NUDP sebagai kota pilot tahap II seperti Kota Bengkulu, Bandar Lampung, Tangerang Selatang, Bogor, Sura­baya, Bitung dan Kota Jayapura.

NUDP sendiri merupakan proyek kerja sama Pemerintah Indonesia dan World Bank yang bertujuan untuk meningkatkan perencanaan dan pemrograman pembangunan kota yang terpadu, serta penyu­sunan prioritas program investasi modal.

Sekot Ambon Agus Ririmase saat memberikan sambutan pada Workshop Pelingkupan Kegiatan CIP Kota Pilot NUDP tahap II di salah satu hotel di Ambon,  Kamis (9/11) memberikan apresiasi atas terlak­sananya kegiatan ini.

“Kami menyampaikan apresiasi kepada NUDP yang telah membe­rikan penghargaan bagi peningkatan kualitas pembangunan di Ambon melalui perwujudan ekonomi perkotaan yang berkelanjutan dan inklusif, terang Ririmasse.

Baca Juga: Pangdam: Personel Terlibat Politik, Keluar dari TNI

Dikatakan pemkot ambon juga bergandeng tangan mewujudkan Indonesia Emas di tahun 2045 me­lalui pembangunan yang partisipatif.

Selain itu dengan mengintegra­sikan ruang perkotaan sosial, pelayanan dasar serta pemanfaatan sumber daya yang berkelanjutan.

Dijelaskan kegiatan ini merupakan tindak lanjut sosialisasi pelaksanaan NUDP Kota Pilot Tahap II yang dilaksanakan di delapan kota.

Adapun capaian tujuan NUDP diukur dari tiga indikator yakni pertama tersusunya strategi na­sional pembangunan infrastruktur perkotaan.

Kedua, tersusunnya rencana dan program pembangunan perkotaan terpadu dan ketiga, keterpaduan antara kerangka perencanaan investasi dan penganggaran.

Berkaca pada kondisi geologis Kota Ambon yang berada pada pulau kecil maka fenomena kebu­tuhan akan pemanfaatan ruang terus meningkat.

“Ini berbanding terbalik dengan ketersediaan ruang yang terbatas secara fisik sebagai pusat peme­rintahan dan sebagainya,” jelasnya.

Keterbatasan fisik ruang tersebut memicu berbagai persoalan perko­taan seperti lingkungan, kawasan kumuh, urbanisasi dan keterbatasan pelaya­nan infrastruktur dasar yang mem­butuhkan penanganan yang cepat agar dapat menjamin berke­lanjutan pembangunan di Kota Ambon.

Menurutnya tahun 2023-2024 merupakan tahun strategis bagi pempus dan daerah karena me­rupakan tahun transisi untuk mempersiapkan dokumen perenca­naan pembangunan yaitu rencana pembangunan jangka panjang daerah (2025-245) maupun jangka menengah (2025-2030)

Untuk itu Pemkot Ambon perlu mempersiapkan secara matang dengan mempertimbangkan isu strategis perkotaan, perkembangan  terkini daerah.

“Tahapan inilah, kehadiran NUDP sangat membantu dalam pendam­pingan perencanaan pembangunan kota ambon yang terpadu untuk masa depan berkelanjutan,” tan­dasnya.(Mg-3)