SAUMLAKI, Siwalimanews – Bagi sebagian kepala daerah, yang sering kali dituntut adalah pengabdian tanpa pamrih yang diinginkan masyarakat, apalagi dengan karakteristik kepemimpinan yang demokratis, tentu mendapat tempat di hati setiap orang.

Seperti hati sosok Petrus Fatlolon, mantan Bupati Kabupaten Kepulauan Tanimbar periode 2017/2022 itu sejak lama telah memiliki kecintaan dan kepedulian untuk membangun daerah bertajuk Bumi Duan Lolat.

Sosok kepemimpinan Fatlolon yang penuh kasih dan kebapaan ini diuraikan Agustinus Rahanwarat, salah satu pemuda dan aktivis di Tanimbar kepada Siwalimanews di saumlaki,  Senin (13/02).

Rahanwarat menceritakan kilas balik Fatlolon pasca menggapai puncak kesuksesan, namun rela memberi diri untuk membangun Tanimbar, generasi muda, masyarakat, ekonomi, dan berbagai sektor kehidupan lainnya.

“Fatlolon berkarir sebagai pengusaha sukses, kala itu mendorong SDM lewat bantuan beasiswa studi kepada generasi muda. Selain itu, kontribusinya terus digalang hingga kini kepada siapa saja yang meminta pertolongan, dengan kemurahan hatinya, rakyat Tanimbar yang telah mendapat manfaat, baik sebelum menjabat sebagai kepala daerah, bahkan setelah menjabat Bupati Kepulauan Tanimbar,” ujarnya.

Baca Juga: Puskaesmas Tanah Goyang Bangun Posko Kesehatan

Kepemimpinan lima tahun terakhir mulai dari (2017-2022), menurut Rahanwarat, telah terukur sesuai visi dan misi membangun Tanimbar. Bukti nyata pembangunan yang dirasakan seluruh masyarakat mulai dari kecamatan Molu Maru hingga Kecamatan Selaru Eliasa.

“Kita tahu karakteristik wilayah Tanimbar terdiri dari pulau-pulau, namun Bapak Fatlolon berupaya mengunjungi warga desa hingga dusun sambil menyerap aspirasi. Sejumlah program pemberdayaan digerakan dengan sungguh-sungguh tanpa intrik politik, berhasil mendekatkan diri dengan rakyat untuk mendalami kebutuhan mendasar yang dibutuhkan masyarakat Tanimbar.

Dia menambahkan, alasan utama Fatlolon untuk menjadi bupati agar terus mendorong kebijakan publik untuk membangun daerah dapat dirasakan manfaatnya oleh seluruh warga Tanimbar. Bahkan selama kepemimpinannya, walaupun suhu politik pascara pilkada, sejumlah rival politik kembali dirangkul oleh Fatlolon untuk bergandengan tangan bersama membangun Tanimbar.

“Politik yang ditampilkan Fatlolon kalau dimaknai sebagai proses yang sifatnya sementara, namun jati diri sebagai putra-putri Negeri Duan Lolat adalah kekal adanya. Tentu, banyak hal yang telah Fatlolon bangun dengan cinta yang tulus bagi Bumi Duan Lolat. Namun sebagai seorang pemimpin, tidak sepenuhnya terlepas dari berbagai kritik untuk membangun Tanimbar,” urai Rahanwarat.

Menurutnya, tidak semua kibijakan publik yang ia lakukan Fatlolon disukai oleh lawan-lawan politiknya. Banyak sekali isu yang diciptakan dan dimainkan untuk merongrong pemerintahannya. Namun sosok Fatlolon tidak menjadikan lawan politik menjadi musuh, namun terbuka menerima segala kritik dan masukan.

“Banyak orang telah duduk semeja dengannya untuk menyatukan persepsi membagun Tanimbar”. Beber Rahanwarat.

Mendengar kisah kepemimpinan Fatlolon, begitu banyak kisah yang mencerai bahkan menghina sosok Fatlolon sang pemaaf.  Kesadaran sebagai generasi berbudaya, Fatlolon menganggap diri hanya manusia biasa, sehingga berbagai kekurangannya tidak berniat membalas, karena bagi Fatlolon, cara-cara seperti ini bukan menjadi contoh yang baik bagi kehidupan putra-putri Bumi Duan Lolat.

Tak saja itu, Rahanwarat yang telah banyak mengetahui sepak terjang sosok Fatlolon, menilai berbagai isu yang dikembangkan untuk menciderai Fatlolon harusnya pada fakta bukan opini. Terhadap itu, Rahanwarat mendukung penuh aparat penegak hukum dalam upaya menindalanjuti berbagai persoalan di Tanimbar.

“Pak Fatlolon juga telah menyampaikan secara resmi untuk terus mendukung aparat penegak hukum untuk menindak tegas para pelaku bila terbukti bersalah. Ini merupakan bagian dari bentuk pembelajaran hukum bagi setiap warga negara, termasuk bagi putra-putri Bumi Duan Lolat,” harap aktivis Tanimbar itu.

Ia menyebutkan, proses kedepan jelang tahun politik, Fatlolon sebagai incumben pasti tahu apa yang terbaik untuk Tanimbar. Seperti slogannya Tunggu Beta Bale, merupakan perwujudan totalitas pemberian diri untuk terus membangun Tanimbar lebih baik lagi.(S-26)