AMBON, Siwalimanews – Sempat menolak dilakukan pengambilan swab tes, 10 kepala sekolah (Kepsek) SMP yang memiliki hasil rapid reaktif, akhirnya mau diambil spesimen swab untuk diuji laboratorium.

“Awalnya ketika dinyatakan reaktif, 10 kepala sekolah SMP ini menolak untuk swab tes, namun setelah diberikan pemahaman dan edukasi akhirnya mau,” kata Kepala BKD Ambon

Beny Selanno kepada Siwalima di Balai Kota, Rabu (20/1).

Dirinya menuturkan, setelah diberikan pemahaman terkait dengan swab tes yang harus dilaksanakan, maka ke-10 Kepsek reaktif tersebut mau melakukannya.

“Kemarin saya sudah panggil dan mereka sudah ikut, karena itu penting untuk mereka bukan untuk kita, ya,” ungkap Selanno.

Baca Juga: Hari Kelima, Korban Jatuh dari Kapal Dononsolo Masih Nihil

Selanno mengungkapkan alasan yang dipakai para kepala sekolah adalah karena belum siap melakukan swab tes.

“Mereka belum siap. Sebetulnya bukan soal mereka menolak ya, tapi mungkin belum siap ajah. Setelah diberikan pengertian dari kepala dinas kesehatan mereka mau,” bebernya.

Ketika disinggung terkait dengan hasil dari pada Sembilan Kepsek yang sebelumnya telah diambil swab test Selanno mengaku, lima kepala sekolah sudah menjalani karantina.

“Ada beberapa yang sudah dikarantina, kurang lebih ada 5 kepala sekolah dan asal sekolah tidak bisa saya bilang,” ungkapnya.

Sertijab Tunggu Swab

Seperti yang diberitakan sebelumnya, serah terima jabatan 19 Kepala Sekolah di lingkup Pemerintah Kota Ambon, akan dilaksanakan setelah hasil swab diumumkan. Sebanyak 24 kepala sekolah (Kepsek) tingkat SD dan SMP sekota Ambon melakukan rapid test sebelum melaksanakan Sertijab, di Balai Kota Ambon, Kamis (7/1).

Dari ke-24 orang kepsek yang melaksanakan prosedur rapid test tersebut, terdapat 19 orang yang memiliki hasil reaktif, dan langsung kartu identitasnya disita agar mereka dapat melakukan prosedur selanjutnya yakni swab tes.

Namun, sampai dengan saat ini yang baru melaksanakan swab tes dan masih menunggu hasil hanya sembilan orang, sementara sisanya masih belum melakukan swab tes sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Ambon, Benny Selanno mengungkapkan, ke-19 orang tersebut jelas harus melakukan swab tes sebab sertijab tak akan dilaksanakan

sampai pihaknya mengetahui hasil swab dari para kepsek tersebut.

“Mereka yang hasil rapidnya reaktif, telah diperintahkan untuk melakukan swab tes. Jadi, proses sertijab baru bisa dilakukan, setelah hasil swab keluar. Kira-kira satu minggu lagi baru hasilnya bisa diketahui,” ungkapnya, kepada wartawan di Balai Kota Ambon, Senin (11/1).

Ketika dikonfirmasi, terkait dengan penghindaran yang dilakukan oleh 10 orang kepsek dengan alas an enggan untuk diswab, dirinya menuturkan pihaknya akan segera berupaya melakukan pemanggilan dengan cara menelephone yang bersangkutan untuk tetap melakukan prosedur tersebut.

“Terkait dengan 10 Kepsek itu, nanti saya akan telepon mereka. Mau tidak mau mereka harus lakukan swab, agar bisa diketahui apakah kondisi mereka ini telah terpapar Covid-19 atau tidak, “ tegas Selanno.

Selano menjelaskan, Kepsek merupakan aparatur sipil Negara (ASN), yang juga memiliki tugas dalam upaya memutus mata rantai penyebaran covid-19. Jika tidak mau melakukan swab, otomatis yang bersangkutan tidak mendukung program pemberantasan Covid-19.

“Mereka ini kan punya keluarga, punya bawahan para guru di sekolah. Kalau hasilnya reaktif dan mereka tidak mau diswab, ini namanya melanggar aturan sebab dapat menimbulkan penularan,” jelasnya.

Dirinya menegaskan, saat ini pihaknya telah memberikan kan swab, agar bisa diketahui apakah kondisi mereka ini telah terpapar Covid-19 atau tidak, “ tegas Selanno. Selano menjelaskan, Kepsek merupakan aparatur sipil Negara (ASN), yang juga memiliki tugas dalam upaya memutus mata rantai penyebaran covid-19. Jika tidak mau melakukan swab, otomatis

yang bersangkutan tidak mendukung program pemberantasan Covid-19.

“Untuk sementara mereka semua istrahat dan tidak diijinkan bertugas, sampai hasilnya keluar negatif,” terang Selanno. (S-52)