AMBON, Siwalimanews – Warga Kota Ambon saat ini mulai mengeluhkan kondisi trotoar yang dibangun menggunakan dana pinjaman SMI yang tak terurus dan hanya menghabiskan anggaran daerah.

Pasalnya, penambahan lapisan jotun epoxy penguard clear sealer di atas tegel yang licin tersebut, tidak berefek sama sekali, dimana lapisan itu sudah mulai terkupas akibat hujan yang melanda kota ini beberapa pekan terakhir.

Samsul warga Kebun cengkeh mengaku, solusi yang dipakai Dinas PUPR untuk membuat trotoar tidak licin malahan kelihatan tidak bagus.

“Kenapa saya katakan demikian, karena lapisan anti licin itu sudah kering dan terkelupas sehingga ada bagian permukaan trotoar sangat mudah untuk hancur akibat kondisi cuaca yang berubah-ubah,” ucapnya.

 Hal yang sama juga dikeluhkan Lusi warga Kudamati bahwa, trotoar yang dipoles dengan anti slip hanya sementara waktu, padahal warga kota membutuhkan kenyamanan saat berjalan.

Baca Juga: Bandara Pattimura Siapkan Sentra Vaksinasi Covid-19

“Kira-kira kalau bahan anti sliip sudah terkelupas Dinas PUPR mau tambahkan cairan yang mana lagi, apakah itu tidak membuang-buang anggaran,” tandasnya.

Watty rumah tangga ini juga mempertanyakan alasan Dinas PUPR Maluku yang membangun trotoar tidak menggunakan bahan yang dipakai oleh Pemkot Ambon sebelumnya saja, sederhana modelnya namun memberikan kenyamanan bagi warga kota, dari pada mode seperti ini hanya bagus motifnya namun kenyamanannya tidak dapat dirasakan oleh warga kota.

Di tempat berbeda, Ketua Umum HMI Cabang Ambon Burhanudin Rumbouw mengatakan, dari penjelasan DPRD Maluku maupun Dinas PUPR Provinsi Maluku, bahwa trotoar yang licin akan di lengkapi dengan bahan yang bagus dan berkualitas agar tidak licin dan tidak mencelakai penjalan kaki, ternyata realitas di lapangan yang disebut bagus dan anti licin itu belum satu bulan suda rusak.

“Kami nilai pembangunan trotoar sudah menghabiskan uang pinjaman dari SMI dan tidak bermanfaat bagi masyarakat di kota ini. Jangan hanya asal-asalan kerjakan proyek yang berfaedah untuk kepentingan tertentu, namun berimbas buruk  bagi warga kota,” ucapnya.

Ini kata Rumbouw, merupakan pembodohan publik dan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Pemprov Maluku akan perlahan-lahan hilang lantaran anggaran yang dihabiskan begitu banyak, namun tidak berdampak positif bagi warga Kota Ambon.

“Bagi saya tingkat pengawasan DPRD Maluku masih minim, sehingga banyak proyek yang dikerjakan tidak sesuai kontruksi bangunan bahkan adapula yang mangkrak,” tandasnya.

Ia berharap, lembaga penegak hukum harus mengusut kontraktor yang menangani trotoar di Kota Ambon dan DPRD harus mempertanyakan kenerja Dinas PUPR Maluku.

Sementara Ketua GMKI Cabang Ambon Josias Tiven mengaku, trotoar yang dibangun menggunakan dana SMI, ini mulai menuai banyak protes dari warga kota, sebab sudah menelan banyak korban.

“Kenapa demikian, karena trotoar ini miliki permukaan yang licin, baik saat hujan maupun cuaca panas”ucapnya.

Ketika dikeluhkan oleh warga kota bahwa trotoar licin, Dinas PUPR beralasan bahwa, pekerjaan trotoar belum selesai, sebab akan ditutupi jotun epoxy penguard clear sealer.

“Bagaimana mungkin cairan jotun epoxy penguard clear sealer digunakan pada keramik granit yang tidak berpori-pori, yang kemudian digunakan pada outdoor dengan mobilitas pijakan yang tinggi,” tegasnya.

Untuk itu, GMKI menilai bahwa, pengerjaan epoxy pada trotoar ini hanya asal-asalan saja atau dilakukan hanya untuk menutupi malu, sebab hasilnya belum sebulan saja lapisan epoxy mulai terkelupas.

“Jika kedepan ada warga kota yang korban lagi, maka Dinas PUPR yang harus bertanggung jawab terhadap kecelakaan tersebut,” tegasnya. (S-51)