AMBON, Siwalimanews – Anggota Komisi II DPRD Provinsi Maluku Halimun Saulatu, mendesak Pertamina untuk mengawasi secara ketat tingkah laku agen penyalur BBM subsidi terutama minyak tanah di lapangan.

Pasalnya, beberapa waktu lalu, pihaknya melakukan sidak terhadap pengecer minyak tanah di Maluku Tengah, ternyata ditemukan adanya permainan nakal dari agen, dengan mengambil uang dari pengencer, namun minyak tanah tak kunjung datang.

“Ini kan perbuatan nakal dari para agen hampir semua di Maluku, coba bayangkan ada yang hampir dua bulan baru minyak datang, sedangkan pengecer sudah setor uang,” ungkap Halimun kepada wartawan di Baileo Rakyat Karang Panjang, Jumat (14/10).

Tugas Pertamina kata Halimun, memang bersifat mengatur distribusi minyak tanah kepada agen, tetapi pengawasan yang ketat juga harus dilakukan, sebab kalau tidak, maka akan terjadi penimbunan dikalangan agen yang menyebabkan kelangkaan minyak tanah.

“Kalau satu pengecer minyak tanah setor Rp10 juta saja kepada agen dikalikan dengan 10 pengecer sudah seratus juta dan didepositokan ke bank, ini kan memperkaya agen, sementara masyarakat yang membutuhkan minyak kesusahan,” kesal Halimun.

Baca Juga: Munaswir Sayangkan Sepak Bola tak Masuk Popmal

Menurutnya, persoalan kelangkaan minyak tanah yang terjadi belakangan ini disebabkan pengawasan yang lemah dari Pertamina, yang mengakibatkan agen berani bermain di lapangan dan sulit untuk ditindak.

Pertamina seharusnya bersinergi dengan aparat kepolisian untuk melakukan penindakan terhadap agen-agen yang nakal, bukan sebaliknya membiarkan praktek-praktek menguntungkan diri tetap terjadi ditengah kuota BBM yang diperkirakan tidak akan mencukupi hingga penghujung tahun 2022 ini.

“Saya berharap, ada ketegasan dari Pertamina terhadap agen yang nakal, sehingga kuota BBM yang tersisa ini dapat digunakan secara optimal bagi masyarakat Maluku.(S-20)