Swab Saat Sidang Sinode, Warga Gereja Kecam
AMBON, Siwalimanws – Tinggal mengihitung hari pelaksanaan Sidang Sinode GPM ke 38 akan berlangsung. Namun desas desus peserta sidang sinode harus melalui mekanisme Swab/PCR untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 meresahkan warga GPM.
Ketua DPD Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Maluku, Heppy Leunard Lelapary mengecam keras jika panitia Sidang Sinode GPM berlakukan Swab/PCR kepada peserta sidang. Menurutnya, kehadiran peserta sidang sudah melalui mekanisme protokol kesehatan dari masingmasing daerah. “Pertanyaan yang menggelitik adalah, apa substansi dari Swab/PCR yang ingin dilakukan panitia. Kami menduga, jangan-jangan situasi pandemi ini dieksploitasi untuk kepentingan politik tertentu,” tandas Lelapary dalam rilisnya yang diterima Siwalima Senin (25/1).
Sebagai warga jemaat khususnya pemuda gereja, Lelapary mengaku merasa bertanggungjawab dalam mengkritisi dan mengawal proses Sidang Sinode GPM ke-38 agar berjalan sesuai dengan mekanisme dan harapan seluruh komponen.
“GPM bukan hanya milik warga GPM tetapi GPM hadir untuk tanggung jawab lebih luas. Dalam gumulan dan atensi bersama warga GPM, tentunya Sidang Sinode ke 38 ini mesti dipandang sebagai sarana menghadirkan Syaloom Allah dalam menata dan melayanidiri termasuk alam semesta berupa realitas lingkungan hidup, sosial, politik, ekomomi dan lain sebagainya,” jelas Lelapary.
Eks Ketua Panitia Kongres AMGPM ini berpendapat, berkaca dari pengalaman pelaksanaan Kongres AMGPM, panitia mengutamakan protokol kesehatan. “Saya sendiri sebagai ketua panitia, semua menyangkut protokol kesehatan kami tempuh dan tidak melakukan swab terhadap peserta. Untuk itu kami minta agar semua peserta sidang sinode jangan mau diswab untuk kepentingan-kepentingan yang terselubung,” himbaunya.
Baca Juga: Warga GPM Harap Sidang Sinode Sesuai AturanLelapary mengecam dengan keras jika nantinya panitia berlakukan Swab/PCR kepada peserta sidang sinode. Pria paruh baya itu menduga isu swab sengaja dihembuskan pihak-pihak tidak bertanggungjawab untuk mengulur atau menunda waktu pelaksanaan sidang sinode, demi melanggengkan kepemimpinan sinode saat ini.
“Jangan-jangan isu swab yang kami dengar dimana akan dilakukan swab kepada semua peserta, semata-semata hanya untuk upaya mengulur atau menunda waktu pelaksanaan sidang sinode demi melanggengkan kepemimpinan sinode saat ini,” pungkasnya.
Lelapary berharap, cara-cara seperti ini jangan sampai terjadi. GPM milik semua orang dan apa yang disampaikan GAMKI adalah wujud dari kecintaan terhadap gereja. Olehnya itu Ketua Sinode, A Werinussa diharapkan bijaksana dalam melakukan proses alih kepemimpinan. “Kami berharap pak Werinusa selaku ketua sinode bijaksana dalam melakukan proses alih kepemimpinan yang akan digelar pada 7-14 Feb 2021 nanti.
Sementara itu salah satu panitiia Sidang Sinode GPM, Pendeta Nick Rutumalessy yang dikonfirmasi perihal desas desus Swab/PCR bagi peserta Sidang Sinode GPM mengaku belum ada keputusan resmi dari Majelis Pekerja Harian (MPH) Sinode GPM terkait Swab/ PCR.
“Kalau informasi soal itu sempat ada, namun belum ada keputusan resmi dari MPH. Jadi sekali lagi saya mau katakan belum ada keputusan resmi menyangkut hal itu,” tegas Rutumalessy.
Meski demikian, Ketua Klasis Kota Ambon yang adalah tuan rumah pelaksanaan Sidang Sinode GPM ke 38 ini mengaku bukan Swab/PCR yang dimaksudkan melainkan Rapid Antigen. Itu pun tambahnya belum ada persetujuan MPH. “Bukan Swab/PCR, tapi ada rencana untuk Rapid Antigen. Cuman belum ada persetujuan MPH. Jadi begitu ya non,” ungkap Rutumalessy. (S-32)
Tinggalkan Balasan