AMBON, Siwalimanews – PLN terus melakukan percepatan transformasi kelistrikan di Provinsi Maluku, salah satunya melalui pembangunan saluran udara tegangan tinggi (SUTT) 70 kilo volt di Pulau Buru.

Sejauh ini sudah ada 22 tower berdiri dari rencana 234 tower SUTT di pulau terbesar kedua di Maluku tersebut. Dengan investasi sebesar Rp184 miliar, proyek tol listrik ini akan membuat sistem kelistrikan di Kabupaten Buru dan Kabupaten Buru Selatan semakin handal dan ekonomis.

General Manager PLN Unit Induk Pembangunan (UIP) Maluku Papua, Reisal Rimtahi Hasoloan menjelaskan, jaringan SUTT yang membentang dari sisi utara ke selatan Pulau Buru ini memiliki panjang jaringan transmisi 180,9 kilo meter sirkuit (kms).

“Proses konstruksi SUTT dari Kecamatan Namlea ke Namrole ini kami mulai sejak tahun lalu, sejauh ini progresnya mencapai 29%. Hingga minggu kedua Maret ini sudah ada 61 titik tower yang selesai pondasinya,” papar Reisal.

 

Baca Juga: Kakanwil Kemenkumham Sambangi Kajati Maluku

Menurutnya, sistem tenaga listrik pada umumnya terbangun dari tiga fungsi utama, pertama pembangkit, kedua transmisi yang berupa SUTT dan gardu induk (GI), dan ketiga distribusi.

“Yang sedang kami upayakan percepatan pembangunannya di Pulau Buru adalah fungsi pertama dan kedua. Diantaranya adalah PLTMG Namlea, SUTT Namrole-Namlea, GI Namlea dan GI Namrole,” urai Reisal.

Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Namlea yang  berkapasitas 10 mega watt saat ini progresnya 43%, sementara GI Namlea 30 mega volt ampere dan GI Namrole 20 mega volt ampere masing-masing progresnya mencapai sekitar 80% dan 24%.

Saat ini GI Namlea tengah melaksanakan uji grounding, dan akan dilanjutkan dengan tahap uji peralatan utama. Secara umum, GI berfungsi untuk menurunkan tegangan listrik, sehingga ideal untuk didistribusikan ke pelanggan.

“Transformasi kelistrikan di Pulau Buru ini begitu penting, karena ketika PLTMG Namlea beroperasi, kami tidak bisa mengandalkan jaringan tegangan rendah untuk mendistribusikan listrik hingga ke bagian selatan pulau, lantaran akan mengalami susut secara signifikan. Selain itu, dengan adanya SUTT ini, resiko gangguan jaringan juga berkurang sehingga listrik tidak mudah padam,” tutur Reisal.

Direktur Mega Project dan Energi Baru Terbarukan PLN, Wiluyo Kusdwiharto, menambahkan, peningkatan keandalan listrik Indonesia timur dibarengi dengan tujuan untuk menumbuhkan tingkat perekonomian daerah.

“PLN memprioritaskan listrik di Indonesia timur untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Beroperasinya sistem kelistrikan tegangan tinggi sejak 2015 di Papua dan Maluku menandai kebangkitan semangat energi berkeadilan di daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T),” ujar Wiluyo.

Tahun ini PLN menetapkan target penambahan kapasitas pembangkit sebesar 46 mega watt, SUTT sepanjang 520 kms, dan gardu induk sebesar 140 mega volt ampere di Papua, Maluku, dan Maluku Utara.

 

Dengan demikian PLN dapat terus mempertahankan trend positif peningkatan keandalan infrastruktur kelistrikan di Indonesia bagian timur.

Sistem kelistrikan di Pulau Buru saat ini memiliki tiga sistem yaitu Sistem Namlea, Sistem Mako dan Sistem Namrole dengan total beban puncak sebesar 9,46 mega watt dengan daya mampu 11,42 mega watt.

Sementara itu pelanggan PLN di Kabupaten Buru dan Kabupaten Buru Selatan kian meningkat dengan jumlah pelanggan saat ini sebanyak 48.544 yang terdiri dari pelanggan rumah tangga, pemerintahan hingga bisnis dan industri.

“Dengan adanya sistem kelistrikan tegangan tinggi yang saat ini tengah dibangun, maka daya mampu di dua kabupaten tersebut akan mencapai 21,42 mega watt,” cetusnya.

Komitmen PLN dalam melistriki Indonesia timur khususnya di Maluku, terus dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hingga saat ini, telah terbangun pembangkit dan infrastruktur kelistrikan seperti PLTMG Ambon Peaker 30 MW, PLTMG Seram Peaker 20 MW, PLTMG Langgur 20 MW, SUTT 70 kV Waai-Passo-Sirimau, SUTT 150 kV GIS Passo-GI Hative Besar, SUTT 150 kV GI PLTMG Ambon Peaker-GIS Passo, SUTT 150 kV GIS Passo-GI Sirimau, GI 150 kV Sirimau, GI 150 kV Hative Besar, GI 150 kV PLTMG Ambon Peaker, GI 70 kV Passo, GI 70 kV Sirimau dan Gas Insulated Switchgear (GIS) 150 kV Passo.

Melihat adanya peningkatan tersebut, Asisten II Setda Kabupaten Buru Abas Pelu mengaku, dengan adanya proyek kelistrikan ini, PLN telah mendukung pengembangan potensi yang ada di Pulau Buru, khususnya di Kabupaten Buru.

“Kabupaten Buru identik dengan tempat pariwisata seperti yang terkenal dengan Pantai Jikumerasa. Selain itu, banyak sekali potensi alam lainnya di sini, seperti emas dan uranium diberbagai titik di Pulau Buru, sehingga kelak akan membutuhkan kelistrikan yang andal dalam rangka pengembangan potensi alam tersebut,” ujar Abas. (S-21)