AMBON, Siwalimanews – Akademisi Ekonomi Unpatti, Erly Leiwakabessy mengingatkan Penjabat Walikota Ambon Bodewin Wattimena diingatkan untuk lebih fokus menjaga tingkat inflasi Kota Ambon.

Hal itu disampaikan Leiwakabessy kepada Siwalimanews melalui telepon selulernya, Jumat (3/5) merespon rilis BPS Maluku yang menempatkan Kota Ambon sebagai daerah dengan tingkat inflasi tertinggi di Maluku yang mencapai 2.83 persen dengan Indeks Harga Konsumen 105.56 pada April 2024.

Menurut Leiwakabessy, Kota Ambon dan Kota Tual menjadi barometer tingkat inflasi di Maluku, artinya jika Kota Ambon menunjuk inflasi yang tinggi maka tidak kaget. Hal ini dikarenakan aktivitas ekonomi yang terjadi di Kota Ambon lebih tinggi jika dibandingkan dengan daerah lain.

“Kalau di Tual inflasinya diakibatkan variabel biaya angkutan yang cukup tinggi, tapi di Ambon berbeda, bukan saja akibat tranportasi tapi kegiatan usaha perdagangan dan lainnya,” ungkap Leiwakabessy.

Ia mengaku, berdasarkan teori ekonomi, inflasi harus ada guna mengukur tingkat perekonomian di suatu daerah, artinya dinamika ekonomi akan terlihat dari tinggi atau rendahnya inflasi.

Baca Juga: Noach Harap Dapat Kerjasama dengan Gerindra

Namun, sebagai pusat aktivitas ekonomi, pemerintahan maupun sosial budaya, tentunya harus diantisipasi secara baik oleh walikota dan jajarannya.

Apalagi, pemerintah pusat dan provinsi terus menekan agar kepala daerah fokus menjaga inflasi yang dianggap merupakan penyakit ekonomi yang bisa menghangat aktivitas perekonomian dan lainnya.

“Karena inflasi ini penyakit perekonomian, maka inflasi harus menjadi perhatian serius bagi Walikota dan jajarannya agar tetap terjaga,” pesan Leiwakabessy.(S-20)