AMBON, Siwalimanews – Diduga sejumlah karyawan PT Gema Rejeki yang diberhentikan ataupun yang memilih di PHK, lantaran sering diintimidasi oleh John Tuhuteru atau yang dikenal dengan Titi sebagai pemilik perusahaan tersebut.

Hal itupun diadukan salah satu mantan karyawan PT Gema Rejeki kepada walikota dalam program Wajar di Balai Kota, Jumat (24/2).

Mantan karyawan itu mengungkapkan, kalau mereka sering diintimidasi jika tidak mengikuti kemauan bosnya tersebut.

“Kalau kita tidak mengikuti itu, maka karyawan tersebut dilarang bekerja, bahkan bisa dipecat, seperti saya, baru saja dipecat. Jadi kami kaum buruh yang bekerja di CV. Gema Rejeki di daerah Passo, merasa diintimidasi oleh pihak perusahan, dalam hal ini pimpinannya pak Jhon Tuhuteru,” jelasnya.

Ia juga mengaku, bersama teman-temannya yang lain tidak dapat berbuat apa-apa, apalagi bersuara, atas apa yang diperintahkan sang bos. Untuk itu, dirinya melaporkan hal tersebut ke walikota, karena sebenarnya, persoalan ini juga pernah dilaporkan ke Disnaker kota, namun dari hasil mediasi saat itu, sang bos justru mengaku lain, bahwa dirinya tidak pernah memaksa karyawannya untuk mengikuti ibadah tersebut.

Baca Juga: Jual Konten Porno, Pria Asal SBB Diciduk di Yogjakarta

Namun dilain sisi, sanksi off yang diberikan bos bagi karyawan yang tidak ikut kemauannya, membuktikan bahwa itu adalah bentuk intimidasi.

“Ini kita bekerja, ini bisnis, tapi dikaitkan dengan masalah lainnya. Kami pernah lapor ke Depnaker Kota, tapi saat mediasi bos bilang bukan pemaksaan,” tuturnya.

Menanggapi aduan itu, walikota langsung menghubungi pimpinan PT Gema Rejeki melalui telepon selulernya, dan kemudian disambungkan ke microfon, sehingga apa yang dipercakapkan, semuanya terdengar.

Bahkan dalam percakapan itu, sang bos mengaku memecat beberapa karyawannya itu bukan soal tidak mau mengikuti kemauannya, tetapi karena mereka melakukan pencurian.

“Mereka itu saya pecat karena mencuri pa wali,” ungkap John dari sambungan telepon tersebut.

Dalam percakapan itu, walikota juga marah saat sang bos mengatakan, akan mengambil karyawan dari luar Ambon, dan tidak akan merekrut anak-anak daerah sebagai karyawannya.

walikota langsung menegaskan, perekrutan anak daerah itu merupakan tanggungjawab sosial yang wajib dilakukan seorang pengusaha, ketika berusaha di Kota Ambon.

“Tadi saya marah saat dia bilang, nanti dia ambil pegawai dari luar daerah saja. Kalau itu dia lakukan, bila perlu saya tutup itu usahanya, masih banyak orang yang mau berusaha di daerah ini. Masa dia punya tangung jawab sosial untuk masyarakat kota, lalu dia ancam ambil orang dari luar, itu yang bikin saya tadi marah,” tegas walikota kepada wartawan usai program Wajar. (S-25)