Polisi Selidiki Penyebar Hoax Tutup Pasar Mardika
AMBON, Siwalimanews – Polda Maluku saat ini intens menyelidiki penyebar berita bohong (hoax) penutupan Pasar Mardika. Informasi tutup pasar selama tiga hari yang disebarkan oleh pihak-pihak tidak bertanggungjawab itu kini diselidiki secara serius.
Kabid Humas Polda Maluku, Kombes Roem Ohoirat yang ditemui di ruang kerjanya Kamis (26/3) mengaku, penyebar berita hoax penutupan Pasar Mardika itu sangat meresahkan warga.
Bahkan warga tidak segan-segan melakukan transaksi di pasar-pasar tradisional maupun modern karena takut pasar tutup sebagai akibat mewabahnya Covid-19.
“Penyebar berita hoax tutup pasar itu sangat meresahkan. Polisi sekarang sementara selidiki penyebar berita tersebut. Jadi intinya kita serius dan sementara tindaklanjuti,”
Tangkap Pelaku
Baca Juga: Jaksa Banding Korupsi Kades LetwurungSeperti diberitakan sebelumnya, entah dari mana sumber informasi itu, namun warga Kota Ambon berbondong-bondong mendatangi swalayan, toko dan pasar untuk memborong barang-barang kebutuhan pokok, Selasa (24/3) karena beredar kabar Pasar Mardika dan sejumlah pasar lainnya akan ditutup.
Penutupan akan dilakukan selama beberapa hari untuk penyemprotan disinfektan untuk mencegah penyebaran virus corona. Menyikapi informasi itu, Sekretaris Disperindag Kota Ambon, Janes Aponno membantahnya. Ia menegaskan, informasi penutupan pasar hoax.
Dihubungi Siwalima melalui telepon selulernya Selasa (24/3), Aponno menegaskan, pihaknya tidak mendapatkan surat resmi dari pihak terkait yang menyatakan akan menyemprotkan cairan disinfektan di Pasar Mardika dan pasar lainnya.
“Dinas Perindag tidak ada menerima surat dalam bentuk pemberitahuan atau pun surat resmi belum ada terkait kegiatan penyemprotan cairan desinfektan di pasar,” tuturnya.
Aponno mengatakan, kalau ada kegiatan penyemprotan disinfektan pasti Pemkot Ambon diberitahukan. Namun tidak ada pemberitahuan untuk itu.
“Sampai tadi selesai kepala dinas adakan pertemuan dengan pak wali kota belum ada aba-aba atau informasi untuk kegiatan di pasar khususnya di Pasar Mardika dihentikan sementara, belum ada,” jelasnya.
Aponno mengaku, informasi soal penutupan pasar didengar dari Kepala UPTD Pasar Mardika, Petsky Maruanaya.
“Tadi siang, jam 11 Kepala UPTD Pasar Mardika telepon kita juga di kantor katanya pasar mau ditutup, saya bilang tidak ada kegiatan untuk tutup pasar, sebab pasar itu pertemuan antara penjual dan pembeli. Jadi kalau pasar tutup bisa saja jadi masalah besar bagi kota,” ungkapnya.
Tangkap Pelaku
Wakil Ketua Fraksi Gerindra DPRD Maluku, Hatta Hehanussa meminta pihak kepolisian menangkap pelaku penyebar hoax penutupan pasar di Ambon.
“Beta sangat berharap bapak Kapolda Maluku beserta seluruh jajaran kepolisian di untuk menindak pelaku hoax, karena telah meresahkan masyarakat,” tegas Wakil Ketua Fraksi Gerindra DPRD Maluku, Hatta Hehanussa kepada Siwalima, Rabu (25/3).
Polda Maluku dengan teknologi di bidang IT yang dimiliki harus secepatnya mencari dan menemukan pelaku penyebaran berita bohong itu.
“Masyarakat yang saat ini sudah dibatasi aktivitas di luar rumah sudah sangat baik, tetapi rasa takut dan was-was ini karena beredarnya berita-berita hoax ini,” ujarnya.
Hehanussa mengatakan, penyebaran berita bohong melalui whatsapp ataupun facebook sangat banyak dan langsung dikonsumsi oleh masyarakat.
“Akibat dari berita bohong membuat masyarakat stres dan panik. Bagi masyarakat jangan iseng-iseng untuk memposting berita-berita bohong seperti itu, masyarakat sudah cukup lelah dengan keberadaan covid-19 ini jangan ditambah beban mereka lagi,” tuturnya.
Kepala Dinas Kominfo Maluku, Semuel Huwae juga meminta aparat kepolisian untuk menangkap pelaku penyebaran berita hoax penutupan pasar Mardika.
“Kita dorong agar penyebar berita pasar akan ditutup juga diproses hukum agar menjadi pelajaran bagi yang lain untuk tidak menyebarkan berita hoax atau bohong kepada masyarakat,” tandas Huwae kepada wartawan di Kantor Gubernur, Rabu (25/3).
Huwae menambahkan, Dinas Kominfo selama ini turut mengawasi berita-berita hoax di media sosial. “Kita pantau terus perkembangan termasuk wartawan yang menggunakan media sosial, karena pemerintah tidak ingin masyarakat menjadi khawatir dengan berita-berita yang tidak benar,” tandasnya. (S-32)
Tinggalkan Balasan