AMBON, Siwalimanews – PT Perikanan Nusantara Expor (Decapterus Macrosoma) perdana atau ikan layang Biru sebanyak 25 ton senilai  USD 33,250 atau Rp 458.750.000, ke Kolombo, Srilanka.

25 ton ikan di kirim ke Kolombo me­rupakan negara baru yang meng­konsumsi ikan layang biru dari Maluku.

Gubernur Maluku Murad Ismail yang diwakili oleh Sekretaris Daerah Maluku, Kasrul Selang dengan res­mi membuka ekspor perdana Ikan layang Biru, yang dipusatkan di Pelabuhan Yos Sudarso Ambon, Senin (16/3).

Gubernur dalam sambutannya yang dibacakan oleh sekda menga­ta­kan, Pemerintah Provinsi Maluku sangat berterima kasih kepada PT Perikanan Nusantara, Bea cukai bahkan nelayan yang telah  bekerja sama sehingga ekspor perdana da­pat terlaksana.

Ia menegaskan, dalam kegiatan ekspor perlu diperhatikan tiga hal  yakni, kualitas, kuantitas dan keber­lanjutan.

Baca Juga: Warga Borong Masker dan Antiseptik

Di dalam ekspor ini, ada tim yang dibentuk oleh Provinsi Maluku yaitu, tim percepatan ekspor. Tim ini berfungsi untuk mengatasi kendala pada saat ekspor.

Menurutnya, pada triwulan per­tama ekspor yang dilakukan sangat signifikan dan mencapai 14 juta lebih.

Sementara itu, General Manager PT.Perikanan Nusantara, Minto Yu­wono dalam sambutannya mengata­kan, perusahaan yang dipimpinya adalah BUMN yang bergerak dibi­dang perikanan yang cukup besar di Provinsi Maluku.

“Saat ini kami memiliki fasilitas kapal tangkap 12 buah kapasitas 20 GT, kapal penampung kapasitas 150 GT, Docking Yard 2 slip way, unit pengelolaan ikan, air flat Freezer kapasitas 26 ton, cold stronge kapa­sitas 275 ton, pabrik es kapasitas 10 ton, dan memiliki 10 karyawan tetap dan 22 karyawan kontrak, tandas Minto Yuwono,” katanya.

Ditambahkan, untuk menunjang perekonomian khususnya di Pro­vinsi Maluku, pihaknya telah me­nyiapkan rencana bisnis untuk tahun 2020 diantaranya,  menambah sarana dan prasana produksi  beru­pa, armada kapal sebanyak 22unit, target pendapatan Rp 79 miliar dan laba kotor Rp 15 miliar. Sedangkan untuk target produksi 350 ton/bulan.

Ia berharap, dalam kegiatan eks­por ini dapat bermanfaat bagi pe­ningkatan status HACCP (Hazzard Analysis Critical Control Point) yang sebelumnya B bisa di upgrate menjadi A sehingga, dapat memiliki ruang ekspor ke negara–negara lainnya di Amerika dan Eropa dengan lebih baik,”jelasnya.(Mg-5)