AMBON, Siwalimanews –  Sebanyak 90 ekor satwa endemik asal maluku yang merupakan hasil sitaan dari tiga UPT Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dilepas liarkan di Taman Nasional Manusela, Jumat (14/8).

Tiga UPT KLHK yang berhsil menyita puluhan satwa ini adalah, BBKSDA Sumatera Utara, BBKSDA Jawa Barat dan BKSDA DKI Jakarta, yang telah diserahkan kepada BKSDA Maluku untuk dikembalikan ke habitatnya di alam liar.

Kepala Balai Taman Nasional (BTN) Manusela Ivan Yusfi Noor yang memimpin langsung proses pelepas liaran puluhan satwa itu dalam rilisnya yang diterima Redaksi Siwalimanews, Jumat (14/8) menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang memberikan kepercayaan kepada Taman Nasional Manusela untuk melapaskan satwa liar ke alamnya.

“Kami dari Balai Taman Nasional Manusela mengucapkan berterima kasih kepada semua pihak yang telah mempercayakan kepada kami untuk lepas liarkan satwaliar disini,” ujar Noor.

Menurutnya, kegiatan pelepas liaran yang diprakarsai oleh Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati, Ditjen KSDAE, dan dalam pelaksanaannya di lapangan, dilaksanakan bersama BKSDA Maluku dan Balai Taman Nasional Manusela ini, mengembalikan ke alam sebanyak 90 ekor satwa liar asal Maluku/Seram.

Baca Juga: Menko Maritim Kirim Tim Lihat Kesiapan LIN di Maluku

Satwa liar yang di lepas masing-masing, 8 ekor Burung Kakatua Maluku (Cacatua Moluccensis), 9 ekor Nuri Maluku (Eos Bornea), 4 ekor Perkici Pelangi (Trichoglossus Haematodus), 42 ekor Kadal Lidah Biru (Tiliqua Gigas) dan 27 ekor Soa Layar (Hydrosaurus Amboinensis).

“Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya konservasi, yaitu pemulihan dan peningkatan populasi satwa liar di alam melaui pengembalian satwa liar sitaan atau penyerahan dari masyarakat ke alam,” ujarnya.

Dirinya mengaku alam adalah tempat terbaik bagi satwa-satwa, bukan di dalam kandang di rumah-rumah orang yang menyebut diri mereka pencinta satwa liar.

“Mungkin saja sebagian dari orang-orang tersebut mencintai satwa liar dan merawat mereka dengan sebaik-baiknya, tetapi, sekali lagi, kita yakin bahwa alam adalah tempat terbaik bagi satwa liar ini dan bagaimanapun juga satwa-satwa ini didapatkan dengan cara-cara yang ilegal, dan kita harus bertindak sesuai hukum dan peraturan perundangan yang berlaku,” tegasnya.

Sementara itu Seto Satgas Polhut BKSDA Maluku mengaku, dipilihnya kawasan Taman Nasional Manusela menjadi lokasi pelepas liaran puluhan satwa ini, dikarenakan kondisi hutannya yang masih asli dan terjaga dengan baik, sehingga membuat sumber pakan alaminya sangat melimpah.

“Selain itu lokasinya yang jauh dari pemukiman dan aktivitas manusia, membuat satwa-satwa tersebut aman dari gangguan, khususnya gangguan dari para pemburu liar,” ucapnya. (S-39)