Laut Maluku terkenal dengan hasilnya yang melimpah. Tak heran nelayan baik asing maupun dalam negeri selalu mengincar laut Maluku. Potensi laut Maluku yang kaya akan sumber daya itu menjadikan kapal-kapal nelayan yang datang dari luar terdorong untuk mengambil hasil laut dengan cara-cara yang ilegal.“Baru-baru ini di kepulauan Teon, Nila dan Serua (TNS), marak terjadi pengeboman ikan. Pulau Serua misalnya, banyak nelayan asal Sulawesi Selatan mengincar pulau tersebut lantaran lautnya menghasilkan banyak ikan “Lalosi” ekor kuning.
Mirisnya penangkapan kerap menggunakan bahan peledak atau bom. Akibat dari penggunaan bahan peledak itu, tak hanya ikan kecil yang ikut mati, melainkan terumbu karang menjadi rusak.
Ulah kapal-kapal luar ini mendorong masyarakat di Pulau Serua meminta bantuan TNI-AL untuk menindak aksi kapal-kapal tersebut. Sekedar diketahui, Pulau TNS tidak berpenghuni. Masyarakat di pulau ini pemerintah telah eksodus ke Pulau Seram. Warga yang mendiami pulau tersebut hanya beberapa orang saja.“Kedatangan kapal-kapal luar ke peraiaran Pulau Serua juga mengancam keselamatan warga yang memilih tinggal menjaga pulau itu. Para nelayar luar sering mengancam warga untuk dibunuh, jika ketahuan aktivitas mereka di perairan Serua diusik.“Tak segan-segan awak kapal bahkan turun ke darat mengancam warga kalau aksi pengeboman ikan yang mereka lakukan diusik warga. Kegiatan ilegal kapal-kapal luar ini akhirnya tercium pihak TNI-AL.
Reaksi cepat TNI-AL melalui KRI Malahayati 362 akhirnya mampu menangkap KM Nadia Jaya 01, kapal pengeboman ikan di Pulau Serua pada 27 April yang lalu. Kapal berbendera Indonesia asal Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan itu kerap melakukan aktivitas penangkapan ikan dengan bahan peledak.“Aksinya sangat meresahkan, sebab hampir hasil laut berupa ikan, baik kecil maupun besar dan terumbu karang di seputar Pulau Serua kini menjadi rusak. Penangkapan kapal tersebut berdasarkan informasi yang disampaikan Danrem 151/Binaiya, Brigjen TNI Arnold Ritiauw.“Ritiauw yang adalah putra asli Pulau Serua menyampaikan informasi tersebut kepada Danlantamal IX Ambon, Laksamana Pertama TNI Joko Ekowiyono kalau di Pulau Serua terdapat kapal penangkap ikan dengan menggunakan bahan peledak.
“Menurut Danlantamal IX Ambon, penangkapan ini dilakukan pada saat KRI Malahayati 362 melaksanakan operasi Laga Jaya-21 di bawah kendali Gugus Tempur Laut (Guspurla) Koarmada III.“Penangkapan ini juga dilakukan atas perintah Panglima Koarmada III. Perwira tinggi dengan satu bintang di pundaknya itu menjelaskan, ketika tiba di Pulau Serua pada 27 April sekitar pukul 10.00 WIT, KRI Malahayati berpapasan dengan KM. Nadia Jaya 01.“Dalam jarak sekitar 5 km, kapal motor berukuran 25 GT itu langsung balik arah ke timur pulau untuk bersembunyi.“Pasukan KRI kemudian mendekati sebuah kampung di sekitar dan mengumpulkan informasi tambahan. Dari informasi warga, awak KRI Malahayati langsung memburu KM Nadia jaya 01 dan langsung menangkapnya.
“Dari hasil penangkapan terhadap KM Nadia Jaya 01 tersebut, ditemukan bahan peledak berbahan urea yang dimasukan dalam 48 botol kaca bir bintang, 17 jerigen, dan 10 botol plastik, serta ratusan detonator rakitan dari kembang api sebagai pemicu bahan peledak.“Sementara temuan hasil penangkapan ikan di dalam kapal terdapat 1 ton ikan Lalosi ekor kuning. Saat ini, KM Nadia 01 bersama awak kapal dan isinya digiring ke Dermaga Martadinata Lanal Tual guna kepentingan proses hukum.“Kita berharap TNI-AL intens melakukan patroli ke Kepulauan Maluku, sebab wilayah penghasil rempah-rempah ini kaya akan sumber daya lautnya. Semoga. (**)