AMBON, Siwalimanews – Warga menyesali proyek pembangunan drainase asal bapa senang (ABS) ala anggota DPRD Kota Ambon Julius Joel Toisuta yang dibangun diperbatasan RT01 dan RT 03 RW03, Skip, Batu Meja.

Proyek pembangunan ini telah selesai dikerjakan namun itu yang membuat warga takut dan khawatir ketika hujan tiba. Sudah dipastikan kalau drainase ini akan rusak dihan­tam derasnya air hujan dan pasti terjadi longsor.

Pantauan Siwalima, proyek pem­bangunan drainase ini diperkirahkan panjang 15 meter dan tinggi 1,6 meter tersebut dibangun asal-asalan.

Kuat dugaan, proyek ini dibagun terburu-buru tanpa perencanaan. Selain itu juga tidak memiliki papan proyek. Yang lebih aneh lagi, pe­ngecoran dinding saluran air tanpa menyusun batu.

Dasar drainase pun dibangun tanpa cover. Sementara pengecoran dinding tanpa menyusun batu alias diprester langsung ke badan tanah.

Baca Juga: Saniri Diduga Hambat Penetapan Matarumah Parentah

Padahal anggaran aspirasi ini sendiri diduga hampir mencapai Rp200 juta yang bersumber dari APBD Kota Ambon.

Salah satu warga RT01/003 kepada Siwalima mengaku kalau selama proses pembangunan drainase, tidak ada papan proyek.

“Kita tahu ini proyek dainase dari anggota DPRD Julius Joel Toisuta, tapi seng ada papan proyek, jadi kita seng tahu dia pung anggaran berapa,” kesal warga Skip yang namanya enggan dikorankan kepada Siwalima di lokasi pembangunan drainase, Minggu (15/1).

Ia mengaku kalau drainase ini tidak kuat alias dibangun asal bapa senang saja, karena mereka tidak buat cover didasar, sementara didin­ding tanah itu, hanya diprester tanpa susun batu.

“Proyek apa ini, kami masyarakat tidak sebodoh, bagaimana mau kuat, kalau mereka prester dinding drai­nase lapis tanah, tidak dibersihkan dulu, permukaan dinding drainase pun tidak ratah, batu karang pun dong hantam saja,” terangnya.

Tidak sampai disitu, dari panjang 15 meter drainase ini pun hanya ada dua lubang resapan dari pipa plastik bekas. “Liat sendiri jua bung. Ini yang bilang proyek untuk kasih senang rakyat tapi kalau hujan kuat, ini semua hancur. Katong tunggu hujan lebat, kata ini tabongkar ka seng,” ungkapnya dengan dialeg Ambon yang kental.

Warga juga mengaku sudah pernah mengeluhkan pengerjaan proyek ABS ini kepada sang dewan namun dia mengaku kalau warga tidak paham soal konstruksi.

“Katong ini su pernah tanya, kenapa bangun drainase seperti ini karena tidak kuat, tapi anggota dewan bilang katong tau apa soal proyek. Jadi katong diam saja padahal ini menyalahi aturan dan tidak sesuai bestek,” ulangnya.

Untuk itu dirinya meminta kepada pemerintah untuk tidak menyeluar­kan anggaran hanya untuk mem­bangun proyek yang di kemudian hari justru merugikan masyarakat itu sendiri. “Kami butuh drainase tetapi tolong dibangun dengan benar, jangan anggaranya besar tapi hasilnya seperti ini, kami harap pemerintah melihat masalah ini,” pintahnya. (S-09)