AMBON, Siwalimanews – Jabatan Ketua DPRD Ma­luku yang kini dijabat Lucky Wattimury tak lama lagi akan diganti sohibnya,  Benhur Watubun.

Informasi beredar, Watu­bun saat ini sudah berada di Jakarta dan akan menemui DPP PDIP untuk mengambil SK pergantian tersebut.

“Informasinya pak Benhur sudah di Jakarta untuk me­ng­ambil SK,” jelas sumber terpercaya Siwalima, Sabtu (8/10).

Skenario DPP itu jabatan ketua fraksi yang dipegang Benhur, akan diisi oleh Jem­my Jafet Pattiselano. Pattise­lano bahkan diga­dang-ga­dang akan menjadi benda­hara mengganti Wattimury.

Sumber tadi menyebutkan, Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekar­noputri telah menyetujui Benhur menggantikan LW sapaan akrab Lucky sebagai Ketua DPRD Maluku. Bahkan komposisi baru pun juga sudah disetujui.

Baca Juga: Aliansi KPK Tuding Proyek Cek Dam Rinjani Bermasalah

Sayangnya, hingga berita ini naik cetak, Benhur belum berhasil dihu­bungi. Beberapa kali dikontak, tele­pon genggamnya dalam keadaan tidak aktif.

Sebelumnya, informasi mengenai pencopotan mantan Ketua DPRD Kota Ambon ini sudah beredar di publik sejak awal Oktiber lalu.

Salah satu penyebabnya, adalah santernya sorotan media massa ter­hadap kasus yang dituduhkan kepa­da mantan Ketua DPC PDIP Kota Ambon itu.

Pantauan Siwalima di DPRD Maluku sejak sepekan lalu, sebagian besar anggota dewan ikut membahas isu pencopotan sohib mereka. Para kulit tinta yang sesehari bertugas di sana juga mulai menguliti persoalan dimaksud.

Ada Skenario

Hampir sepekan berdiam diri, Lucky Wattimury akhirnya angkat bicara menanggapi saling sikut di internal PPDIP Maluku, hingga isu pencopotannya sebagai Ketua DPRD Maluku.

Lucky menilai, langkah politik yang tidak elok dan cenderung melukai teman sendiri tidka baik dan merusak partai.

Insting politiknya akhirnya berhenti manakalah pada pekan ke­marin, tepatnya di Kantor DPRD Maluku, politisi senior PDIP itu membaca gerak tubuh sejumlah aktivis muda dan pangkuan sejum­lah oknum internal PDIP Maluku.

Menurutnya, ada skenario mere­but jabatan Ketua DPRD Maluku dari tangannya, sebab, awalnya pinjaman uang menjadi isu utama. Tapi kemudian bergeser ke isu lain, yakni pergantian Ketua DPRD Maluku.

“Dua isu ini memang berbeda, tapi punya kaitan. Pergeseran isu ini dapat dimengerti, sebab masalah pinjaman uang telah berhasil dise­lesaikan secara kekeluargaan dan damai, termasuk pencabutan lapo­ran di kepolisian. setelah saya ber­temu langsung dengan saudara Ongen dan pengacarannya, kita ber­hasil memetakan masalah, bagai­mana kronologisnya termasuk taha­pan penyelesaian yang sudah dan akan dilakukan. tapi yang pasti adalah, didalam otak pembuat ske­nario isu pinjaman uang antara beta dan Abdul Wahan Latuamuri harus dijadikan sebagai alat untuk menjatuhkan saya sebagai Ketua DPRD Maluku,” tandas Lucky dalam rilisnya yang diterima redaksi Siwalima, Kamis (6/10) malam.

Diakui, selama ini dirinya diam dan tidak pernah mengklarifikasi berita yang ada di media massa. hal itu lantaran waktu yang tersedia dipergunakan untuk merenung dan mengamati siapa aktor intelektual yang bermain, termasuk meman­faatkan jaringan untuk bekerja guna mendapatkan data dan fakta.

“Faktanya adalah pada hari Sabtu, 17 September 2022 sekitar pukul 18.00 WIT atau pukul 6 sore di tangga Kantor DPRD Maluku ada tiga teman dekat saya dan yang lain bertemu. kita lalu membahas salah satu masalah yang menjadi perhatian publik adalah bagaimana menjadi­kan pinjaman uang sebagai berita utama dan viral di media. katanya ini ada skenario, dimana nanti pada Senin ada berita tentang isu pinja­man uang itu. dan ternyata benar, pada Senin ada pemberitaan tentang peminjaman uang. Tujuannya su­paya ada opini publik dan internal PDIP, termasuk DPP menilai beta selaku Ketua DPRD Maluku berikut politisi PDIP, telah mencemarkan nama baik partai dan segera dicopot dari jabatannya,” bebernya.

Masih kata dia, tidak hanya diri­nya sebagai Ketua DPRD Maluku yang menjadi sasaran, melainkan informasi yang beredar, kalau ada oknum-oknum yang mengatur tahun 2024 mendatang, dirinya tidak bisa maju dalam kontestasi calon Wali­kota Ambon.

Pasalnya, beredar kabar apa calon lain di luar PDIP yang akan diper­juangkan maju sebagai calon Walikota Ambon.

“Nah fakta lainnya, sebagai ge­rakan untuk menjatuhkan beta dari Ketua DPRD Maluku, yakni meng­ajak sekelompok anak muda atau aktivis untuk menjalankan aksi demo. jaringan saya dikalangan organisasi pemuda mengingat saya bahwa ada aktor intelektual yang bergerilya mengajak sesama aktivis untuk melakukan demo. Isunya adalah Lucky Wattimury tidak layak pimpinan DPRD Maluku, karena terlibat hutang piutang. tujuan demi adalah membentuk opini publik secara terus-terusan, sehingga ada alasan melaporkan kepada DPD berikut tindakan DPP mengantikan Ketua DPRD. Jujur, waktu dengar cerita tersebut dari teman-teman, beta diam seribu bahasa, kok bisa begitu. beta kemudian memberikan nasehat kepada adik-adik aktivis itu supaya ke depan jadi pemimpin yang beretika dan bermartabat, ja­ngan menghalalkan segala cara un­tuk mencapai tujuan. Tapi gunakan cara-cara yang etis,” ungkapnya.

Bijaksana

Seperti diberitakan sebelumnya, tingginya suhu politik di tubuh ban­teng kekar di Maluku ini, membuat sejumlah pengurus anak cabang PDIP di Kota Ambon rame-rame angkat bicara.

Mereka berharap DPP PDIP menyikapi masalah ini dengan bijak, dan tidak keburu-buru menggan­tikan Lucky Wattimury, karena akan berdampak pada perolehan suara partai nanti pada pemilu 2024 mendatang.

Ketua PAC Kecamatan Baguala, Dangce Wattimury mengaku kaget dengan beredarnya informasi DPP bakal mencopot Lucky dari jaba­tan­nya sebagai Ketua DPRD Provinsi Maluku yang telah digenggam sejak 19 September 2019 lalu.

“Kita berfikir ini juga tidak sehat dalam berpolitik, kalau beliau itu ada masalah untuk merugikan partai oke saja, tapi selama ini kan beliau all out untuk partai dan ini juga jadi kebingungan,” ujar Dangce kepada Siwalima melalui telepon seluler­nya, Selasa (4/10).

Menurut Dangce, Lucky meru­pakan sosok yang berdarah-darah dengan partai cukup lama yang sudah pasti memiliki basis suara di tingkat bawah, sehingga ketika ke­putusan DPP untuk mencopot Lucky akan sangat berpengaruh.

“Keputusan DPP tetap akan mem­pengaruhi basis masa, karena beliau tahu persis dan orang juga paham roh partai PDIP,” ujarnya.

Dia meminta, DPP PDIP berhati-hati dalam mengambil keputusan, jika ingin PDIP tetap berkuasa di Maluku, apalagi ada arahan dari DPP untuk kader dan simpatisan tetap mempertahankan kekuasaan.

Terpisah, Bendahara PAC Leiti­mur Selatan, Semi Salamena menga­takan, Lucky Wattimury adalah senior Partai yang sangat merakyat di Maluku, dan khususnya di Kota Ambon. “Saya menilai walaupun ada persoalan pribadi tapi sebe­nar­nya tidak mencederai partai dite­ngah masyarakat juga,” ujar Semi.

Menurut dia, DPP PDIP boleh memutuskan Wattimury tetap di­ganti dari ketua dewan dan benda­hara partai sah-sah saja sepanjang dia melanggar aturan partai, namun bila pergantian Wattimury dengan cara-cara tidak wajar tentu akan menimbulkan kekecewaan dari pendukung Wattimury.

Apalagi, di mata masyarakat, lanjutnya, Wattimury merupakan sosok yang sangat merakyat terma­suk kontribusi dan dedikasi yang tidak perlu lagi diragukan.

“Kalau beliau diganti tentu suara partai tergerus di pemilu legislatif dan Pilkada,” cetusnya.

Karenanya Semi meminta DPP menyikapi masalah ini dengan bijak, dan tidak gegabah mengambil ke­putusan yang pada akhirnya meru­gikan partai.

Sangat Berpengaruh

Sementara itu, Akademisi Fisip Unpatti, Paulus Koritelu juga me­ngatakan pencopotan Wattimury dari jabatannya secara tidak lang­sung akan berdampak pada panas­nya suhu di internal PDIP Maluku.

Dijelaskan, sepak terjang seorang Lucky Wattimury secara kalkulasi maupun rasional tidak dapat lagi diremehkan melainkan dianggap sudah mempuni karena berasal dari jenjang terendah hingga tertinggi.

Kegoncangan secara internal pasti terjadi dalam tubuh PDIP sebab Lucky pasti memiliki investasi yang cukup panjang, baik waktu maupun jasa yang menyangkut dengan penyiapan kader. Artinya sudah pasti Wattimury memiliki kekuatan.

“Sosok Lucky pasti memiliki kekuatan dan akibatnya akan memunculkan kubu atau faksi yang membuat suhu politik internal menjadi panas,” ucap Koritelu.

Santer terdengar adanya persoa­lan yang berhubungan dengan hu­tang piutang yang menyebabkan persoalan ini terjadi, tetapi hutang piutang ter­sebut tetap melekat pada diri seorang politisi dan tidak dapat dielakkan.

Menurutnya, momentum tabuh genderang perang secara internal melambangkan peta persaingan politik menjelang 2024 nanti dan menjadi puncak pertarungan politik yang penuh dengan dinamika yang sulit diprediksi.

DPP kata Koritelu harus hati-hati dalam mengambil keputusan sebab jika keputusan tersebut melukai hati basis suara yang dimiliki Lucky, maka akan berpengaruh bagi kekua­tan PDIP ditahun 2024 mendatang.

Terkait dengan isu penyusunan kabinet baru itu merupakan kewe­nangan internal PDIP namun masalah ini harus diputuskan dengan hati-hati oleh DPP.

Koritelu juga mengingatkan kepala setiap orang yang tepat ingin terlibat dalam dunia politik harus memiliki energi cadangan politik yang luar biasa baik financial, psikologi maupun kapabilitas diri untuk menghadapi semua situasi. (S-05)