AMBON, Siwalimanews – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. M. Haulussy Ambon siap melayani pasien corona, karena sudah dite­tapkan sebagai pusat rujukan pasien corona.

Rumah sakit ini bah­kan telah menyiapkan ruang isolasi dan ske­ma penanganan pasien yang terduga (suspect) maupun yang positif terkena virus COVID-19.

“RSUD Haulussy se­ba­gai rumah sakit ruju­kan pasien corona dan kita sudah siap,” kata Kadis Kesehatan Malu­ku, Meikyal Pontoh ke­pada Siwalima melalui telepon selulernya, Ra­bu (4/3).

Dikatakan, pasca virus corona ini mendu­nia, Pemprov Maluku sudah melakukan lang­kah-langkah antisipasi, salah satunya memper­siapkan seluruh rumah sakit di kabupaten/kota, termasuk RSUD dr.M Haulussy sebagai rumah sakit rujukan.

“Seluruh rumah sakit kabupaten/kota sudah siap untuk melindungi masyarakat masing-masing, pas­ca kasus virus COVID-19 men­dunia,” jelas Pontoh.

Baca Juga: Kali Uli Kembali Meluap, Arus Lalulintas Lumpuh

Pihaknya telah melakukan koor­dinasi antar organisasi perangkat daerah termasuk dengan peme­rintah daerah kabupaten/kota untuk penanganan virus corona.

Dengan ditemukannya dua pa­sien yang positif terkena virus corona di Depok, kata Pontoh mem­buat Dinas Kesehatan Maluku me­ngintensifkan sosialisasi terma­suk mempersiapkan rumah-ru­mah sakit menangani pasien corona.

“Langkah yang sudah dilakukan yaitu intens melakukan sosialisasi kepada masyarakat sampai pada tingkat kabupaten/kota,” terang Pontoh.

Selain sosialisasi, Pemprov Ma­luku juga telah membentuk tim penanganan yang diketaui Sekda Maluku Kasrul Selang, dengan melibatkan OPD terkait baik seperti Dinas Kesehatan, Dinas Ketena­ga­kerjaan, Dinas Pariwisata, Kan­tor Imigrasi, Angkasa Pura, dan pihak kepelabuhanan.

Tidak hanya itu, pemerintah juga sudah menginstuksikan untuk memperketat masuknya orang dengan menempatkan thermal scanner di pintu masuk bandara. “Se­mua kita lakukan untuk mence­gah masuknya virus mematikan ini di Maluku,” jelas Pontoh.

Sebelumnya, Pelaksana Tugas Wakil Direktur Pelayanan dan Keperawatan RSUD Haulussy, dr. Iriani Sutiksno menjelaskan, ka­mar khusus atau ruang isolasi telah disiapkan yang letaknya di bagian belakang dan jarak dengan ruang bangsal perawatan pasien umum cukup jauh.

Dalam ruangan isolasi juga terdapat beberapa tempat tidur pasien dibuat seperti bangsal khusus agar tidak sampai ada kontaminasi. “Di ruang isolasi ini terdapat enam tempat tidur, semua peralatan juga sudah disediakan di dalam ruangan ini,” ujarnya.

Dikatakan, peralatan yang ter­dapat di ruangan ini, selain tempat tidur, juga tersedia monitor EKG hingga ventilator untuk oksigen, dan disediakan sepatu khusus serta masker jenis N95 bagi pa­sien maupun petugas medis.

Selain ruangan tersebut, tam­bahnya, juga terdapat suatu ruangan khusus bagi pasien yang meninggal akibat terinveksi virus.

Hal ini dikarenakan, jenazah corona tidak boleh disatukan dengan ruang jenasah pasien umum, bahkan jalur keluar masuk ke ruangan ini juga terpisah. “Kita buat seperti ini, dengan tujuan untuk men­cegah penularan dan pe­nyebaran virus ini lebih besar lagi,” jelasnya.

Ditanyakan apakah RSUD dr. Haulussy sudah memenuhi stan­dar sesuai yang ditentukan Ke­menterian Kesehatan, Iriani me­ngaku, tim dari Kementerian telah turun ke RSUD Haulussy dan meninjau ruang isolasi. “Mereka memeriksa sejumlah ruangan serta kesiapan RSUD jika ada pasien corona,” katanya.

Ditambahkan, hal yang menjadi perhatian yakni, keberadaaan pendingin ruangan di ruang iso­lasi. “Dalam kunjungan itu mereka meminta agar pihak rumah sakit tidak menggunakan AC sentral dan menggunakan venti­lasi yang terstandar. Tujuannya agar virus tidak ikut terbawa lewat udara dan menjangkit pasien atau orang lain di rumah sakit,” katanya.

Iriana menambahkan, pihaknya siap menerima kedatangan pasien yang berstatus terduga maupun positif. Namun Iriani berharap, itu tidak terjadi di Maluku.

“Sebelum sampai Ambon kan mereka lewat banyak bandara, ada Jakarta, Makassar, atau Surabaya pasti di situ sudah ada pemerik­saan. Jangan sampai masuk sini,” harapnya.

Cegah Penimbunan Masker

Masuknya virus corona mem­buat masyarakat cemas. Masya­ra­kat berbondong-bondong membo­rong masker. Malah di sejumlah daerah, masker menjadi langka.

Mencegah penimbunan masker di Maluku, DPRD Provinsi Maluku langsung melakukan koordinasi dengan Polda Maluku, Rabu, (4/3).

“Tadi kita koordinasi dengan polda agar segera diusut, ada tidak modus penimbunan untuk kepen­tingn dagang,” kata Wakil Ketua DPRD Maluku, Aziz Sangkala kepada Siwalima di ruang kerja­nya, Rabu, (4/3).

Langkah ini diambil DPRD, kata  Sangkala, karena adanya infor­masi masker ditimbun dan dikirim ke luar Maluku.

“Kalau ini sangat bahaya, kita orang Maluku lagi butuh, kok maskernya dikirim ke luar karena bisa dijual dengan harga mahal, kita minta  kalau ada modus-modus seperti itu agar ditindak,” tegas Sangkala.

Sangkala juga mengharapkan agar pemerintah Daerah  dapat bertindak cepat untuk memastikan perlindungan terhadapat warga masyarakat dengan langkah-langkah yang terukur.

“Langkah-langkah yang me­mang memastikan deteksi dini terhadap keberadaan virus corona di Maluku  dan khususnya di Kota Ambon itu bisa kita lakukan,” ujarnya.

Menurut Sangkala, pihaknya belum melihat langkah terukur yang dilakukan pemprov. Misalnya, di pintu masuk Ambon baik di bandara maupun pela­buhan laut, belum dipasang alat pendeteksi suhu tubuh.

“Masyarakat yang datang dari luar kota dengan jumlah yang besar belum ada alat pendeteksi suhu tubuh masyarakat yang bisa diidentifikasi atau diduga terinfeksi,” ujarnya.

Olehnya ia mengharapkan, Dinas  Kesehatan bekerja sama dengan pihak-pihak terkait agar segera memastikan adanya pen­deteksi suhu tubuh manusia di bandara dan pelabuhan.

Selain itu, Sangkala berharap, rumah sakit daerah sampai dengan puskesmas untuk dalam kondisi siaga.

“Kami yakin kalau pelayanan kesehatan di rumah sakit itu baik maka virus ini dapat ditangani dengan baik, tetapi jika yang terinfeksi luput dari pantauan dan kemudian berjangkit atau menular ditengah-tengah masyarakat, hal ini dapat membuat  pemerintah kewalahan,” ujarnya.

Langkah penting lainnya, so­sialisasi secara berjenjang de­ngan melibatkan berbagai elemen masyarakat agar tidak panik.

“Kepanikan itu boleh jadi akan membuat suasana itu tidak terkendali. Masyarakat cukup tenang cuci tangan dan menghindari berkotak langsung dengan orang-orang yang memiliki gejala, jadi tenanglah,” himbaunya. (Mg-4)