SECARA umum, Human Immunodeficiency Virus atau HIV merupakan tahap awal dari dari penyakit AIDS. HIV akan menyerang sistem kekebalan tubuh, sehingga daya tahan tubuh pasien akan melemah dan rentan diserang berbagai penyakit.

Apabila tidak mendapatkan penanganan yang cepat, HIV akan berkembang menjadi AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome. Pasien yang terpapar AIDS akan mengalami kondisi dimana tubuh tidak mampu melawan infeksi yang ditimbulkan. Dengan kata lain AIDS adalah stadium akhir dari Infeksi HIV.

Kasus HIV-AIDS di Kota Ambon mengalami peningkatkan signifikan dan sangat memprihartinkan. Dari 140 kasus terbaru ternyata kasus mematikan ini telah menyasar pada 22 lokasi berbeda di Kota Ambon. Seperti 3 kasus ditemukan di kawasan Air Salobar, 23 kasus di Wai­haong, 3 kasus di Belakang Soya, 3 kasus di Puskesmas Christina Martha Tiahahu, 5 kasus di Nania dan 3 kasus di Hative Kecil.

Ditambah 3 kasus di Karang Panjang, 6 kasus di Arbes, 2 kasus di Rumah Sakit Bhayangkara, 13 kasus di RSUD Haulussy, 2 kasus di RS Al-Fatah, 13 kasus di RS Siloam, 9 kasus di Balai Kesehatan Paru Masyarakat, 26 kasus di Klinik Cindela, dan 9 kasus di RS Leimena.

Selain itu, untuk kawasan Rijali, Kilang, Lateri, Passo, Poka, Ben­teng, dan Halong masing-masing 1 kasus. Terkait tingginya penularan penyakit mematikan ini, Sekretaris Kota Ambon, Agus Ririmasse mengatakan, faktor ekonomi menjadi penyebab meningkatnya kasus tersebut dan sangat disayangkan kondisi tersebut.

Baca Juga: Pengangguran Pengaruhi Tingkat Ekonomi

Karena itu, untuk mengatasi persoalan ini selain pencegahan, juga akan dilakukan deteksi secara langsung.

DPRD Kota Ambon mendorong upaya penanganan kasus HIV-AIDS yang terus bertambah dan mencebar pada 22 lokasi.

Ketua Komisi I DPRD Kota Ambon, Jafry Taihuttu mengatakan, secara politik, DPRD Kota Ambon akan selalu konsen dalam melihat persoalan ini.

Posisi Kota Ambon yang berada pada peringkat umum karena tingginya penularan HIV/AIDS, membuat semua pihak harus terlibat dalam upaya menekan penularan penyakit mematikan itu.

Sesuai data, juara I itu Tual, 2 Aru dan Ambon juara umum. Itu artinya ada hal-hal yang tidak kami laksanakan selama ini. Oleh karena itu, harus ada konsen khusus dan hari ini DPRD lakukan itu dengan melaibatkan Pemkot.

Komisi I apresiasi sikap Pemkot Ambon dalam menanggapi masalah ini, sehingga pihaknya akan mendorong anggaran untuk penangganan kasus HIV-AIDS maupun penyakit menular lainnya seperti TBC dan Kusta.

Selain itu, lanjut Taihuttu, keterlibatan stakholder lain dalam upaya penanganan penyakit menular juga sangat dibutuhkan seperti peran tokoh agama, masyarakat, perempuan, NGO untuk bekerja secara bersama-sama dan hasilnya akan signifikan.

Dalam pertemuan semua juga kaget, bahwa ada kelompok beresiko lain, jadi selain waria, LSL, tempat karoke juga ada kelompok lain, yakni melalui tempat-tempat GYM, bahkan witers-witers juga tadi disebutkan, dan ini banyak, jadi kalau tidak disikapi, pasti angka ini akan semakin meningkat.

Karena itu komisi I mengundang Dinas Kesehatan Kota Ambon untuk mempresentasikan terkait langkah-langkah preventif apa yang akan dilakukan di Kota Ambon untuk dapat meminimalisir angka pengidam HIV terbaru.

Cara mencegah HIV/AIDS yang utama adalah dengan melakukan hubungan seksual yang aman. Anda disarankan untuk melakukan hubungan seksual menggunakan kondom sebagai upaya pencegahan penularan HIV/AIDS. Selain itu, hindari juga melakukan hubungan seksual dengan bergonta-ganti pasangan. (*)