Tingkatkan Pengawasan Beras Plastik
Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Ambon memastikan beras yang dijual salah satu tokoh di Pasar Binaya Masohi, Maluku Tengah tak mengandung plastik.
Kepala BPOM di Ambon, Hariani mengaku, pihaknya sudah menguji sampel beras dan hasilnya tidak mengandung plastik seperti informasi yang ramai beredar di masyarakat. dari hasikl uji laboratorium negatif dan hasilnya sudah disampaikan ke Polres Maluku Tengah.
Informasi beras plastik kata Hariani, sudah pernah terjadi tahun 2015, 2016, 2017, terakhir awal Januari 2020 lalu dan sekarang terjadi di pertengahan bulan Februari
Harus diakui, pengetahuan masyarakat terhadap beras plastik sangatlah minim, karena itu tanggung jawab pemerintah untuk terus meningkatkan pemahaman dan pengetahuan masyarakat.
Ada empat cara sederhana untuk mengenali beras plastik. Pertama, dari bentuknya tampilan beras asli memiliki guratan dari bekas sekam padi, sedangka beras plastik tidak terlihat gurat pada bulirnya dan bentuknya agat lonjong.
Kedua, dari unjung bulit-bukti beras, pada beras asli terdapat terdapat warna putih disetiap ujungnya, warna tersebut merupakan zat kapur yang mengandung karbohidrat. Sedang beras bercampur plastik tidak ada warna putihnya.
Ketiga, jika beras asli direndam dalam air maka, akan berubah wana menjadi lebih putih. Sedangkan beras plastik hasilnya tidak akan menyatu dan airnya akan berubah menjadi putih.
Keempat, jika beras palsu ditaruh diatas kertas maka terlihat beras tidak natural, berbentuk lengkung tidak ada patahan.
Beras plastik sampai dengan saat ini lebih mahal dari beras, meskipun itu merupakan biji plastik daur ulang. Dan jenis plastik kecuali untuk 23 jenis, yaitu anti air, tidak mungkin dapat dimasak, sweling nebndekati testur nasi.
Minimnya pengetahuan masyarakat tentang beras plastik ini, harusnya menjadi catatan dan perhatian serius instansi terkait, baik itu Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Ketahanan Pangan serta stagas pangan untuk lebih meningkatkan pengawasan, tetapi juga meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat.
Karena munculnya berita-berita beras plastik pada sejumlah wilayah di Indonesia termasuk di Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku yang selanjutnya polisi usut, ternyata tidaklah benar berdasarkan hasil uji labfor.
Karena itu, masyarakat diingatkan untuk tidak terlalu cepat percaya dengan media sosial karena akan meresahkan masyarakat. jika ada temuan beras yang mecurigakan maka langkah tepat melaporkan ke polisi, dan jangan membuang ke media sosial, karena informasi tersebut harus diuji kebenarannya.
Kita berharap, dengan tingkat pengawasan yang dilakukan oleh instansi terkait, dan terus melakukan sosialisasi maka kewaspadaan dan pengetahuan masyarakat terhadap beras plastik semakin tinggi, masyarakat tidak akan mudah percaya pada berita-berita hoax yang sangat menyesatkan. (*)
Tinggalkan Balasan