AMBON, Siwalimanews – Aparat Kepolisian berhasil meng­amankan tiga warga yang diduga sebagai otak dari pemicu bentrokan yang terjadi di Kabupaten Maluku Tenggara, antara warga Desa Ohoidertutu dengan Desa Ohoiren, Keca­matan Kei Kecil Barat.

Akibat bentrok tersebut mengakibatkan satu warga tewas, puluhan lainnya luka-luka serta puluhan rumah ikut dirusak dan dibakar.

Tiga orang yang diman­kan ini disampaikan lang­sung oleh Kapolda Maluku Irjen Lotharia Latif yang mengun­ju­ngi lokasi konflik bersama, Pangdam XVI Pattimura Mayjen TNI Ruruh A Setyawibawa, Selasa (26/7).

Dalam kunjungan tersebut, Kapolda menghimbau agar tetap tenang, dan menyerahkan semua proses hukum kepada aparat kepo­lisian.

“Persoalan tersebut sudah dita­ngani secara hukum. Masyarakat diminta agar tetap tenang dan me­nyerahkan semua proses hukum kepada aparat kepolisian. Sudah ada 3 pelaku yang diamankan dan pro­ses sidik. Saya sudah perintahkan untuk proses sidik dan berikan pasal ancaman yang terberat,” tegas Kapolda.

Baca Juga: Pemprov Harus Utamakan Profesionalitas Pansel Sekda

Tak hanya mendindak tegas pe­laku, Kapolda juga meminta jaja­rannya untuk menyelidiki apakah ada provokator yang bergerak di balik konflik tersebut ataukah tidak. Jika terdapat indikasi ada aktor dibalik konflik tersebut maka dirinya memerintahkan jajaran untuk tindak tegas.

“Jangan ada provokator-provo­kator yang tidak ingin melihat keda­maian di bumi Malra. Dan mencoba mengadu domba antara sesama orang basudara, Saya dan Panglima ingatkan kita akan tindak tegas se­suai aturan yang berlaku,” tegasnya

Kapolda dan Pangdam juga me­minta kepada semua pihak bertikai untuk menghentikan pertikaian antara sesama anak bangsa.

“Hentikan pertikaian sesama anak bangsa, wujudkan perdamaian sehingga Malra dikenal sebagai daerah yang aman dan damai untuk dikunjungi siapapun,”pinta Ka­polda.

Kapolda mengatakan, saat ini di semua daerah sedang berlomba untuk memajukan perekonomian, demi kesejahteraan masyarakat di tengah pandemik covid, sehingga bentrok yang terjadi hanya dapat memperburuk keadaan.

“Jadi jangan dirusak dengan bentrokan-bentrokan yang merugi­kan baik jiwa maupun harta benda, bentrok tidak menguntungkan apa-apa, tapi malah merugikan diri sendiri, secara umum, bentrok justru akan membawa citra buruk bagi Malra itu sendiri,”pungkasnya.

Sampai saat ini, situasi dan kondisi di lokasi kejadian aman terkendali. Aparat TNI dan Polri telah melakukan pengamanan di daerah perbatasan kedua desa bertikai.

Bentrok Kembali Terjadi

Bentrokan susulan antar dua desa di Kabupaten Maluku Tenggara kembali berulang. Selain korban luka, rumah dan kenderaan juga ikut terbakar.

Senin pagi, bentrok kembali terjadi antara dua desa yakni Desa Ohoidertutu dengan Desa Ohoiren, Kecamatan Kei Kecil Barat kembali pecah, Senin (25/7).

Akibatnya sejumlah orang dika­barkan mengalami luka akibat ter­kena sabetan senjata tajam berupa parang dan panah. Bahkan dika­barkan ada rumah dan kenderaan juga ikut terbakar dalam insiden tersebut.

Informasi yang dihimpun redaksi Siwalima, bentrokan susulan yang terjadi Senin (25/7) pagi sekitar pukul 10.00 WIT tersebut merupakan aksi balasan, atas bentrok awal yang terjadi pada Sabtu (23/7) yang mene­waskan warga Desa Ohoidertutu Ignasius Balwo Renyaan Hemas.

Bentrokan yang sebelumnya sempat diredam anggota kepolisian tak dapat dibendung, saat sejumlah pemuda dari Desa Ohoidertutu dengan menggunakan sejata tajam untuk kedua kalinya mencoba masuk ke Desa Ohoiren.

Jumlah massa yang terlalu banyak membuat personil gabungan Brimob Tual, Babinsa 1503-01 Tual dan personil Polsek Kei Kecil Barat yang sebelumnya di tempatkan di pos perbatasan kedua desa itu kewala­han menghalau massa.

Untuk membubarkan massa, polisi terpaksa menembakan gas air mata, namun upaya tersebut tidak mem­buat massa dari Desa Ohoiderturu mundur, mereka berhasil menerobos masuk hingga ke Desa Ohoiren. Akibatnya bentrokan pun tak ter­hindarkan antara dua kelompok massa ini.

Tak lama kemudian Kapolres Malra AKBP Frans Duma tiba di lokasi dan melakukan mediasi.

Kurang lebih 2 jam bentrok berlangsung atau sekitar pukul 12.00 WIT massa dari Desa Ohoidertutu akhirnya membubarkan diri.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian.

Plh Kabid Humas Polda Maluku, Kombes Denny Abrahams yang dikonfirmasi juga belum merespon, begitupun Kapolres Malra AKBP Frans Duma.

Pesta Joget

Seperti diberitakan sebelumnya, gegara pesta joget, dua kelompok pemuda asal Desa Ohoidertutu dan Desa Ohoiren terlibat bentrok. Satu warga Ohoidertutu, tewas.

Bentrokanan berawal dari acara pesta joget di salah satu rumah warga di Ohoi Somlain pada Sabtu (23/7) dini hari.

Akibat bentrokan yang terjadi, satu orang warga yakni, Ignasius Balwo Renyaan Hemas warga Ohoidertutu dikabarkan tewas, akibat sejumlah luka sayatan benda tajam di sekujur tubuh, sementara 6 orang lainnya mengalami luka.

Informasi, yang dihimpun redaksi Siwalima menyebutkan, bentrokan yang terjadi berawal dari acara pesta Sabtu dini hari sekitar pukul 02.30 WIT. Saat itu terjadi cek-cok antar pemuda yang berakhir pembacokan terhadap warga Ohoidertutu Igna­sius Balwo Reyaan Hemas.

Tak terima atas kematian Ignasius, warga Ohoidertutu mendatangi Desa Ohoiren dengan tujuan mencari pelaku.

Beruntung aksi tersebut berhasil diredam setelah personil Polsek Kei Kecil Barat menghadang massa dari Desa Ohoidertutu sehingga ben­trokan tidak meluas.

Pelaksana Kabid Humas Polda Maluku, Kombes Denny Abrahams yang dikonfirmasi redaksi Siwalima, Minggu (24/7) membenarkan keja­dian tersebut.

Menurutnya, personil Polsek Kei Kecil Barat berhasil menghadang kelompok massa sehingga pertikai­an dapat diredam.

“Salah satu massa berhasil diha­dang personil sehingga bentrokan tidak sampai terjadi,” ujar Abrahams.

Katanya, situasi saat ini sudah berangsur kondusif, hanya saja untuk mencegah adanya bentrokan susulan pihaknya mensiagakan personil diantara kedua desa.

“Situasi sudah kondusif, namun personil masih disiagakan di Polsek Kei Kecil Barat,” tuturnya.(S-10)