Realisasi Anggaran Dinkes 2019 Rendah
Huwae: Hati-Hati Laksanakan Program
AMBON, Siwalimanews – Realisasi anggaran Dinas Kesehatan Provinsi Maluku tahun 2019 sangat rendah, dan jauh dari yang diharapkan.
Dalam laporan Pertanggung jawaban Keuangan Dinas Kesehatan Maluku yang diterima Komisi IV DPRD diketahui, pagu Dinkes sebesar Rp 30 miliar, sedangkan realisasi hanya Rp 23 miliar.
Anggota Komisi IV DPRD Maluku, Edwin Huwae mengatakan, Dinas Kesehatan selaku penanggungjawab anggaran telah menjelaskan dengan cukup baik semua program dan kegiatan yang direalisasikan pada tahun anggaran 2019.
Kendati demikian, Komisi IV masih memberikan perhatian berkaitan dengan kondisi kesehatan di Maluku, terutama dalam realisasi anggaran 2019 yang menjadi temuan komisi, dimana tingkat realisasi sangat rendah padahal pagu cukup tinggi.
“Dalam rapat itu Komisi IV mengatensikan, berkaitan dengan kondisi kesehatan di Maluku terutama realisasi anggaran 2019 dari temuan komisi tingkat realisasinya rendah padahal pagu cukup tinggi,” jelas Huwae usai rapat Komisi IV dengan Dinas Kesehatan Maluku
Baca Juga: GMKI Demo Tuntut Maaf Gubernur, Wagub Pasang BadanMenurutnya, pagu anggaran yang ditetapkan pada Dinas Kesehatan Maluku sesuai laporan yang diterima sekitar 30 miliar, akan tetapi dalam realisasi anggaran hanya Rp 23 miliar, padahal dalam realisasi program kegiatan anggaran untuk menangani masalah kesehatan mestinya diperbanyak.
Politisi PDIP ini mengungkapkan, salah satu alasan yang menyebabkan realisasi anggaran mengalami penurunan terletak pada kegiatan yang pelaksanaannya dilakukan hampir dipenghujung tahun anggaran.
Karena itu, Komisi IV telah meminta agar kedepannya Dinas Kesehatan lebih berhati-hati dalam pelaksanaan program dan kegiatan, sehingga jangan sampai program yang dilakukan tidak dapat terpenuhi dan menjadi temuan dari BPK.
Menanggapi realisasi anggaran yang rendah, Kepala Dinas Kesehatan Maluku Meikyal Pontoh menjelaskan, secara umum realisasi pada Dinas Kesehatan mencapai 92 persen lebih. “Kalau semuanya realisasi di kesehatan 92 persen lebih,” ungkapnya.
Menurutnya, secara detail ada beberapa program kegiatan yang memang realisasi sangat kecil dan rendah. Misalnya program penanggulangan wabah di Provinsi Maluku yang mana pada tahun 2019 tidak terdapat wabah di Maluku, sehingga anggaran itu tidak direalisasi dengan baik.
Selain itu, untuk penanggulangan gizi telah dilakukan dengan sumber dana alokasi khusus (DAK) yang dikucurkan sudah diakhir tahun 2019 tepatnya bulan November, sehingga tidak terserap secara maksimal dan akhirnya anggaran dimaksud diluncurkan pada tahun 2020.
Untuk diketahui, rapat Komisi IV DPRD Maluku dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi, Ruslan Hurasan, dihadiri oleh anggota komisi, Kepala Dinas Kesehatan Maluku, Meykial Pontoh serta Direktur RSUD Haulussy, Rita Tahitu maupun jajaran kesehatan berlangsung, Jumat (28/8). (Cr-2)
Tinggalkan Balasan