AMBON, Siwalimanews –   Warga Bekasi, Jawa Barat berinisial AA yang dinyatakan sembuh dari virus corona meninggal­kan Ambon, Kamis (2/4) bersama 14 rekannya.

Mereka diangkut oleh bus Dinas Perhubungan Pro­vinsi Maluku dari Ba­lai Diklat BPSDM Ma­luku ke Bandara Internasional Pattimura sekitar pukul 15.00 WIT.

Sebelum 15 orang ini diberang­katkan menuju ke bandara dilakukan pemeriksaan kesehatan oleh tim gugus tugas dan memastikan tidak ada barang yang ditinggalkan oleh mereka.

“Mereka kita sudah antar ke ban­dara untuk kembali ke daerah ma­sing-masing,” kata Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanga­nan Covid-19 Maluku, Meikyal Pontoh yang dikonfirmasi wartawan di Kantor Gubernur Maluku.

Pontoh menjelaskan, mereka di­pulangkan setelah hasil uji labora­torium dari Badan Litbang Kemen­terian Kesehatan yang menyatakan mereka negatif virus corona, serta telah menjalani pemeriksaan dan isolasi.

Baca Juga: 121 Warga di SBT Jalani Isolasi Mandiri

“Mereka sehat sehingga kita pulang­kan dan kita sertakan juga surat keterangan sehat baik bekas pasien 01 maupun 14 rekannya,” jelas Pontoh.

Pontoh mengatakan, tidak ada lagi orang dengan status pasien dalam pengawasan (PDP) yang dirawat di RSUD dr. M Haulussy.

“Tiga orang dengan status PDP di RSUD Haulussy, kita sudah keluarkan, yaitu 2 warga Jepang dan 1 lagi warga Maluku, karena sudah kita nyatakan sembuh,” ujarnya.

Sementara masih ada tiga orang berstatus PDP yang dirawat masing-masing di Rumah Sakit Tentara Tingkat II  J.A. Latumeten, Rumah Sakit TNI Angkatan Laut FX Soe­hardjo dan Rumah Sakit Umum Pusat dr. Johanes Leimena.

“Masing-masing rumah sakit ini merawat satu orang  pasien dengan status PDP. Sampelnya sudah kita kirim namun hasilnya belum kita terima,” katanya.

Secara keseluruhan, total 102 spe­simen yang dikirim untuk diperiksa, dan 73 dinyatakan  negatif. “Kita masih tunggu hasil dari 29 spesi­man,” tandasnya.

Meningkat

Pontoh juga menjelaskan, jumlah ODP dan PDP di Maluku meningkat. Sampai dengan Kamis 2 Maret pukul 12.00 WIT, jumlah ODP di Maluku sebanyak 150 orang.

Pontoh merincikan di Kota Ambon, jumlah ODP sebanyak 45 orang, Ka­bupaten Malteng 6 orang, Kabupaten SBB 17 orang, Kabupa­ten SBT 1 orang, Kabupaten Buru 33 orang, Buru Selatan 5 orang, Kota Tual 10 orang, Ka­bupaten Maluku Tenggara 2 orang, Kabupaten Kepu­lauan Tanimbar 23 orang, kabupaten MBD 1 orang dan Kabu­paten Kepulauan Aru 7 orang.

Sebelumnya pada Rabu (1/4) hingga pukul 12.00 WIT jumlah ODP di Maluku 132 orang.

Sedangkan PDP naik menjadi 9 orang. Masing-masing di Kota Ambon tiga orang, satu di Kabupaten Maluku Tengah, dua orang di Kota Tual, satu orang di Kabupaten Maluku Tenggara dan dua orang di Kabupaten Kepulauan Aru.

“Sebelumnya PDP hanya di Kota Ambon tiga orang dan Kabupaten Maluku Tengah satu orang, dua orang dari Kabupaten Kepulauan Aru serta 2 dari Kota Tual. Sekarang ber­tambah lagi satu orang di Kabupaten Maluku Tenggara,” jelas Pontoh.

Pontoh juga mengatakan, perleng­kapan pendukung sudah didistri­busikan ke lokasi-lolasi karantina. “Kita sudah perbaiki dan kita pastikan permintaan-permintaan sudah kita penuhui, diharapkan kejadian seperti ini tidak terjadi lagi,” tandasnya.

Ia mengakui, untuk lokasi yang ditempati oleh pelaku perjalanan tidak ditempatkan klinik, karena itu perhentian sementara.

“Apabila ada pelaku perjalanan sakit baru tim medis diturunkan ke lokasi untuk melakukan pemerik­saan, jadi tidak ditempati klinik se­perti yang diminta oleh warga yang ngamuk waktu itu,” kata Pontoh.

Seperti diberitakan,  puluhan orang yang dikarantina di gedung Lembaga Penjamin Mutu Pendidi­kan (LPMP) Maluku kabur, karena tidak diberi makan. Tak hanya itu, tindakan medis juga tidak ada.

Puluhan orang itu digelandang ke LPMP Maluku setelah tiba dengan KM Tidar pada Rabu (1/4) pagi sekitar pukul 08.00 WIT di Pela­buhan Yos Sudarso Ambon. Jumlah mereka 82 orang, dan 23 diantara­nya orang Maluku. (S-39)