DOBO, Siwalimanews – Miris, bertahun-tahun pemilik SPBU milik Haji Rasyid yang terletah di Kota Dobo selalu melakukan penjualan BBM jenis solar, premium dan pertamax dengan memakai jerigen.

Hal ini mengakibatkan hampir setiap harinya terlihat pemandangan antrian panjang yang turut berdampak pada arus kendaraan di jalan Ali Moertopo Dobo.

Selain itu, diduga turut terlibat penanggung jawab atau pengawas SPBU Rasyid, karena pembelian dengan kenderaan roda dua berulang kali dalam satu hari.

Namun disayangkan, praktek ini sudah berlangsung dari tahun ke tahun dan meresahkan masyarakat namun seolah dibiarkan oleh pihak-pihak yang berkewenangan.

Terhadap persoalan ini, sejumlah warga meminta kepada pihak PT Pertamina agar menindak dan memberi sanksi terhadap pengelola SPBU yang melayani pembelian premium bersubsidi dengan jerigen di daerah itu.

Baca Juga: Semester I, Tingkat Kekerasan Anak Capai 27 Kasus

“Kami minta Pertamina tindak tegas pihak SPBU karena Iebih sibuk melayani konsumen yang membeli BBM bersubsidi menggunakan jerigen ketimbang konsumen yang membutuhkan,” ungkap sejumlah warga Kota Dobo.

Menurutnya, PT Pertamina harus serius menyikapi persoalan ini karena terang- terangan menyalahi standar operasional prosedur (SOP) yang sudah ditetapkan oleh pemerintah, apalagi Kepala Depot Dobo, saat melakukan Inspeksi Mendadak (Sidak), Senin (27/7) lalu, sudah melihat secara dekat begitu banyak antrian jirigen di SPBU Rasyid dan spontan Iangsung marah-marah.

“Saat itu Kepala Depot tanya, sepeda motor muat berapa liter, 3 liter pak (jawab salah seorang tukang ojek yang kebetulan ikut antri), Ialu mobil berapa liter ? 40 liter pak, jawab salah satu sopir, antrian panjang ini akibat jerigen-jerigen ini,” ujar salah seorang tukang ojek meniru ucapan Kepala Depot, pada Siwalima, di Dobo, Rabu (5/8).

Terpisah, Kepala Depot Dobo, Mosez Keliduan saat dikonfirmasi awak media di ruang kerjanya, Rabu (5/8) mengatakan, minyak itu milik pemerintah, Pertamina hanya dipercayakan mengelola.

“Itu minyak pemerintah, Pertamina hanya dipercayakan kelola, jadi yang berhak awasi adalah pemerintah,” tegas Mosez.

Terkait dengan penggunaan jerigen, menurut Mosez, dikarenakan pemerintah daerah memberikan rekomendasi, pada hal mestinya dilarang karena minyak subsidi itu punya rakyat.

“Bapak-bapak harus tahu bahwa minyak yang ada di SPBU itu masyarakat kecil punya, kalau kemudian dimanfaatkan oleh orang berduit dengan melakukan penimbunan maka masyarakat kecil mau dapat apa lagi,” tambahnya.  (S-25)