AMBON, Siwalimanews – Sejumlah sopir ang­ku­tan kota dalam pro­vinsi jurusan Hatu men­datangi Balai Kota Ambon, Selasa (24/11) memprotes kebijakan Dinas Perhubungan.

Mereka menilai, kebi­ja­kan Dinas Perhubu­ngan Maluku yang melarang angkot Hatu melewati jalan Jenderal Sudir­man, dan harus masuk ke underpass Tantui, selanjutnya ke terminal mele­wati Tantui bawah sangat merugikan mereka. Pendapatan mereka menu­run drastis.

Plt Kepala Dinas Perhubungan Kota Ambon, Robby Sapulette, yang keluar menemui mereka meminta lima orang perwakilan bertemu dengan dia di ruang kerjanya.

“Kita tidak menerima jika kami harus melintas melawati jalur underpass yang ditetapkan Dishub Pro­vinsi Ma­luku, dan kemudian mele­wati Tantui dan Batu Merah bawah,” tandas Jefry Kastanya, koordinator sopir Hatu.

Kastanya mengungkapkan, pen­da­patan mereka sehari-hari selama melintasi jalur underpass, sangat kecil. Ia meminta jalur Hatu dipin­dahkan untuk melintasi jalan Jenderal Sudirman.

Baca Juga: Mahasiswa IAIN Bantu Satgas di Cek Poin Passo

Mereka juga meminta agar tarif angkot Hatu dinaikan menjadi Rp 10.000. Tarif Rp 7000 yang ditetap­kan tak sebanding dengan jarak yang ditempuh mereka. “Kami minta tarif penumpang dinaikan jadi 10 ribu,” ujar Kastanya.

Kastanya juga melaporkan per­buatan tidak terpuji pegawai Dinas Perhubungan yang bertugas di Posko Jalan Sudirman, Tantui atas, yang mengkonsumsi minuman keras saat bertugas. “Buktinya ada pak kadis. Ada video dan rekamannya,” tandasnya.

Sementara Robby Sapulette ke­pada wartawan mengatakan, pihak­nya sudah melakukan koordinasi dengan Dinas Perhuhungan Pro­vinsi Maluku untuk membangun posko di Jalan Jenderal Sudirman, Tantui atas, sehingga tidak ada AKDP yang melintasi melewati itu.

“Kita kan, sekarang sudah pasang pos di atas. Kembalikan Hatu untuk masuk pada jalur trayek yang telah dikeluarkan oleh pak gubernur, yaitu melewati jalan Batu Merah bawah, “ jelasnya.

Lanjutnya, jalur angkot Hatu di­pin­dahkan dan tidak melewati Jalan Jenderal Sudirman, karena Dinas Perhubungan berupaya menghin­dari kecemburuan antar sopir angkot trayek lain.

“Tetapi mereka (sopir Hatu) kebe­ratan ketika ada petugas yang jaga di sana, sehingga mereka protes. Ini kan masalahnya cuma satu, terlalu banyak kendaraan yang ada di sana,” ujar Sapulette.

Sapulette juga mengatakan, pi­hak­nya akan menindak tegas sopir angkot yang melintasi jalur underpass. “Karena memang angkutan kota bukan jalur di Jalan Hasanu­ddin. Supaya itu, ada aspek keadilan di situ. Jadi pos tetap kita pasang, kalau rambu sudah kita pasang, kami akan copot posko, “ ujarnya lagi.

Dia menambahkan, pihaknya akan menindak tegas petugas Dinas Per­hubungan yang mabuk di pos Jalan Jenderal Sudirman saat bertugas. “Kalau memang betul, kita akan tertibkan. Kita akan tetap tindak, “ tandas Sapulette. (Cr-6)