AMBON, Siwalimanews – Setelah 10 tahun lamanya menjalin kerjasama dengan Pemerintah Kota Ambon dalam berbagai aspek, kali ini Universitas Katolik (UNIKA) Soegijapranata Semarang bersama Dinas Kominfo Kota Ambon, mengembangkan aplikasi sistem peringatan dan tanggap dini konflik.

Sistem ini sebelumnya telah dibangun oleh Institut Tifa Damai Maluku, namun masih dalam bentuk manual. Seiring perkembangan teknologi, tim peneliti dari UNIKA Semarang, melakukan kerjasama untuk mendigitalisasi sistem tersebut.

Kepala Dinas Komunikasi Informatika Joy Adriaansz disela-sela Forum Group Discussion tentang revitalisasi sistem peringatan dan tanggap dini konflik di Kota Ambon berbasis budaya dan kearifan lokal, yang berlangsung di ruang rapat vlisingen, Jumat (16/9) kemarin mengatakan, digitalisasi sistim peringatan dan tanggap dini konflik dilakukan, agar lebih mudah dan efektif untuk digunakan bagi para pemangku kepentingan di Kota Ambon.

“Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan konflik, adalah melalui media sosial. Medsos merupakan bukti dari kemajuan teknologi informasi yang menjadi rujukan utama bagi masyarakat dalam memperoleh maupun bertukar informasi. Namun sayangnya, minimnya pemahaman dan literasi digital, seringkali fungsi share di medsos disalahgunakan untuk penyebaran berita atau informasi bohong, yang biasanya memicu terjadi dan berkembangnya konflik,” ujar Joy.

Karena itu kata Joy, dibutuhkan sistem aplikasi yang lebih efektif dalam merendam dan mencegah timbulnya konflik itu sendiri, yang mana nantinya, aplikasi yang akan dikembangkan ini akan terhubung dengan beberapa sistem yang ada di pemkot seperti, diantaranya Lapor SP4N serta kanal-kanal medsos milik Pemkot Ambon, dan juga Polresta Pulau Ambon serta  Kodim.

Baca Juga: PDIP Malteng Dukung Tugas Penjabat Bupati Malteng

Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Yetrihoni Nalesti Dewi dalam laporannya mengatakan, gagasan penyelenggaraan program revitalisasi sistem peringatan dan tanggap dini untuk pencegahan konflik berbasis budaya dan kearifan lokal, didasari atas kesadaran,  bahwa Ambon ini mempunyai keunikan yang luar biasa.

“Gagasan budaya dan kearifan lokal ini sangat unik dibandingkan dengan daerah-daerah lain. Namun disatu sisi, Ambon juga mempunyai kerawanan yang sedikit berkaitan dengan masa lalu. Oleh karena itu, tim berpikir untuk hidupkan kembali sistem yang 2012 telah dibangun secara manual itu, agar didigitalisasi, sehinggar berfungsi dimasyarakat dan digunakan sebaik-baiknya oleh masyarakat,”jelasnya.

Sistem peringatan dini ini kata dia, sebenarnya belum memanfaatkan teknologi informasi, mengingat pada tahun-tahun kemarin, teknologi belum begitu berkembang pesat seperti sekarang.

Oleh karena itu, UNIKA Soegijapranata bekerja sama dengan Diskominfo Kota Ambon, akan membuat suatu aplikasi terkait dengan teknologi informasi untuk mendeteksi setiap peristiwa-peristiwa sekecil apapun yang terjadi di Ambon.

“Apakah itu konflik, atau non konflik, tapi data-data itu akan sangat berguna sekali untuk mendeteksi atau untuk melakukan pencegahan dini terhadap setiap konflik dan dapat meminimalisir potensi konflik. Yang ada sekarang hanya untuk mendeteksi bencana,” jelasnya. (S-25)