DOBO, Siwalimanews – Warga Kota Dobo terutama yang tinggal di sekitar Gedung SMPN 1 menolak sekolah tersebut dijadikan sebagai lokasi karantina.

Penolakan warga ini dilakukan disaat Bupati Aru Johan Gonga meninjau sekolah tersebut, Kamis (14/5).

Kepada wartawan usai menemui warga, bupati mengaku, terjadinya penolakan warga dikarenakan kurangnya sosialisasi terkait dengan penetapan lokasi karantina.

“Memang tadi ada sejumlah warga yang datang dan menolak penempatan SMPN 1 Dobo sebagai lokasi karantina, namun ketika di berikan penjelasan yang baik, mereka semua memahaminya,” ungkap Gonga.

Sebelumnya kata bupati, pemda sudah mengundang setiap RT dan RW melalui Camat dan Lurah untuk membicarakannya, namun mungkin saja implementasinya ke warga yang minim, sehingga ada aksi penolakan tersebut.

Baca Juga: Direktur RSUD: tak Ada Pemotongan Hak Tenaga Medis

Namun, setelah diberi penjelasan langsung kepada mereka bahwa yang dikarantina ini bukan orang sakit. Pasalnya, yang termasuk ODP saja itu sudah di bawah ke rumah sakit apalagi PDP pasti sudah diisolasi.

“Jadi yang dikarantina ini adalah mereka yang sehat namun masuk kategori orang dengan resiko (ODR) sesuai dengan protokoler kesehatan penanganan Covid-19. Yang datang ini juga anak-anak kita, saudara/saudari kita sendiri, lalu kalau tolak mereka mau di bawah kemana,” tuturnya.

Olehnya kata bupati, semuanya sudah dijelaskan ke warga secara langsung dan sudah dipahami, semuanya ini karena kurang penjelasan atau sosialisasi saja yang menjadi kendala hingga jenjang paling bawah.

“Ada 114 anak-anak kita yang tidak lolos tes TNI kemarin di Ambon yang akan datang bersama orang tua yang antar mereka tes. Data ini kita terima dari Kasdim 1503  Tual, sementara untuk informasi adanya mahasiswa yang ikut pulang, hingga kini belum ada informasi ataupun laporan kepada kita,” pungkasnya.(S-25)