NAMLEA, Siwalimanews – FN alias Fandi (23 tahun),  warga Namlea Kabupaten Buru positif terpapar Covid 19. Sarjana FISIP jebolan salah satu perguruan tinggi di Jakarta ini diduga terpapar dari teman dekatnya pasien 01, HM, mahasiswa asal NTT yang tiba bersama rombongan mahasiswa Buru dari  Jakarta pada 31 Maret lalu.

Juru Bicara Satgas Covid 19 Kabupaten Buru, Nani Rahim dalam keterangannya kepada wartawan Selasa (28/4), mengatakan, hasil PCR terhadap FN positif Covid-19, sehingga ia masuk kategori pasein 02 dari Kabupaten Buru.

Dari 9 orang yang telah diambil swab tanggal 20-21 April lalu, delapan orang lainnya PCR bereaksi negatif. “swab PCR dari 9 ODP hanya satu orang bereaksi positif Corona. Sedangkan 8 ODP lainnya hasilnya negatif,” beber Nani Rahim.

Terhadap 8 orang yang hasil PCR negatif, tidak lagi akan dikarantina di Silta. Namun akan dipulangkan ke rumah keluarga masing-masing pada hari ini Rabu (29/4). Delapan orang itu dianjurkan karantina mandiri di rumah masing-masing selama satu minggu.

Menurut Nani Rahim, saat ini Kabupaten Buru masuk dalam zona kuning, karena dari awal pelaku perjalanan yang datang ke daerah itu sampai tanggal 17 April lalu lebih dari 1.500  jiwa.

Baca Juga: Sejumlah Warga Benteng Ngadu ke Pemkot

Selama dalam masa pemantauan, ODP juga cukup banyak. Masuk dalam zona kuning, karena sudah terdeteksi mulai penularan lokal. Dikatakan Kata Nani Rahim, FN datang dari Jakarta lebih awal atau sebulan sebelum ibukota negara ini terpapar Covid 19. “Sehingga kemungkinan FN ini tertular dari temannya,” ujar Nani Rahim.

Paska FN positif Covid 19, Satgas Waspada Bencana Non Alam Kabupaten Buru, kini terus mulai ambil langkah terukur.

Menurut Nani Rahim, FN sudah diajak bekerjasama guna memberikan nama-nama teman kontak dekatnya yang pernah bersama sebelum ia dikarantina dan Diswab tenggorokan.

Pasien Banda Dirawat di BPSDM

Sementara itu Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Maluku, Meikyal Pontoh mengatakan, satu pasien PDP asal Banda, dirawat di Balai Diklat BPSDM Maluku.

‘’Jadi pasien asal Banda ini berjenis kelamin perempuan asal Desa Nusantara. Ia di evakuasi karena hasil tes cepat menggunakan rapid test positif corona,’’ ujar Pontoh kepada wartawan di kantor Gubernur Maluku, Selasa (28/4).

Menurutnya, pasien ini dievakuasi oleh tim dokter ke Ambon karena mereka takut kalau musim ombak tranportasi ke Ambon susah. ‘’Alasan dievakuasi karena takut ketika kondisinya memburuk sudah musim ombak, sulit dievakuasi ke Ambon,’’ ungkap Pontoh.

Pasien tersebut setelah tiba di Ambon dan diperiksa kondisinya baik sehingga di rawat di BPSDM. ‘’Memang kondisinya baik sehingga kita rawat di BPSDM,’’ ujar Pontoh.

Seperti diketahui pasien PDP asala Banda dievakuasi menggunakan speed boat dan ditemani oleh tenaga medis. Pasien merupakan pelaku perjalanan dari Makassar namun merupaka  Orang Tanpa Gejala (OTG).

Rombongan tiba di pelabuhan speed boat Tulehu sekitar pukul 11.15 WIT.  Petugas kembali melakukan tes cepat menggunakan rapid test dan dinyatakan positif corona.

Sekitar pukul 13.00 WIT mobil ambulance milik TNI AL tiba di pelabuhan speed untuk persiapan evakuasi. Selanjutnya sekitar pukul 13.20 WIT, pasien dievakuasi ke Balai Diklat BPSDM Maluku.

Jumlah ODP dan PDP Meningkat

Jumlah orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP) di Maluku meningkat. ‘’Jumlah ODP di Maluku sampai dengan Selasa 28 April pukul 12.00 WIT sebanyak 69 orang,” ungkap Pontoh.

Ia merincikan jumlah ODP di Kota Ambon sebanyak 38 orang, Kabupaten SBB 1 orang, Kabupaten Buru 17 orang, Kabupaten Kepulauan Tanimbar 9 orang dan Kabupaten Kepulauan Aru 4 orang.

Sementara jumlah PDP meningkat menjadi 23 orang. Masing-masing Kota Ambon 10 orang, Kabupaten Malteng 9 orang, Kabupaten SBB 1 orang, Kabupaten SBT 1 orang dan Kabupaten Malra 2 orang.

‘’Sebelumnya PDP pada tanggal 27 April sebanyak 19 orang sekarang meningkat menjadi 23 orang,’’ tandasnya. (S-31/S-39)