DOBO, Siwalimanews – Gencar-gencarnya pemerintah meng­ins­truksikan agar hindari kerumunan warga dalam jumlah banyak guna men­cegah penyebaran virus Corona yang kini telah merenggut banyak nyawa maupun ribuan warga yang sudah terjangkit, tidak sejalan dengan kondisi ketika pembagian bantuan sosial di Aru.

Sangat miris melihat kondisi puluhan bahkan hingga ratusan warga masyarakat kerumuni proses pembagian bantuan sosial (Bansos) dalam bentuk Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) oleh Dinas Sosial Kabupaten Kepulauan Aru.

Berdasarkan pantauan Siwalima di beberapa titik lokasi pembagian, seperti di TOKO ARU JAYA, Jalan Alexander Mesak (kompleks kelapa dua) dan Toko Sinar Cemerlang Kapitang Malongi Kelurahan Galay Dubu sementara untuk Kelurahan Siwalima, Toko Brikian Jalan Ali Moertopo (lorong Ija) dan Toko Raja Empat Jalan Cenderawasih, terlihat puluhan bahkan ratusan warga masyarakat penerima bantuan tersebut berbondong-bondong dan Kerumi petugas saat pembagian bantuan.

Bahkan parahnya lagi, tidak terlihat ada warga yang mengantri tanpa gunakan masker, dan ini sangat fatal jika terjadi penyebaran virus Corona.

Dengan kondisi seperti ini, apakah tidak ada opsi lain, pemberian langsung pada penerima atau desa sehingga menghindari kerumunan warga dalam jumlah besar.

Baca Juga: DPC Demokrat Malra Lakukan Penyemprotan Disinfektan

Bupati Kabupaten Kepulauan Aru, Johan Gonga, yang dikonfirmasi terkesan menghindar. Justru ia meyuruh untuk berkoordinasi dengan Kadis Sosial dan pihak BRI. “Nanti kordinasi dengan Kadis Sosial dan Bank BRI supaya lebih jelas,” ungkap bupati, melalui pesan WhatsApp, Senin (13/4).

Selain itu, melihat warga yang tidak menggunakan masker, bupati mengaku dalam waktu dekat akan bagikan masker.

“Dalam waktu dekat, beta ada mau bagikan masker,” cetusnya.

Sementara itu, Kadis Sosial ketika dikonfirmasi di kantor tidak ketemu. salah satu Kabid Dinsos, Jhon Bolaklakna ketika di konfirmasi mengakui, pembagian tersebut berdasarkan petunjuk teknis (juknis) sehingga tidak bisa dengan cara lain.

“Kita lakukan berdasarkan  juknis, jadi mau dan tidaknya kita harus lakukan, walaupun dalam kondisi saat ini ada intruksi untuk hindari kerumunan warga dalam jumlah besar,” katanya.

Selain itu, kondisi seperti terpaksa dila­kukan pada enam titik lokasi pembagian dalam Kota Dobo untuk sepuluh keca­matan karena beberapa faktor, dianta­ranya, pendamping dari bank BRI hanya tiga orang dan di kecamatan tidak ada bank untuk mengecek besar batuan (uang) yang diterima sehingga di alokasikan ke jumlah sembako yang diterima pula oleh penerima,”jelasnya.

Terkait dengan opsi apakah tidak bisa diberikan langsung ke desa atau diwakilkan oleh kades guna hindari kerumunan, dirinya mengaku tidak bisa, karena pemilik kartu bantuan tidak bisa dipegang oleh orang lain. (S-25)