AMBON, Siwalimanews – Bunda Paud Kota Ambon Lisa Watimena mengusulkan kepada satuan pendidikan untuk menghi­lang­kan tes baca tulis bagi pen­didikan usia dini.

Selama ini, miskonsepsi tentang calistung pada pendidikan usia dini dan pendidikan dasar kelas awal, masih sangat kuat di masyarakat padahal, membangun kemampuan pada anak perlu dilakukan secara ber­tahap dalam cara yang menye­nangkan.

“Kita perlu mengakhiri miskon­sepsi tentang calistung mulai dari sekarang, dengan transisi Paud ke pendidikan dasar,” ujar Wattimena saat melepas anak-anak paus se-Kota Ambon menuju pendidikan SD (transisi Paud-SD) yang berlang­sung di aula PGSD Unpatti, Rabu (24/5).

Dikatakan gerakan transisi Paud ke SD harus dilakukan dengan cara yang menyenangkan, dimulai sejak tahun ajaran baru nanti. Untuk itu tidak boleh ada pelabelan setiap sekolah kepada anak.

Setiap sekolah bukanlah pelabe­lan antara anak yang sudah siap atau belum siap, melainkan proses yang perlu dihargai oleh satuan pendidikan dan orang tua secara bijak.

Baca Juga: Potensi Pendidikan di MBD Tersembunyi

Dengan keterlibatan semua pihak, tambah Wattimena setiap anak yang berprestasi di Paud ke pendidikan dasar dapat terus melanjutkan pro­ses untuk mendapatkan kemampuan fondasi saat di SD.

“Peserta didik baru tidak meng­ikuti Paud tetap mendapatkan hal untuk mendapatkan pembinaan kemampuan fondasi sehingga me­miliki pijakan yang kuat untuk memperoleh pelajaran selanjutnya,” harapnya.

Ditandaskan selain menghi­lang­kan calistung, satuan pendidikan juga diminta menerapkan masa perkenalan bagi peserta didik baru 2 Minggu pertama serta membangun enam kemampuan fondasi anak telah yang telah dibangun secara kontinju dari paut hingga kelas II pada pendidikan dasar.

Sementara itu Kadis Pendidikan Ferdinandus F. Taso mengaku tidak ada lagi calistung ketika masuk pada jenjang pendidikan sekolah Dasar.

“Ini kami lakukan sesuai dengan peraturan walikota,” terangnya

Pelepasan kali serta ada 210 orang siswa paud yang merupakan perwakilan dari Paud se-Kota Ambon.

Menurut kadis, jadi kegiatan ini hanya serimoni yang mana ketika Covid-19 kemarin memang tidak dilaksanakan, tetapi sebelum itu sudah dilaksanakan.

“Memang hari ini kita lihat, anak-anak sangat ceriah maupun sema­ngat menyongsong mereka meme­riahkan acara dan masuk pada Se­kolah Dasar,” ujarnya. (Mg-1)