AMBON, Siwalimanews – Kepala Bidang  Bina Masyarakat Islam, Muhammad Rusdy Latuconsina mengaku, dari pemantauan hilal atau penentu datangnya bulan baru penanggalan hijriyah yang dilakukan di kompleks Karang Panjang, Kota Ambon pada Jumat (22/5) sore hilal tak terlihat lantaran tertutup awan.

“Hasil pemantaun kita, tinggi hilal tidak terlihat masih di bawah ufuk,” ungkap Latuconsina kepada wartawan usai memantau hilal di Karang Panjang.

Tak terlihatnya hilal kata Latuconsina, dikarenakan kondisi cuaca di Ambon yang berawan dan hujan dengan intensitas sedang. Dari pantauan dengan menggunakan Teleskop Hilal Vixen Sphinx SXD-2 cukup sulit untuk  melihat datangnya bulan baru.

Berdasarkan hasil pantauan hilal 1 Syawal di Karang Panjang, ketinggian hilal masih berada di bawah 2 derajat, yakni -4 derajat 45 menit 47 detik, atau dengan kata lain posisi bulan masih berada di bawah matahari.

“Kemungkinan besar, hari raya idul fitri akan jatuh pada hari Minggu 24 Mei 2020,” ujar Latuconsina

Baca Juga: Kompi E Yonif 731 Kabaresi bagi Sembako ke Masyarakat

Walaupun demikian, pihak salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia yakni Muhammadiyah sudah memutuskan lebaran jatuh pada Minggu (24/5). Penetapan ini berdasarkan Ketetapan hasil hilal hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid.

Kemeneterian Agama Republik Indonesia juga telah memutuskan Hari Raya Idul fitri 1441 Hijriah ditetapkan jatuh pada Minggu (24/5). Penetapan ini dilakukan setelah Kementerian Agama menggelar sidang isbat, Jumat (22/5) sore.

Hasil sidang isbat menyatakan bahwa hilal atau penentu datangnya bulan baru penanggalan hijriah belum tampak. Karena itu Ramadan digenapkan atau disempurnakan menjadi 30 hari (istikmal).

“Ketinggian hilal di seluruh Indonesia dibawa ufuk, dari 80 titik tidak melihat hilal,” kata Menteri Agama Fachrul Razi.(Mg-2)