Tingginya Harga Makanan Picu Inflasi di Maluku
AMBON, Siwalimanews – Tingginya harga bahan makanan, minuman dan tembakau memicu tingginya angka inflasi di Maluku yang mencapai 3,02 persen di bulan Februari.
Selain itu kelompok kesehatan juga menyumbang inflasi sebesar sebesar 3,81 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 3,48 persen.
Kepala BPS Maluku Maritje Pattiwaellapia dalam rilisnya, Jumat (1/3) menjelaskan secara keseluruhan inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Maluku Tengah sebesar 3,26 persen.
“Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Malteng sebesar 3,26 persen dengan IHK sebesar 103,16 dan terendah terjadi di Kota Tual sebesar 2,88 persen dengan IHK sebesar 106,62,” kata Maritje.
Dijelaskan inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya 10 indeks kelompok pengeluaran.
Baca Juga: KPU Minta Pemda Selesaikan Dana PilkadaSedangkan tingkat deflasi month to month (m-to-m) Provinsi Maluku bulan Februari sebesar 1,19 persen dan tingkat deflasi year to date (y-to-d) sebesar 1,00 persen.
Ia mengaku perkembangan harga berbagai komoditas pada Februari 2024 secara umum menunjukkan adanya kenaikan.
Berdasarkan hasil pemantauan BPS Provinsi Maluku di 3 kabupaten kota, pada Februari terjadi inflasi y-on-y sebesar 3,02 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 101,51 pada Februari 2023 menjadi 104,58 pada Februari 2024.
“Tingkat deflasi m-to-m sebesar 1,19 persen dan tingkat deflasi y-to-d sebesar 1,00 persen,” ungkapnya.
Inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya 10 indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 5,16 persen.
Kelompok kesehatan sebesar 3,81 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 3,48 persen, kelompok transportasi sebesar 2,96 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,79 persen.
Selain itu kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,93 persen, kelompok pendidikan sebesar 1,59 persen, kelompok perumahan, air listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 1,40 persen.
Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi y-on-y pada Februari, antara lain beras, bawang putih, tomat, bahan bakar rumah tangga, tarif angkutan udara, kangkung, sigaret kretek mesin, sawi hijau, dan lainnya.
Sedangkan komoditas yang memberikan sumbangan deflasi y-on-y, antara lain: ikan selar/kawalinya, ikan tongkol/ komu, ikan cakalang/sisik, ikan layang/mumar, telepon seluler, sabun mandi cair, terong, sabun cream detergen, minuman ringan.
Pada Februari 2024, kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y, yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,75 persen; kelompok transportasi sebesar 0,40 persen; kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,28 persen, ungkapnya.
Selain itu kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,20 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,19 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,07 persen, kelompok pendidikan sebesar 0,06 persen.
Dan kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,05 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,03 persen; dan kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,02 persen.
“Sementara kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan deflasi y-on-y, yaitu kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,03 persen,” tandasnya. (S-25)
Tinggalkan Balasan