Pengajar bahasa Indonesia bagi penutur asing (BIPA) adalah orang-orang yang berkompeten dalam bidang bahasa dan pedagogi. Tidak hanya itu, pengajar BIPA juga harus memiliki kompetensi lintas budaya, wawasan keindonesiaan, sosial, bahkan kepribadian (SEAMEO QITEP in Language, 2022). Kompetensi-kompetensi tersebut secara tidak langsung menyejajarkan pengajar BIPA dengan seorang diplomat negara yang sama-sama bekerja di dalam ranah hubungan luar negeri.

Seorang diplomat memiliki berbagai tugas dan tanggung jawab yang berhubungan dengan hubungan luar negeri dan/atau orang asing. Peraturan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2019 menerangkan bahwa diplomasi adalah kegiatan yang meliputi mewakili (representing), bernegosiasi (negotiating), melindungi (protecting), mempromosikan (promoting), melaporkan (reporting), dan mengelola (managing). Singkatnya, seorang diplomat bertugas untuk mewakili, mempromosikan, memper­juangkan, dan melindungi kepentingan negara dan pemerintah Republik Indonesia dalam hubungan dengan negara asing dan/atau organisasi internasional di dalam dan di luar negeri.

Seorang pengajar BIPA juga memiliki tugas yang sejalan dengan beberapa fungsi diplomasi. Pengajar BIPA memperjuangkan dan melindungi kepentingan negara untuk menginternasionalkan bahasa Indonesia lewat pengajaran BIPA di Indonesia ataupun di luar negeri. Pengajar BIPA juga harus memiliki pengetahuan kebahasaan dan kesastraan serta wawasan keindonesiaan sehingga dapat mewakili dan mempromosikan Indonesia di ruang kelas. Pengajar BIPA dapat berperan sebagai diplomat dengan membagikan pengalaman sebagai seorang warga Indonesia dan membantu pemelajar BIPA untuk memahami budaya Indonesia dengan lebih baik. Pengajar BIPA juga memainkan peran penting dalam meningkatkan pemahaman budaya dan komunikasi penutur asing. Pengajar BIPA tidak hanya membantu penutur asing mempelajari bahasa Indonesia saja, tetapi juga budaya dan adat istiadat masyarakat Indonesia. Hal ini tentunya dapat membantu meruntuhkan hambatan dan membangun jembatan perbedaan budaya antara penutur asing dan penutur jati bahasa Indonesia.

Secara spesifik, seorang pengajar BIPA dapat mempromosikan pertukaran budaya, mengajarkan perbedaan budaya, dan membangun hubungan antara pemelajar BIPA dan penutur jati bahasa Indonesia yang lain lewat pengajaran BIPA. Untuk mempromosikan pertukaran budaya, pengajar BIPA, terutama yang berada di luar negeri, dapat mendorong pemelajar BIPA untuk berpartisipasi dalam program pertukaran siswa/mahasiswa dan melakukan perjalanan ke Indonesia. Hal ini dapat membantu pemelajar BIPA di luar negeri untuk belajar lebih banyak tentang bahasa dan budaya Indonesia dan mendapat pengalaman secara langsung.

Selanjutnya, mengajarkan perbedaan budaya melalui BIPA merupakan cara yang ampuh untuk membantu orang asing memahami dan menghargai budaya Indonesia sebagai identitas dan jati diri bangsa. Hal ini juga dapat membantu mengurangi prasangka dan diskriminasi serta mempererat hubungan luar negeri. Perbedaan budaya dapat diajarkan lewat ungkapan-ungkapan dalam bahasa Indonesia yang digunakan untuk mengekspresikan nilai-nilai budaya, kepercayaan, dan tradisi masyarakat Indonesia. Pengajar BIPA juga dapat memuat materi pengajaran BIPA yang autentik dan menyertakan interaksi langsung dengan penutur jati bahasa Indonesia. Aktivitas lain dalam kelas BIPA, seperti melakukan penelitian sederhana terkait sapaan, kesopanan, dan humor, membuat presentasi atau video tentang bahasa gaul, peribahasa, dan idiom, bermain peran, dan mengundang penutur jati ke dalam kelas juga meningkatkan keterampilan komunikasi pemelajar BIPA dengan lebih efektif.

Baca Juga: Resonansi dan Relevansi Kebijakan Perikanan

Selain itu, pengajar BIPA dapat membangun hubungan antara penutur asing dan orang Indonesia dengan menghadiri acara budaya di dalam atau luar negeri dan berpartisipasi dalam komunitas daring. Hal ini dapat membantu meningkatkan pemahaman dan komunikasi budaya. Dengan mendorong pemelajar BIPA membangun hubungan dengan orang Indonesia, secara tidak langsung pengajar BIPA dapat meningkatkan pemahaman dan apresiasi penutur asing terhadap budaya Indonesia. Terjalinnya hubungan baik juga akan meningkatkan komunikasi dan kolaborasi antarbangsa atau antarnegara dan berujung pada manfaat baik dalam lingkungan pribadi atau profesional. Dalam jangka panjang, membangun hubungan penutur asing dengan orang Indonesia akan meningkatkan peluang ekonomi bagi negara, meningkatkan kerja sama dalam masalah keamanan, dan membantu menciptakan dunia yang lebih damai dan toleran.

Manfaat-manfaat baik yang dipetik dari pengajaran BIPA tentunya berawal dari pengajar BIPA di ruang kelas. Kedirian, pengetahuan, dan kemampuan seorang pengajar BIPA menjadi representasi bangsa Indonesia bagi orang asing. Pengajar BIPA merupakan diplomat negara yang menjadi perwakilan dan mempromosikan Indonesia serta memperjuangkan kepentingan Indonesia dalam konteks pendidikan bahasa. Ruang diplomasi seorang pengajar BIPA mungkin terbatas di ruang kelas saja, tetapi dampak positif yang dibaktikan akan mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.Oleh: Eka Julianty Saimima, S.S. (*)